Arab Saudi Penggal 41 Muslim Syiah, Republik Islam Iran Murka

Senin, 14 Maret 2022 – 08:33 WIB
Warga Republik Islam Iran tua dan muda turun ke jalan-jalan di Tehran pada 2016, memprotes eksekusia mati terhadap ulama Syiah terkemuka Nimr al-Nimr oleh otoritas Arab Saudi. Foto: AFP

jpnn.com, TEHRAN - Arab Saudi mengeksekusi 41 muslim Syiah pada Sabtu (12/3), mengakibatkan upaya perundingan damai dengan Republik Islam Iran kini terancam.

Nor News, media yang konon dekat dengan para petinggi di Tehran, memberitakan bahwa pemerintah Iran telah memutuskan untuk menunda semua pembicaraan dengan pihak Saudi.

BACA JUGA: Arab Saudi dan Zionis Bersekutu Menghabisi Ilmuwan Kebanggaan Republik Islam Iran?

"Iran memutuskan untuk menangguhkan pembicaraan dengan Arab Saudi," tulis media online tersebut tanpa menyebutkan alasan penangguhan, Minggu (13/3).

Tidak ada pernyataan mengenai kapan perundingan tersebut akan dilanjutkan.

BACA JUGA: Arab Saudi Yakin Joe Biden Bakal Galak kepada Iran

Pertemuan kelima antara negosiator Saudi dan Iran tadinya dijadwalkan akan berlangsung di Irak pada pekan ini.

Sementara itu, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengecam eksekusi massal di Saudi.

BACA JUGA: Arab Saudi Mengeksekusi 81 Teroris Jaringan ISIS dan Alqaeda

Dia menyebut tindakan tersebut melanggar prinsip-prinsip dasar hak asasi manusia. "Dan hukum internasional," tulis media pemerintah Iran.

Total 81 terpidana mati dipenggal di Arab Saudi pada Sabtu berdarah itu, jumlah terbesar sepanjang sejarah kerajaan Sunni tersebut.

Aktivis mengatakan 41 di antara terpidana mati tersebut adalah Muslim Syiah dari wilayah Qatif.

Kantor berita Kerajaan Arab Saudi, SPA, mengatakan bahwa orang-orang yang dieksekusi pada hari Sabtu telah melalui proses peradilan sesuai hukum yang berlaku.

Masih menurut SPA, seluruh hak terpidana dipenuhi, termasuk hak didampingi pengacara sepanjang proses.

Arab Saudi dan Iran selama bertahun-tahun telah mendukung pihak yang berseberangan dalam konflik regional, termasuk di Suriah, Lebanon, dan Irak.

Ketegangan antara kekuatan Sunni dan Syiah itu makin menjadi-jadi dalam perang saudara Yaman, di mana Saudi memimpin koalisi negara-negara Arab melawan gerakan Houthi yang bersekutu dengan Iran.

Riyadh memutus hubungan diplomatik dengan Iran setelah pengunjuk rasa menyerbu kedutaan Saudi di Teheran pada 2016. Aksi di Tehran sendiri merupakan respons atas eksekusi terhadap seorang ulama Syiah Arab Saudi. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler