APPI Belum Puas

Jumat, 12 April 2013 – 07:20 WIB
JAKARTA -- Asosiasi Pesepak bola Profesional Indonesia (APPI) masih belum puas dengan pengajuan pelunasan gaji dari pengelola kompetisi. Mereka berharap ada win-win solution meski mekanisme pembayararan itu sudah dibicarakan di depan Menpora Roy Suryo, Rabu (10/4) malam.

"Yang kami cari adalah penyelesaian secara win-win solution. APPI pun meminta mekanisme yang ditawarkan oleh kedua operator kompetisi tersebut harus tertuang dalam bentuk tertulis bukan hanya secara lisan," kata Presiden APPI, Ponaryo Astaman.

Dalam pertemuan di kantor Menpora itu, PT Liga Indonesia (LI) dan PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) memberikan tawaran penyeelsaian yang berbeda. Menurut Ponaryo, PT LI mengajukan skema pembayaran 6-24 bulan. Sementara PT LPIS mengajukan mekanisme terminasi.

"Yang ditawarkan memang belum rasional. Karena itu kami akan mengembalikan ke pemain, apakah mau menerima tau tidak," ucapnya.

Dari penjelasan Menpora Roy Suryo, masalah tunggakan hanay PT LI yang memberikan skema pembayaran yang jelas. Mereka mengambil alih penyelesaian tunggakan tujuh klub dengan jumlah mencapai Rp 38 miliar.

Mekanismenya, dibagi menjadi tiga proses. Pertama, pemain yang ditunggak lebih dari Rp 500 juta, akan dicicil dan diselesaikan dalam 24 bulan. Untuk pemain dengan tunggakan dibawah Rp 500 juta-Rp 300 juta, dibayar dalam 12 bulan. Dan, pemain dengan tunggakan dibawah Rp 300 juta, akan diselesaikan dalam enam bulan.

"Kami menunggu jalannya pembayaran itu. Nanti laporan progress pembayaran akan diberikan tiap bulan," ucap Roy.

Di sisi lain, CEO APPI Valentino Simanjuntak menuturkan bahwa pemain asing mulai melaporkan tunggakan gaji ke FIFA. Dari yang sudah dilaporkan, enam pemain dari kompetisi LPIS dan PT LI sudah melapor.

Mereka adalah M. Fundo (PSAP Sigli), Abdoulaye Sekou Camara (Persipro Probolinggo), Camara Fasawa (Bontang FC), Emalue Serge (Bontang FC), Cande Lansana (Bontang FC), Masahiro Fukasawa (Bontang).

"Saat ini malah terpuruk. Kami berharap peran-peran yang konsisten dari BOPI, PT LI, PT LPIS, terhadap klub-klub yang bermasalah. Karena aturannya di FIFA sudah jelas," tegasnya. (aam)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rangking Indonesia di FIFA Jeblok Lagi

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler