Aparat Gabungan TNI AL dan Bais Bergerak, Belasan Korban Sindikat Diselamatkan

Selasa, 07 Maret 2023 – 23:12 WIB
Para calon pekerja migran Indonesia ilegal saat diamankan petugas gabung TNI di Pantai Tanjung Leban, Kabupaten Bengkalis, Riau, Senin (6/3/2023). ANTARA/HO-Lanal Dumai.

jpnn.com - DUMAI - Aparat gabungan TNI Angkatan Laut dan Badan Intelijen Strategis (BAIS TNI) Dumai, Riau bergerak cepat menggagalkan pengiriman sejumlah calon pekerja migran (PMI) ilegal.

Hasilnya, sebanyak 17 orang yang merupakan korban sindikat perdagangan manusia dapat diselamatkan.

BACA JUGA: TNI AL Fasilitasi Bantuan Sosial Kepada Korban Kebakaran Depot Pertamina Plumpang

Aparat gabungan TNI AL dan Bais TNI menggagalkan pengiriman calon PMI ilegal di sekitar Pantai Tanjung Leban, Bengkalis, Senin (6/3).

Menurut Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) Dumai Kolonel Laut (P) Stanley Lekahena, belasan warga calon tenaga kerja migran itu berasal Provinsi Aceh, NTB, Lampung dan sebagian dari Pulau Jawa.

BACA JUGA: TNI AL Kerahkan Unsur Laut dan Udara untuk Evakuasi Kapal Pesiar MV Vivie Rae II

Para calon PMI ilegal itu, ditemukan tim Pangkalan TNI AL (Lanal) Dumai sedang berkumpul di kawasan hutan kelapa sawit menunggu jemputan.

Dia mengatakan dalam upaya pencegahan orang berangkat ke Malaysia tanpa prosedur resmi ini juga turut diamankan belasan unit smart phone, kartu identitas penduduk dan paspor serta dompet.

BACA JUGA: TNI AL Tingkatkan Kemampuan Prajurit Menghafal Al-Qur’an

"Dalam pemeriksaan tidak ditemukan barang terlarang atau ilegal lainnya."

"Calon pekerja migran ini merupakan korban sindikat. Selanjutnya kami serahkan ke Badan Perlindungan PMI setempat untuk proses lebih lanjut," ujar Stanley di Kota Dumai, Selasa (7/3).

Stanley menuturkan saat ditemukan di sebuah hutan dekat pantai, aparat tidak menemukan pelaku penanggung jawab atas penyelundupan orang itu karena diduga sudah kabur.

Menurut dia, calon PMI ilegal yang terdiri 15 orang laki laki dan dua perempuan.

Mereka rata-rata mengeluarkan biaya kepada pelaku penyelundup atau calo berkisar Rp 5 juta sampai Rp 12 juta atau tergantung asal daerahnya.

"Keberhasilan penangkapan ini tidak terlepas dari informasi masyarakat dan kerja sama tim gabungan TNI dan antarinstansi terkait di wilayah Kabupaten Bengkalis," katanya.

Stanley lebih lanjut mengatakan TNI AL memegang komitmen yang jelas dan tegas untuk tidak ada kompromi dengan segala bentuk upaya yang mengancam kedaulatan negara Indonesia, termasuk tindak pidana dan pelanggaran di laut.

Keberhasilan tim gabungan TNI tersebut mendapat apresiasi dari Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia atau BP2MI Pusat Beny Ramdani dengan menyampaikan langsung melalui tayangan video conference dari Jakarta.

Dia menyatakan terima kasih atas dukungan dan kerja sama TNI AL dalam upaya mencegah perdagangan orang ke luar negeri karena sangat merugikan bagi calon PMI.

"Penyelundupan orang ke luar negeri ini merupakan kejahatan luar biasa dan harus menjadi perhatian serius oleh seluruh stake holder terkait."

"Kami sampaikan pujian dan apresiasi tinggi kepada TNI AL atas kerja sama dan dukungan menjaga anak bangsa dan kedaulatan negara," kata Beny. (Antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KSAL dan Panglima Tentera Laut Diraja Malaysia Tingkatkan Kerja Sama Bilateral


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler