jpnn.com, BOGOR - Inovasi pertanian modern dan ramah lingkungan berbasis akuakultur, yakni aquagriculture mulai dikembangkan di Bogor, Jawa Barat.
Penelitian ini dilakukan di Elon Farm ini telah berhasil dan sudah dikembangkan di bebebarapa titik di wilayah Jawa Barat.
BACA JUGA: Alsintan Wajib Dimanfaatkan untuk Pertanian yang Maju, Mandiri, dan Modern
"Ini adalah sebuah inovasi yang merupakan penggabungan dari sistem RAS (Recisrculation Aquaculture System) dengan metode pertanian hidroponik," kata Joel, peneliti Elon Farm, di Bogor, Selasa (11/8).
Doktor lulusan IPB ini mengatakan, sistem tersebut bisa menjadi solusi akan ancaman kekurangan bahan pangan.
BACA JUGA: Mentan Ajak Instansi Terkait Wujudkan Pertanian Maju, Mandiri dan Modern
"Metodenya sendiri kami beri nama OS-Aquaponica, disini kami membudidayakan ikan nila merah dan udang galah serta sayuran," lanjutnya seraya menyebut informasi jelas bisa dilihat di sosial media IG @elonfarm.
Mengenai konsep OS-Aquaponica, lanjut Joel, secara umum terlihat berupa bak-bak pemeliharaan ikan, dan bak pemeliharaan udang galah yang dipadu dengan sayuran yang tumbuh dengan system floating.
BACA JUGA: Tetap Ampuh di Masa Pandemi, Pertanian Harus Makin Diprioritaskan
Metode ini tidak menghasilkan limbah karena kotoran ikan diproses jadi pupuk sayuran dan sisa sayuran di blender untuk jadi pakan ikan.
Penggunaan air juga sangat minim karena sistem resirkulasi air dan hanya menambahkan 2-2.5 persen air setiap hari akibat penguapan.
"Dalam ssstem yang kami ciptakan ini, sayuran berfungsi sebagai biofilter yang efektif untuk menetralkan air yang akan dialirkan kembali ke bak bak ikan, dan sayuranpun bisa dijual karena juga memiliki nilai ekonomi tinggi selain ikan dan udang sebagai main productnya," jelasnya.
Selain untuk agriindustri, metode ini juga bisa dipadukan dengan agriwisata dan eduwisata jika dibangun dalam sebuah kawasan.
"OS-Aquaponica lebih dirancang untuk industri agrobisnis karena investasi relatif besar dan omzetnya bisa 1 M/Bulan jika dibangun di atas lahan 1 Ha," pungkasnya.(jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh