APHRF 2024, Bersinergi Menekan Bahaya Penggunaan Tembakau

Rabu, 03 Juli 2024 – 18:47 WIB
Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR), Ariyo Bimmo di Asia Pacific Harm Reduction Forum (APHRF) 2024. Foto Wahyu Budiman/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Asia Pacific Harm Reduction Forum (APHRF) 2024 membahas isu mengenai pengurangan bahaya dari penggunaan tembakau di Asia Pasifik di Jakarta Convention Center, pada Rabu (3/7).

Forum ini menghadirkan berbagai narasumber dari instansi pemerintah, akademisi, pakar kesehatan, pelaku industri, dan asosiasi konsumen yang diharapkan bisa bersinergi untuk menekan bahaya penggunaan tembakau.

BACA JUGA: Menuju Net Zero Emission, Pegadaian Lakukan Konservasi Terumbu Karang di Sabang

Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR), Ariyo Bimmo, menyatakan forum ini merupakan wadah penting bagi seluruh pemangku kepentingan terkait untuk bertukar pengetahuan, pengalaman, serta informasi. Harapannya, forum ini dapat menghadirkan strategi terbaik untuk mendukung implementasi konsep pengurangan bahaya.

“Masalah merokok telah menjadi tantangan kesehatan global yang serius. Di Asia Pasifik, dampaknya sangat signifikan, baik dalam hal kesehatan masyarakat maupun sosio-ekonomi. Namun, di tengah-tengah tantangan ini ada juga kesempatan besar untuk menciptakan perubahan positif yang signifikan,” kata Ariyo.

BACA JUGA: Jumlah Investor Kripto Indonesia Capai 20 Juta Orang, Pengguna Indodax 6,7 Juta

Ariyo meneruskan kesempatan untuk mengurangi masalah akibat merokok tersebut bisa diwujudkan dengan upaya serta dukungan dari para pemangku kepentingan untuk fokus pada pendekatan pengurangan bahaya berbasis bukti ilmiah serta inovasi.

Dengan berfokus terhadap pendekatan tersebut, negara-negara di Asia Pasifik, khususnya Indonesia, dapat mengurangi dampak negatif dari masalah merokok sambil tetap memberikan pilihan kepada perokok dewasa untuk beralih ke produk tembakau alternatif atau berhenti secara total.

BACA JUGA: Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat Raih 2 Penghargaan Internasional Communitas Award 2024

“Forum ini bukan sekadar tentang mengatasi masalah merokok saja, tetapi juga tentang mendorong pendekatan yang komprehensif dalam kebijakan publik, advokasi, edukasi masyarakat, dan dukungan terhadap solusi yang lebih rendah risiko, serta praktis bagi perokok dewasa,” tutur Ariyo.

Konsumsi tembakau juga merupakan salah satu faktor risiko yang bisa menyebabkan Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti kanker, kardiovaskular, hingga penyakit paru-paru kronis.

Di Indonesia, berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, jumlah perokok aktif telah mencapai 70 juta orang.

Sebagai organisasi yang mendukung upaya pengurangan bahaya di Indonesia, Ariyo optimistis kolaborasi antara KABAR dan para pemangku kepentingan terkait dapat mencapai kemajuan yang signifikan dalam mengurangi prevalensi merokok.

Khususnya mengatasi masalah perokok dewasa yang sukar berhenti demi terciptanya peningkatan kualitas kesehatan publik secara keseluruhan dan berkelanjutan.

“Harapannya dapat terjalin diskusi yang konstruktif untuk menjawab tantangan masalah merokok dan memberikan referensi yang tepat dalam penyusunan kebijakan. Mari kita bersama-sama berkomitmen untuk terus bergerak maju dan mendukung inisiatif-inisiatif yang mempromosikan kesehatan publik sebagai upaya pengurangan bahaya tembakau,” kata Ariyo.

Forum ini terbagi dalam tiga sesi, yang pertama membahas tentang masalah kajian ilmiah dan sains.

Pada sesi kedua mendiskusikan mengenai isu kesehatan. Untuk sesi terakhir mengulas tentang isu kebijakan dan konsumen.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler