Kasus kejahatan siber telah mengilhami alumni Australia asal Sinjai, Sulawesi Selatan untuk menciptakan layanan selular terintegrasi bagi petani dan peternak di daerahnya.

Masih ingatkah anda dengan kasus penipuan SMS berkedok 'mama minta pulsa'? Kejahatan siber ini marak terjadi di berbagai daerah sekitar tahun 2015 - 2017 lalu dengan total kerugian diperkirakan mencapai lebih dari Rp30 miliar

BACA JUGA: Permohonan Suaka Remaja Saudi Ke Australia Belum Bisa Diputuskan

Kasus kejahatan ini tidak terkecuali juga banyak menjerat warga di kota kelahiran Mappamancu Daeng Ngirate, seorang dokter hewan di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan yang juga alumnus Australia peraih gelar Master of Animal Science dari Melbourne University.

Tidak hanya mengusik rasa iba dan empati terhadap korban, kejahatan ini juga telah menginspirasi Mancu demikian pria ini biasa disapa, untuk menjadikan modus kejahatan ini sebagai solusi menangani permasalahan mendasar yang dialami petani dan peternak di daerahnya.

BACA JUGA: Demokrasi Indonesia dan AS Masih Dalam Kategori Cacat

"Pada tahun 2016, banyak peternak di Kabupaten Sinjai menjadi korban dari kasus SMS 'Mama minta pulsa' ini dan pelakunya ternyata juga banyak dari daerah di sekitar kabupaten kami."

"Kasus ini menyadarkan saya, ternyata peternak walau tinggal di pelosok ketika ada sms masuk ke telepon selular mereka, mereka akan membaca pesan itu."

BACA JUGA: Pendiri Amazon Jeff Bezos Berpisah Dengan Istrinya MacKenzie

Modus kejahatan jadi alat penyuluhan

Mancu, yang ketika itu bertugas sebagai penyuluh pertanian menyadari teknologi SMS broadcast dalam kasus penipuan Mama Minta Pulsa, dimana pelaku penipuan menyebarkan pesan penipuan ke sejumlah nomor yang ada didalam database mereka.

Ini menurutnya bisa diterapkan sebagai platform penyebaran informasi seputar pengelolaan pertanian dan peternakan serta kesehatan hewan yang efektif. Photo: Contoh salah satu informasi peternakan yang disiarkan melalu SMS Broadcast LASAPI. (Facebook: LASAPI)

Karena sistem ini dapat menjangkau petani dan peternak di daerahnya secara luas.

Suatu hal yang sulit dilakukan dengan metode penyuluhan konvensional di daerahnya.

"Pengetahuan mereka tentang manajemen peternakan dan kesehatan hewan masih sangat minim. Tapi disatu sisi, kemampuan tenaga penyuluh untuk menjangkau mereka juga terbatas." ungkap pria yang saat ini menjabat sebagai Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner di DPKH Kabupaten Sinjai.

Mappamancu menuturkan upaya untuk mewujudkan gagasannya ini tidak mudah dan sempat terkendala pendanaan.

Namun akhirnya berhasil mendapat dukungan hibah bagi para alumni universitas di Australia melalui skema Alumni Grant Scheme (AGS) pada 2017.

Sebuah skema yang didanai oleh Pemerintah Australia dan dikelola oleh Australia Awards di Indonesia untuk memilih proposal terbaik dari para alumni Australia yang dinilai mampu membawa perubahan dan perbaikan kepada masyarakat Indonesia.

Berkat pendanaan dari AGS dan kerjasama dari pemerintah Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, inovasi pelayanan kepada peternak melalui short message service (SMS) broadcast yang diinisiasi Mappamancu dan diberi nama Layanan Selular Peternakan Terintegrasi (LASAPI) diluncurkan.

"Mekanismenya, Unit SMS center yang gunakan salah satu ruangan DPKH Sinjai akan membroadcast pesan terkait layanan yang kami berikan."

"Petani juga bisa mengirim pesan kepada kami soal layanan yang diperlukannya, nanti operator kami akan membroadcast informasi itu ke seluruh kontak yang ada di database kami." tuturnya.

Dan meski namanya LASAPI, tapi aplikasi ini tidak hanya layani peternak sapi saja."

Tapi semua petani dan peternak di Kabupaten Sinjai. Pengguna layanan ini ada peternak sapi, kambing, ayam, peternak breeding, pedagang dan masyarakat biasa, siapa saja boleh gabung di layanan ini." tambahnya.

Pria kelahiran Sinjai, 30 Mei 1980 ini bercerita, ketika hendak meluncurkan layanan LASAPI pada tahun 2017, banyak rekan yang mempertanyakan pilihannya untuk menggunakan sistem SMS Broadcast, tidak langsung pesan berbasis Android.

Namun ia menilai sistem SMS Broadcast ketika itu lebih efektif karena data yang dimilikinya, lebih dari 80% peternak di Sinjai masih menggunakan telepon genggam secara sederhana hanya untuk komunikasi dan senter.

"Kalau pakai Android memang terlihat hebat dan keren, tapi untuk apa jika akhirnya layanan yang menjadi tujuan utama program ini tidak sampai ke peternak."

"Karena mereka tidak pakai ponsel android." ungkapnya.Lima aksi bantu peternak Photo: Mappamancu (paling kiri) bersama peternak dari Sinjai di Sulawesi Selatan. (Foto: Kementerian PANRB)

Setelah setahun lebih beroperasi, layanan LASAPI, kini telah menjangkau 15 ribu petani dan peternak di Kabupaten Sinjai.
Penyuluh pertanian melalui operator SMS Center di DPKH Sinjai akan mengirimkan SMS berisi tips beternak, informasi jual beli ternak dan kejadian penyakit hewan untuk mencegah penularan serta kerugian ekonomi akibat penyakit.

"Layanan LASAPI punya tagline 5 BAPER singkatan dari Bantu Peternak yakni bantu peternak menjual ternak, membeli ternak, mendapat layanan kesehatan hewan, bantu peternak seputar manajemen pertanian/peternakan dan bantu peternak dalam layanan penggaduhan ternak," rinci Mappamancu.

Layanan LASAPI juga memudahkan peternak dan masyarakat umum untuk berinteraksi dan membangun komunikasi dengan DPKH Sinjai tanpa mengganggu aktivitas keseharian mereka. Photo: Mappamancu Daeng Ngirate (kiri) menjadi salah satu dari 15 nominasi penghargaan PNS Inspiratif 2018 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB). (Australian Embassy Indonesia)

"Setiap ada jadwal pelayanan seperti kartunisasi ternak, kami akan sebar informasi lokasi dan jam pelayanan kami ke seluruh nomor yang terdaftar di database kami."

"Jadi kalau dulu peternak sering beralasan tidak tahu atau informasinya tidak sampai, kini tidak lagi sebaliknya peternak merasa terbantu karena diingatkan lewat HP mereka. Target kinerja DPKH juga ikut terdongkrak dengan sistem ini," tuturnya.

"Dulu kalau peternak hendak jual ternaknya paling hanya tetangga di dusun atau tengkulak yang tahu, karena itu mereka tidak punya daya tawar."

"Tengkulak memonopoli pembelian dan penjualan ternak warga. Tapi setelah ada LASAPI mereka tinggal kirim info ke SMS center LASAPI, nanti tim operator akan membroadcast info dan kontak mereka ke seluruh nomor yang terdaftar di database kami."

"Hasilnya, rata-rata 3 hari ternak sudah terjual dengan harga yang memuaskan para peternak."

Berkat inovasi Layanan LASAPI, Mappamancu Daeng Ngirate, berhasil masuk dalam nominasi 15 Pegawai Negeri Sipil (PNS) Inspiratif Se-Indonesia tahun 2018 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dengan menyisihkan lebih dari 4000 PNS berprestasi lainnya.

Tahun 2019 ini, Mappamancu berambisi untuk mengembangkan layanan LASAPI tidak hanya melalui sistem berbasis short message service (SMS) broadcast saja tapi juga dapat menjangkau layanan broadcast message berbasis android.

"Layanan melalui SMS akan tetap kami lanjutkan, tapi saya menilai sudah waktunya kemudahan yang ditawarkan layanan LASAPI tidak hanya dikenal di Sinjai tapi juga di seluruh Indonesia. Untuk itu kami sedang mengembangkan LASAPI berbasis Android." pungkasnya.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Australia Tahan Pria Berkenaan Kiriman Paket Mencurigakan Ke Berbagai Konsulat

Berita Terkait