jpnn.com, JOGJA - Semangat Indonesia Incorporated yang dilakukan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus berdampak positif.
Dukungan Kemenpar di perhelatan Asia-Pacific Trade Facilitation Forum (APTFF) yang digelar di Yogyakarta 5-8 September juga berpotensi mendatangkan investor.
BACA JUGA: Wisata Banyuwangi akan Bersaing di ACTC Award 2017
Hal tersebut ditegaskan oleh Asisten Deputi Peningkatan Ekspordan Fasilitasi Perdagangan Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Sukma Ningrum.
Menurut Sukma, event yang dihadiri lebih dari 250 delegasi dari 30 negara itu punya manfaat ganda.
BACA JUGA: Dongkrak Wisman Macau, Kemenpar-Air Asia Gelar Famtrip
"Kemenpar sangat tepat mendukung acara ini. Karena mereka adalah wisman yang punya spent money tinggi, lama tinggal juga sangat panjang. Dan yang paling utama, mereka adalah para investor yang berpotensi menanamkan modalnya di tanah air. Terutama terkait pariwisata," ujar Sukma.
Seperti diketahui, Kemenpar di bawah koordinasi Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Asdep Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah Kemenpar mendukung acara skala internasional tersebut.
BACA JUGA: Jangan Sampai Kalah dari Rumania, Yuk #VoteVideoIndonesia
Event tersebut digelar dengan tema Trade Facilitation Innovations for Sustainable Development in Asia and the Pacific.
Sukma juga memaparkan, para peserta yang diisi oleh orang-orang dari pemerintahan, bisnis dan investor itu menanyakan potensi Indonesia di bidang pariwisata.
"Bahkan sudah ada yang menanyakan pesona batik Indonesia. Mereka lihat batik kita sangat menarik. Ada yang bersedia menanamkan modalnya untuk potensi batik kita," kata Sukma.
Sukma menambahkan, pihaknya memilih Yogyakarta karena memang kota Gudeg ini memiliki kelengkapan untuk mengadakan meeting berskala dunia dan sangat mendukung.
"MICE di Yogyakarta itu semua ada, akses, amenitas dan atraksinya juga lengkap. Mereka lima hari di Yogya, bahkan saya dengar ada yang sampai seminggu lebih. Kami memilih Yogya, karena nantinya mereka akan puas menikmati segala keindahan Indonesia. Apalagi, Yogyakarta juga menjadi salah satu sepuluh destinasi prioritas yang di dalamnya ada destinasi Borobudur," ujar wanita berhijab itu.
Sementara itu, Kepala Bidang Promosi Wisata Pertemuan dan Konvensi Kemenpar Eddy Susilo mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata Yogyakarta.
“Kami mendapatkan data dari pihak Yogyakarta bahwa MICE menjadi tulang punggung pariwisata Yogyakarta. Setidaknya tahun lalu terdapat 14.500 event yang mampu menghadirkan 3,6 juta wisatawan mancanegara. Ini angka yang sangat fantastis,” ujar Eddy.
Eddy menjelaskan, dari 14.500 acara itu, 30 persen merupakan meeting, 15 persen wisata insentif, dan 45 persen pameran.
Sementara, sepuluh persen merupakan berbagai event dari perhelatan musik, festival, dan berbagai acara budaya.
“Kementerian terus menjaga pertumbuhan yang bagus dalam industri MICE, khusus di Yogyakarta pada tahun 2017 ini semoga pertumbuhan bisa mencapai 20 persen," ujar Eddy.
Menteri Pariwisata Arief Yahya berharap dalam pertemuan MICE bisa memperluas jaringan dan potensi bisnis anta-pelaku MICE.
Dari penyelenggara event, pameran, konvensi, meeting, perajin, manajemen destinasi, dan travel.
“Selamat melakukan pertemuan, tentu saja para pelaku bisnis dapat bertukar pikiran untuk membuat inovasi. Di saat tantangan persaingan kian tinggi dan ekonomi sedang melambat, kerja sama yang kuat antarpelaku MICE menjadi sangat penting, terutama dalam mendukung pariwisata Indonesia yang sudah ditetapkan sebagai core business oleh Presiden Joko Widodo,” kata Arief. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Thailand Kalah, Indonesia jadi Best Destination of The Year
Redaktur : Tim Redaksi