JAKARTA - PT Angkasa Pura II (Persero) melanjutkan contingency plan (rencana cadangan) untuk mendukung kelancaran kegiatan operasional penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta. Hal itu dilakukan agar jadwal penerbangan di bandara yang menjadi pintu gerbang Jakarta itu tak terganggu.
"Sejak kemarin sampai saat ini aktivitas penerbangan dari dan menuju Bandara Soekarno-Hatta tetap normal sesuai jadwal, contingency plan akan terus kami jalankan hingga situasi benar-benar kondusif,” kata Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura II Trisno Heryadi, Jumat (18/1).
Menurutnya, salah satu fokus utama dari contingency plan yang diterapkan sejak kemarin adalah membantu seluruh calon penumpang yang terjebak banjir di jalan Tol Sedyatmo (Tol Bandara). Akibat tingginya genangan air pada salah satu ruas akses utama menuju Bandara Soekarno-Hatta Kamis (17/1), aksesibilitas calon penumpang dari arah Jakarta menuju bandara maupun sebaliknya sempat terputus.
Trisno mengatakan, PT AP telah melakukan koordinasi dengan sejumlah instansi seperti TNI, Polri, Basarnas, maskapai, maupun instansi terkait lainnya guna hal penyediaan sarana angkutan yang mampu menembus banjir guna membawa penumpang menuju bandara. Sejumlah sarana angkutan yang disiagakan antara lain kendaraan truk besar milik TNI beberapa bus milik maskapai, serta sejumlah perahu karet Basarnas.
”Kemarin, semua truk, bus juga perahu karet kami siagakan di area parkir Kantor Pusat Angkasa Pura II. Akan tetapi hari ini, mengingat genangan air di Tol Bandara terus surut, kendaraan-kendaraan tersebut khususnya truk milik TNI kembali ke markas untuk memberikan bantuan di wilayah lain. Namun, sewaktu-waktu kami perlukan, kendaraan-kendaraan itu tetap siaga,” imbuh Trisno.
Selain penyediaan sarana, PT AP II juga mendorong seluruh maskapai memberikan toleransi kepada calon penumpang yang terkena dampak banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Yaitu dengan menyediakan fasilitas pemindahan jadwal penerbangan tanpa memungut biaya.
”Seluruh maskapai kami dorong untuk melakukan itu, mengingat peristiwa ini adalah force majeure atau kondisi darurat. Saya yakin, tidak ada satu pun penumpang yang ingin terlambat untuk terbang kecuali terpaksa atau terkendala,” ungkap Trisno. (Boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Merpati Beri Tarif Spesial dengan Valentine Fare
Redaktur : Tim Redaksi