jpnn.com, JAKARTA - PT Tirta Investama atau Aqua Solok mengembangkan perekonomian warga lewat program tanggung jawab sosial (CSR)
Berdiri sejak 2013 di Kabupaten Solok, Aqua telah melakukan beragam pelatihan, pendampingan hingga pengembangan teknik pembibitan dan tanam kepada kelompok tani di wilayah tersebut. Sebut saja pengembangan kebun stroberi, budidaya maggot, penanaman kopi hingga sayuran aquaponik.
BACA JUGA: Danone-AQUA dapat Sertifikasi Halal BPJPH untuk Sarana Distribusi
Teranyar, mendirikan rumah produksi kopi di Jorong Kayu Aro, Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok.
Rumah produksi kopi itu pun mampu meningkatkan perekonomian petani dan masyarakat sekitar.
BACA JUGA: AQUA Kembangkan UMKM Melalui AHS, Penghasilan Tambahan Tanpa Meninggalkan Rumah
Ketua Kelompok Tani Kopi Kayu Aro, Dori mengaku sangat terbantu dengan keberadaan rumah produksi tersebut. Dia mengatakan, manfaat tidak hanya dirasakan oleh kelompok tani saja tetapi juga masyarakat sekitar.
Sebelum ada rumah produksi, para petani kopi di Kayu Aro harus menjual panen mereka jauh ke luar daerah dengan harga murah. Dori mengatakan, keberadaan rumah produksi memudahkan para petani menjual panen kopi dengan mengikuti harga pasar.
"Berapa harga pasaran, kami juga membeli dengan harga segitu," kata Dori dalam keterangan resmi Aqua yang dikutip, di Jakarta, Jumat (27/10).
Mitra Pelaksana CSR AQUA Solok, Human Initiative (HI) menyatakan dengan adanya rumah produksi ini, petani juga bisa mengelola ceri kopi merah menjadi grean bean.
Kepala Cabang HI Sumbar Defri Hanas menjelaskan bahwa para petani di Kayu Aro dapat menjual langsung hasil panen ke rumah produksi kopi dengan harga yang lebih kompetitif.
Sebelumnya, hasil panen kopi hanya di jual Rp 35 ribu/kg green bean ke pengepul. Sekarang para petani sudah bisa menjual dengan standar kafe menjadi Rp 110 ribu/kg green bean.
"Jadi ada tiga kali lipat peningkatan nilai jual," kata Kepala Cabang HI Sumbar Defri Hanas.
Dia berharap dengan adanya edukasi masyarakat dalam menanam, merawat hingga memanen kopi mampu meningkatkan ketahanan pangan serta ekonomi petani dan masyarakat sekitar. Kegiatan diharapkan dapat mengispirasi masyarakat lain terpacu juga bertanam kopi sehingga tercipta kawasan kopi.
Defri menyebutkan dalam bisnis kopi selama ini yang paling diuntungkan adalah pemain tengah seperti pengepul dan tengkulak.
Oleh karena itu, keberadaan rumah produksi kopi membuat para petani menjadi pemain tengah karena mampu mengelola langsung hasil panen mereka.
"Jadi, akan ada benefit yang lebih besar dan ada value peningkatan nilai ekonomi. Dengan begitu, anggota kelompok sejahtera, petani sekitar jauh sejahtera," katanya.
Dia menjelaskan permintaan kopi yang masuk ialah 1 ton grean bean sementara produksi mereka baru 20-40 kilogram dalam dua minggu sejak dibuka.
"Target kami adalah satu ton satu bulan. Kami akan hitung berapa produksi kopi di Kayu Aro, jika tidak memenuhi kita akan ambil dari luar," pungkas Defri.(mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul