jpnn.com, JAKARTA - Harga emas meningkat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) dan berbalik menguat dari kerugian sesi sebelumnya.
USD diketahui lebih lemah dan membuat logam kuning dalam denominasi greenback lebih menarik bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.
BACA JUGA: Harga Emas Pegadaian, Rabu 7 September 2022, Ada Pertanda Baik
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terangkat USD 14,9 atau 0,87 persen menjadi ditutup pada USD 1.727,80 per ounce, setelah menyentuh posisi terendah sesi di USD 1.701,70 per ounce.
Emas berjangka jatuh USD 9,70 atau 0,56 persen menjadi USD 1.712,90 pada Selasa (6/9), setelah melonjak USD 13,30 atau 0,78 persen menjadi USD 1,722,60 pada Jumat (2/9).
BACA JUGA: Alhamdulillah, Akhirnya Harga Emas Meroket Lagi
Bursa Comex tutup pada Senin (5/9) untuk libur Hari Buruh AS.
Kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global menyusul kenaikan suku bunga agresif oleh bank-bank sentral utama juga mendukung emas.
Presiden Bank Federal Reserve Cleveland, Loretta Mester mengatakan telah berpikir bahwa bank sentral AS perlu mendapatkan suku bunga di atas 4,0 persen pada awal 2023.
Menurutnya, suku bunga harus dibuarkan pada posisi tersebut selama beberapa waktu untuk mendinginkan inflasi terpanas di hampir 40 tahun.
Hal itu dikatakan Mester saat berbicara pada acara virtual yang diadakan oleh Market News International, Rabu (7/9).
Dia tidak memperkirakan ekonomi Amerika Serikat jatuh ke dalam resesi, meskipun risiko yang terjadi meningkat.
Investor sekarang memperkirakan kesempatan 72 persen bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada pertemuan September.
Emas telah turun tajam dari tertinggi 2022 karena The Fed mulai menaikkan suku bunga tahun ini. Harga emas tidak banyak diuntungkan dari meningkatnya permintaan safe-haven dalam menghadapi potensi perlambatan ekonomi global.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul