Aquino Kemah Dekat Pengungsi

Belum Ada Perkembangan Berarti, 1.200 Hilang

Senin, 18 November 2013 – 07:10 WIB

jpnn.com - TACLOBAN – Kritik tajam dialamatkan ke pemerintah Filipina yang dianggap lamban dalam menangani korban bencana Badai Haiyan. Untuk menjawabnya, kemarin (17/11) Presiden Benigno Aquino menyatakan akan berkemah di Tacloban, Provinsi Leyte, sampai ada perkembangan yang berarti dalam upaya penanganan korban.

Aquino mendirikan perkemahan di Tacloban, ibu kota Provinsi Leyte, yang terkena dampak Haiyan paling parah. Namun, belum diketahui di mana dia bisa menemukan akomodasi yang cocok di tengah porak-porandanya kota tersebut. Sebab, setiap gedung di kota itu rusak dan hancur.

BACA JUGA: Serang Kantor Polisi, 11 Tewas

Sampai sekarang, akibat bencana badai super pada 8 November tersebut, tercatat ada 3.974 orang yang tewas. Hingga kini, 1.200 orang masih dinyatakan hilang. Asupan listrik sangat terbatas dan dipasok dari generator. Selain itu, persediaan air sangat minim dan orang-orang harus berhemat karena sumber pasokannya didatangkan dengan tangki saja.

Saat berbicara kepada wartawan ketika berkunjung ke Tacloban, Aquino menuturkan bahwa meski sudah terjadi banyak kemajuan dalam upaya penyaluran bantuan, hal itu belum cukup. Meski, hasil bantuan besar-besaran dari dunia internasional yang mendonasikan uang tunai atau barang senilai lebih dari USD 248 juta mulai dirasakan.

BACA JUGA: Aktivis Lingkungan Protes Pemanasan Global di Warsawa

’’Kami benar-benar ingin meringankan beban para korban sesegera mungkin. Sepanjang saya belum melihat perkembangan berarti, kami akan tetap tinggal di sini (Tacloban),’’ kata Aquino menunjuk tim yang dibawa.

Juru Bicara Kepresidenan Ricky Carandang menyatakan, Aquino ingin memastikan bahwa distribusi bantuan berjalan lancar dan jaringan listrik bisa segera pulih untuk kota berpenduduk 220 ribu jiwa tersebut.

BACA JUGA: Buru Pembunuh Dubes AS, Sediakan Hadiah USD 10 Juta

Itu bukan kali pertama Aquino turun tangan langsung untuk mengatasi krisis. Ketika pemberontak Muslim menduduki pedesaan di pinggiran Zamboanga, Filipina Selatan, September lalu, dia juga berkantor di sebuah markas militer setempat untuk memantau operasi penumpasan. Langkah tersebut berhasil menuai simpati dari masyarakat.

Bulan lalu presiden 53 tahun itu menginap di sebuah tenda militer untuk menenangkan penduduk lokal di Filipina tengah yang baru saja diguncang gempa 7,3 skala Richter. Kemarin pagi sebagian di antara ribuan warga Filipina yang berduka karena kehilangan tempat tinggal memenuhi puluhan gereja di seluruh wilayah Leyte.

Untuk kali pertama setelah bencana, mereka mengikuti misa Minggu. Lebih dari 80 persen di antara 90 juta warga Filipina adalah pemeluk Katolik Roma sebagai warisan kolonial Spanyol.

Mereka mengungkapkan rasa syukur untuk para korban yang selamat. Sebagian lainnya berdoa untuk mereka yang wafat. ’’Menghadiri Misa akan memberikan harapan kepada orang-orang bahwa semua akan lebih baik pada akhirnya,’’ ujar Marino Caintic.

Sepekan setelah badai yang di Filipina disebut Yolanda tersebut, ribuan orang masih tinggal tanpa listrik dan tempat bernaung. Kondisi itu semakin menambah risiko para korban untuk terserang penyakit. (AP/AFP/cak/c15/tia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ribuan Sopir Truk Protes Pungutan Pajak di Prancis


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler