Ardi Kurniawan Sempat Pulang Jenguk Istri dan Dua Anaknya

Kamis, 04 Oktober 2018 – 05:36 WIB
Ardi Kurniawan. Foto: dok.Radar Malang

jpnn.com - Kediaman orang tua Ardi Kurniawan di Jalan Trunojoyo, Songgokerto, Batu, diselimuti suasana duka, Selasa (2/9) malam. Keluarga Ardi menggelar tahlilan untuk mendoakan almarhum.

Atlet paralayang Jatim yang sempat hilang setelah gempa bumi melanda Palu, Sulawesi Tengah, itu telah ditemukan Selasa.

BACA JUGA: Menpora Minta Keluarga Ikhlaskan Jasad Ardi Dikubur di Palu

Sayang, dia ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. Tertimbun reruntuhan Hotel Roa-Roa, tempat tim paralayang Jatim menginap. Dia dikenali lantaran mengenakan celana pendek PON 2016 warna hijau bertulisan KONI Jatim. Selasa malam, jenazahnya belum tiba di Batu.

Sugiono, ayah Ardi, terlihat linglung. Wajahnya pias. Sesekali dia menghapus air mata yang gagal ditahannya. ''Saya ndak tahu.'' Hanya kalimat itu yang mampu diucapkannya. Sang bunda, Asminah terlihat lebih tegar. Mengenakan kerudung hitam, sesekali dia tersenyum sambil menyalami pelayat.

''Ardi ini tulang punggung keluarga. Sejak SD dia sudah ikut paralayang,'' cerita Asminah. ''Hasil dari tiap kejuaraan selalu dipakai untuk membantu keluarga, sekalipun sudah menikah,'' lanjut dia, sesekali sambil menghela napas.

Andri Sisnanto, adik Ardi, menceritakan bahwa kakaknya baru berada di rumah selama sepekan. Sebelumnya dia fokus mengikuti pelatnas Asian Games 2018 di Puncak, Bogor.

Dia sempat pulang sebentar untuk menjenguk istri, Fitria, dan dua anaknya. Tidak lama di rumah, Ardi dan Andri yang juga sama-sama atlet paralayang bertolak ke Sumedang untuk mengikuti kejurnas.

''Kalau di rumah, Mas Gundul (panggilan akrab Ardi Kurniawan, Red) adalah mas saya. Tapi kalau sudah di luar kami seperti teman,'' kenang Andri. ''Kalau ikut kejuaraan, di mana pun kamarnya, dia selalu nyamperin saya untuk tidur bareng,'' lanjut dia.

Sepulang dari Sumedang, Ardi kembali ke Batu. Dia bersiap mengikuti kejurnas cross country di Palu. Sesekali Ardi terbang tandem bersama anak pertamanya, Abigair Hafis Ardiwan.

Kepada Andri, Ardi ingin supaya anaknya menjadi penerus karirnya kelak. ''Bapak itu dekat sekali sama Ardi. Mereka sering terbang bareng, walaupun bapaknya diminta bikin lisensi nggak mau,'' tutur Asminah.

Jumat siang (29/9) saat gempa pertama menyerang, Ardi sempat menghubungi Fitria. Pilot kelahiran 10 Agustus 1989 itu memastikan dirinya baik-baik saja.

Namun, ketika gempa kedua, telepon seluler Ardi langsung tidak aktif. Keluarga memantau kabar dari televisi. Terutama ketika nama Ardi masuk dalam daftar atlet Jatim yang belum ditemukan.

Roni Pratama, rekan pilot Ardi, menghadiri tahlilan tadi malam. Salah seorang anggota tim akurasi yang meraih emas di Asian Games 2018 itu mengatakan, sosok Ardi sangatlah berjasa buat dirinya. Ardi tidak pelit ilmu kepada para juniornya. ''Mas Ardi iku wong apik (Mas Ardi itu orang baik, Red),'' ujar Roni

Dari info yang didapatkan Roni, ketika gempa kedua, Ardi berlari menyelamatkan diri lewat pintu darurat hotel. Disusul oleh Vicky, Reza Kambey, dan Serda Fahmi.

Tetapi ketika baru tiba di lantai tiga, hotel tiba-tiba ambruk. Vicky berhasil selamat dari reruntuhan, karena saat itu dia seperti terpental. Sedangkan Reza dan Fahmi hingga Selasa malam belum diketahui keberadaannya. (feb/na)

 


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler