JAKARTA - Asosiasi Pesepak Bola Indonesia (APPI) masih belum puas dengan sikap pemerintah yang memberi rekomendasi izin untuk kompetisi Indonesia Super League (ISL). Namun, APPI menegaskan siap untuk mengikuti mekanisme sampai persyaratan klub membayar tunggakan pemain dipenuhi.
CEO APPI Valentino Simanjuntak menjelaskan bahwa pihaknya masih bingung bagaimana kesepakatan yang dibuat antara pemerintah dan PT LI sehingga izin turun. Kendati demikian, APPI tetap akan membuat skema pembayaran yang akan dibicarakan dengan wakil pemerintah, Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI).
"Kami akan lihat bagaimana penawaran dari BOPI nanti. Kami akan lihat dulu bagaimana surat jaminannya agar terealisasi pembayaran hak itu," tuturnya, kemarin (5/1).
Dari pertemuan sebelumnya, APPI dan BOPI bersepakat untuk bertemu dan membahas skema pembayaran sebelum 10 Januari mendatang. Sebab, hasil pertemuan pada 10 Januari ini akan menjadi acuan dari BOPI untuk memberikan skema yang diminta pemain kepada PT Liga Indonesia (PT LI), pengelola ISL.
"Kata BOPI, ini menjadi acuan untuk PT LI menyelesaikan persyaratan pembayara tunggakan gaji pemain," terangnya.
Dalam pertemuan BOPI dan PT LI yang akan digelar pada 12 Januari nanti, Valentino berharap pihak APPI juga bsia dilibatkan. Tujuannya, agar hasil dari pertemuan itu transparan dan bisa diketahui juga oleh pemain nantinya.
Jika APPI tidak berkenan untuk diikutkan oleh PT LI ataupun klub, maka Valentino berharap pemain masih bisa terwakili sehingga pihak yang berhutang maupun dihutangi terlibat dalam penyelesaian.
"Jika kami tidak bisa, maka perwakilan pemain dari klub saja yang ikut. Bisa juga kapten-kapten karena mereka mewakili pemain," tuturnya.
Mengenai skema pembayaran, APPI akan berbicara kembali dengan perwakilan pemain. Namun, dia sebelumnya telah berdiskusi dan yakin klub tidak akan bisa menyelesaikan pembayaran dalam satu kali pelunasan.
Dengan kondisi klub saat ini, APPI ingin BOPI bisa menekan klub melaluji PT LI agar termin penyelesaian bisa dilakukan dan tahap pembayaran bisa selesai sebelum ISL 2013 usai. Tapi, dia juga ingin untuk pembayaran kontrak atau gaji musim 2013 bisa dijamin juga oleh BOPI.
"Perjanjian itu nanti bukan hanya lisan. Tapi tertulis. Jadi jelas kapan dilunasi dan berapa kali termin," tegas Valentino.
Sementara itu, BOPI yang dikonfirmasi tak kunjung memberikan jawaban. Hanya, PT LI sebagai operator sebelumnya menegaskan siap untuk mengambil alih pembayaran tunggakan dari klub yang bermasalah. Tapi, untuk mekanismenya masih menunggu klub-klub.
Dari tujuh klub yang saat ini diambil alih oleh PT LI, konon jumlah tunggakan klub itu mencapai sekitar Rp 30 miliar lebih. Tapi CEO PT LI Joko Diryono menegaskan bahwa tunggakan itu akan dilunasi.
"Klub-klub juga punya keinginan untuk menyelesaikan itu. 12 Januari nanti dibicarakan masalah skemanya itu," tandasnya. (aam/ko)
CEO APPI Valentino Simanjuntak menjelaskan bahwa pihaknya masih bingung bagaimana kesepakatan yang dibuat antara pemerintah dan PT LI sehingga izin turun. Kendati demikian, APPI tetap akan membuat skema pembayaran yang akan dibicarakan dengan wakil pemerintah, Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI).
"Kami akan lihat bagaimana penawaran dari BOPI nanti. Kami akan lihat dulu bagaimana surat jaminannya agar terealisasi pembayaran hak itu," tuturnya, kemarin (5/1).
Dari pertemuan sebelumnya, APPI dan BOPI bersepakat untuk bertemu dan membahas skema pembayaran sebelum 10 Januari mendatang. Sebab, hasil pertemuan pada 10 Januari ini akan menjadi acuan dari BOPI untuk memberikan skema yang diminta pemain kepada PT Liga Indonesia (PT LI), pengelola ISL.
"Kata BOPI, ini menjadi acuan untuk PT LI menyelesaikan persyaratan pembayara tunggakan gaji pemain," terangnya.
Dalam pertemuan BOPI dan PT LI yang akan digelar pada 12 Januari nanti, Valentino berharap pihak APPI juga bsia dilibatkan. Tujuannya, agar hasil dari pertemuan itu transparan dan bisa diketahui juga oleh pemain nantinya.
Jika APPI tidak berkenan untuk diikutkan oleh PT LI ataupun klub, maka Valentino berharap pemain masih bisa terwakili sehingga pihak yang berhutang maupun dihutangi terlibat dalam penyelesaian.
"Jika kami tidak bisa, maka perwakilan pemain dari klub saja yang ikut. Bisa juga kapten-kapten karena mereka mewakili pemain," tuturnya.
Mengenai skema pembayaran, APPI akan berbicara kembali dengan perwakilan pemain. Namun, dia sebelumnya telah berdiskusi dan yakin klub tidak akan bisa menyelesaikan pembayaran dalam satu kali pelunasan.
Dengan kondisi klub saat ini, APPI ingin BOPI bisa menekan klub melaluji PT LI agar termin penyelesaian bisa dilakukan dan tahap pembayaran bisa selesai sebelum ISL 2013 usai. Tapi, dia juga ingin untuk pembayaran kontrak atau gaji musim 2013 bisa dijamin juga oleh BOPI.
"Perjanjian itu nanti bukan hanya lisan. Tapi tertulis. Jadi jelas kapan dilunasi dan berapa kali termin," tegas Valentino.
Sementara itu, BOPI yang dikonfirmasi tak kunjung memberikan jawaban. Hanya, PT LI sebagai operator sebelumnya menegaskan siap untuk mengambil alih pembayaran tunggakan dari klub yang bermasalah. Tapi, untuk mekanismenya masih menunggu klub-klub.
Dari tujuh klub yang saat ini diambil alih oleh PT LI, konon jumlah tunggakan klub itu mencapai sekitar Rp 30 miliar lebih. Tapi CEO PT LI Joko Diryono menegaskan bahwa tunggakan itu akan dilunasi.
"Klub-klub juga punya keinginan untuk menyelesaikan itu. 12 Januari nanti dibicarakan masalah skemanya itu," tandasnya. (aam/ko)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Man City dan Spursa Melaju ke Babak IV FA Cup
Redaktur : Tim Redaksi