Antusiasme Masyarakat Sambut Jokowi tak seperti Pilpres 2014

Kamis, 21 Maret 2019 – 07:48 WIB
Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana menghadiri acara Gebyar Bakso Merah Putih di Bekasi. Foto: Oji/Humas

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti senior Pusat Penelitian Politik LIPI, Siti Zuhro menilai ada perbedaan sambutan masyarakat pada sosok Jokowi pada pilpres 2019 dengan 2014.

Perbedaan itu menurut profesor riset ilmu politik ini, salah satunya dirasakan pada nuansa antusiasme masyarakat terhadap mantan wali kota Solo tersebut. Dia masih ingat bagaimana sosok Jokowi begitu disambut antusias oleh rakyat hampir semua kalangan jelang Pilpres 2014.

BACA JUGA: Batin Ferdinand Mengatakan, Jusuf Kalla Mendukung Prabowo - Sandi

"Nuansa ketika 2014, antusiasme, semangat gitu ya, semua elemen bangsa menanggapi Pak Jokowi itu, nyaris utuh. Seniman, intelektualnya, musisinya, semua luar biasa, dan itu yang tidak ada lagi di 2019," ucap Siti ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta pada Rabu (20/3).

BACA JUGA: BPN Prabowo – Sandi Ungkap Hasil Survei Internal, Angkanya Mana Bro?

BACA JUGA: Jurus Abah Perkuat Kemenangan Jokowi di Bengkulu

Perempuan kelahiran Blitar, 7 November 1958 itu juga menyinggung bagaimana kehadiran Jokowi memberikan efek begitu besar bagi masyarakat, termasuk partai politik pendukungnya.

"Dulu kala ada yang namanya Jokowi effect, itu sudah sejak bulan November 2013 sudah ada. Saat bersamaan, kita mendengarkan bagaimana dia ini diidentikan sebagai Satrio Paningit. Nah saat ini kita tidak mendengarkan itu. Antusiasme itu tidak ada," tutur Siti.

BACA JUGA: Jubir TKN Tertawa Ditanya Survei Litbang Kompas

Selain itu, dirinya juga menilai pada Pilpres 2014, tidak melihat kementerian lembaga hingga pemerintahan daerah digerakkan. Namun sekarang, publik bisa melihat sendiri situasinya.

Kemudian, fenomena yang juga dianggapnya menjadi pembeda di pilpres kali ini adalah munculnya gerakan #2019GantiPresiden yang menggelegar dan didukung banyak orang di berbagai pelosok tanah air.

BACA JUGA: Denny JA: Survei Litbang Kompas Berpolitik?

"Tagar 2019 Ganti Presiden itu adalah ekspresi konkret rasa ketidakpuasan kepada kinerja Pak Jokowi. Lalu tagar itu direspons secara politik oleh masyarakat yang kemudian menyatu menjadi the power of Emak-emak," tandasnya. (fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kiai Maruf Amin Optimistis Pertahankan Kemenangan Jokowi di Kaltim


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler