Anton Permana Menang Telak Atas Pesilat Jabar

Minggu, 25 September 2016 – 19:13 WIB
Ilustrasi. foto: dok. JPNN

jpnn.com - BANDUNG — Pundi-pundi medali emas kontingen Sumatera Barat di PON XIX/2016, Jabar kembali bertambah. Medali itu dipersembahkan pesilat andalan mereka, Anton Permana yang turun di partai final kelas laga H putra.

Torehan emas itu menjadi medali emas ke-6 untuk kontingen Tuah Sakato pada ajang empat tahunan itu.

BACA JUGA: Usai Ikut Menghabisi Chelsea, Ozil Bikin Seorang Fans Menangis Terharu

Raihan emas yang diraih pesilat andalan Sumbar tersebut dipastikan setelah Anton berhasil unggul telak dengan skor 5-0 dari pesilat tuan rumah, Jabar, Eko Budiono dengan skor 5-0  di Graha Satria Laga ITB Jatinangor, Bandung, Sabtu (24/9).

Sayangnya, raihan emas Anton tidak bisa diikuti oleh dua pesilat Sumbar lain, yaitu Sharipal Efendi yang turun di kelas laga B putra harus puas dengan raihan perak, setelah kalah dengan skor 0-5 dari pesilat DKI Jakarta, Alwi Elsanto di partai final.

BACA JUGA: Oh No! Guardiola Beri Kabar Buruk buat Fans City

Cory Mitha Kurnia yang turun di kelas laga A putri juga harus puas dengan raihan medali perak setelah pada final harus mengakui keunggulan pesilat Jateng dengan skor tipis 2-3. 

Kekalahan Cory dari pesilat Jateng ini membuat kontingen Sumbar meradang. Hasilnya, Plt Ketua KONI Sumbar, Syaiful yang menyaksikan langsung pertandingan final melakukan protes terhadap pelaksananya. Sumbar merasa dicurangi juri yang memenangkan pesilat Jateng. Padahal, sepanjang pertandingan Cory dianggap tampil dominan.

BACA JUGA: Pemain Australia Ini Langsung Ujicoba di Ciamis dan Sumedang

“Kami melakukan protes karena keputusan wasit tidak sesuai dengan apa yang ditampilkan pesilat di arena,” sebut Syaful setelah mendatangi meja panitia untuk melakukan protes atas hasil pertandingan.

Merasa dicurangi juga dirasakan pelatih silat Sumbar, Zalmi yang melihat, meski Cory sempat dijatuhkan lawannya di penghujung pertandingan. Namun, saat pesilatnya dijatuhkan, waktu pertandingan sudah berakhir, sehingga poin tersebut seharusnya tidak dihtiung.

“Tapi, diakhir pertandingan semua juri dipanggil ketua pertandingan, sehingga tetap memberikan angka terhadap pesilat Jateng. Padahal babak sebelumnya Cory menang mutlak,” sebut Zalmi seperti diberitakan Padang Ekspress (Jawa Pos Group) hari ini (25/9).

Kontingen Sumbar semakin meradang begitu mengetahui Ketua Pertandingan yang memimpin laga final merupakan orang Jateng. “Ketua pertandingannya orang Jateng. Kami akui kecolongan, karena baru tahu belakangan,” lanjtu Zalmi.

Dengan protes yang dilakukan kontingen Sumbar tersebut, keputusan baru akan diumumkan pagi ini. Menurut Zalmi, ada dua kemungkinan yang akan diambil, juara bersama atau melakukan tanding ulang babak terakhir.

“Kami baru akan tahu hasilnya besok pagi (hari ini, red),” jelasnya.

Sementara terkait kekalahan Sharipal Efendi  dari pesilat DKI Jakarta, Alwi Elsanto, Zalmi menyebut, pesilat andalannya tersebut memang tidak bisa tampil maksimal karena di awal pertandingan mengalami cedera. Setelah pertandingan Sharipal bahkan harus dilarikan ke rumah sakit, karena kemungkinan tangannya patah. 

“Dia (Sariphal) dilarikan ke rumah sakit Halmahera,” katanya.

Dengan sudah dimainkannya tiga final kemarin, hari ini (25/9) pencak silat menyisakan satu atletnya lagi di partai final, yaitu kelas laga B putri atas nama Suci Wulandari yang akan ditantang pesilat tuan rumah, Jabar.

 “Menghadapi tuan rumah selalu berat. Kalau tidak menang mutlak, keputusan bisa dimainkan. Mudah-mudahan Suci bisa tampil maksimal,” harap Zalmi. (y/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Belum Tertandingi, Agus Sabet Emas dengan Kaki Lecet


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler