Antrean kendaraan yang paling panjang kemarin terlihat di SPBU Hasanuddin. Ribuan kendaraan roda dua maupun roda empat antri berjejer hingga mencapai satu kilometer lebih mulai dari arah Jalan Budi Utomo, tepatnya di depan Fajar Baru hingga lokasi SPBU. Dari arah berlawanan juga banyak, mulai di depan Pasar Sentral hingga melewati lokasi penjualan pakaian cakar bongkar.
Staf Administrasi SPBU Hasanuddin, Suharni saat ditemui mengatakan pasokan dari Pertamina Jobber Timika sebenarnya tidak mengalami penurunan, yakni 24 kiloliter dalam sehari.
Kondisi antrian kendaraan yang sama juga terjadi di SPBU Nawaripi, namun tidak sebanyak antrian kendaraan di SPBU Hasanuddin. Hanya yang terlihat berbeda adalah di SPBU Nawaripi melayani pembelian BBM dengan menggunakan jerigen khusus untuk premium campur.
BBM yang dipasok oleh Pertamina tidak bertahan lama. Sekitar pukul 13.30 WIT, BBM sudah habis terjual, sementara masih banyak kendaraan yang antri baik roda dua maupun roda empat termasuk jerigen.
Bobi, salah seorang pengendara motor yang berprofesi sebagai tukang ojek yang ikut antri mengatakan dalam kondisi seperti ini, ia kekurangan penghasilan, lantaran waktu terbuang hanya untuk antri membeli BBM selama berjam-jam. Bobi sendiri mulai antri sejak pagi sebelum pasokan BBM masuk ke SPBU.
Dikatakan Bobi, saat BBM mudah dibeli, dia bisa meraup penghasilan Rp 100 ribu lebih dalam sehari. Tapi saat BBM langka seperti sekarang, dia hanya bisa memperoleh Rp 50 ribu.
Menyikapi kelangkaan BBM di Timika, Wakil Bupati Mimika, Abdul Muis mengatakan dirinya akan memanggil Pertamina untuk menjelaskan penyebab terjadinya kelangkaan BBM. Sebab, pasokan BBM ke SPBU dikatakan normal, tapi kenyataannya kendaraan yang antri membludak.
"Kita harus cari tahu penyebab kelangkaan BBM yang membuat antrean panjang di SPBU," kata Abdul Muis seperti yang dilansir Radar Timika, Selasa (4/12). (sun/sms)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sumur Beracun Nyaris Makan Korban
Redaktur : Tim Redaksi