jpnn.com, MALANG - Arema FC sudah berhasil menggapai beragam gelar juara turnamen. Hanya tersisa satu gelar prestisius, yakni juara Piala Presiden 2017 yang selangkah lagi dibawa pulang.
Upaya Alfarizi dkk untuk melengkapi koleksi gelarnya dimulai Jumat (10/3) hari ini.
BACA JUGA: Pelatih PBFC Tak Gentar dengan Arema, tapi Takut sama..
Penggawa Singo Edan meninggalkan Bhumi Arema, menuju ke Stadion Pakansari Bogor, venue babak final Minggu (12/3) lusa. Tim kebanggaan Aremania ini, bersua Pusamania Borneo FC (PBFC).
Ya, dalam dua tahun terakhir selama tidak bergulirnya kompetisi, koleksi gelar Arema untuk kelas turnamen terhitung cukup banyak.
BACA JUGA: Ricky Nelson Optimistis PBFC juara Piala Presiden
Setidaknya delapan trofi yang dimiliki anak-anak Singo Edan dan bisa bertambah akhir pekan ini bila berhasil menjadi juara.
Arema sendiri sudah bertekad untuk meraih juara di Piala Presiden 2017.
BACA JUGA: Lawan Tim Kedua PBFC, Arema Tetap Waspada
Terlepas dari perhitungan atau anggapan sebagai tim spesialis turnamen, namun gelar pramusim kali ini diyakini membawa prestige tersendiri bagi anak asuh Aji Santoso tersebut.
“Setelah gagal di TSC lalu, sekarang adalah kesempatan bagi kami untuk meraih gelar dengan mengungguli tim-tim terbaik di tanah air. Tinggal selangkah lagi, jangan sampai lepas,” ujar Bek Arema, Syaiful Indra Cahya.
Menurutnya, pemain Arema, terutama yang sudah ada di tim ini sejak tahun 2016 lalu, sudah merasakan cukup kekecewaan gagal di turnamen besar sebelumnya.
Kini, ketika ada kesempatan di depan mata, mereka tidak ingin lengah.
“Kami harus menjaga konsentrasi untuk menjadi juara. Semua pemain di tim ini pasti ingin mengangkat trofi,” beber Indra.
Arema dipastikan ingin mengakhiri turnamen dengan status sebagai tim terbaik.
Apalagi, klub seperti Persib Bandung, Persipura, Madura United atau Sriwijaya FC, tidak masuk persaingan perebutan juara.
“Walaupun berbeda dengan kompetisi, tetapi tekad kami memang juara,” tegas Indra.
Indra semakin tidak sabar menunggu laga final, karena Arema selama ini sering meraih hasil maksimal ketika sudah masuk di partai puncak. Selain itu, catatan dua tahun terakhir, dengan torehan delapan trofi untuk turnamen, juga menjadi bekal yang bagus.
“Semoga ini berlanjut di Piala Presiden 2017 ini. Saya sudah ingin juara,” tambah dia.
Pelatih Arema, Aji Santoso pun sudah mengatakan, kini targetnya adalah membawa Arema juara.
Setelah babak demi babak dilewati, Arema akhirnya akan bersaing dengan Pusamania Borneo FC, yang dalam turnamen ini sempat dianggap remeh. Pasalnya, mereka mengawali turnamen dengan skuad yang dianggap lapis kedua.
“Tetapi PBFC adalah tim yang bagus. Kekuatan mereka tidak bisa dianggap lapis kedua, semua memiliki kualitas,” beber Aji.
Alhasil, dia tetap meminta anak asuhnya bermain layaknya di leg kedua babak semifinal lalu.
Spartan dan tetap menunjukkan daya juang yang tinggi meski dalam posisi tertinggal.
“Jika ingin menjadi juara, tetap harus butuh kerja keras, tanpa memandang sebelah mata,” tegasnya.
Dia mewanti-wanti pemainnya untuk tidak jemawa. Sebab, hal itu bisa menjadi boomerang dan justru membebani dalam permainan mereka. Arema pun sudah dipersiapkan mental menyambut partai tersebut.
Pelatih berusia 46 tahun itu terus melihat perkembangan pemainnya, baik secara fisik dan mental.
Sehingga, mereka tetap berada pada trek yang benar ketika turun di perebutan gelar juara.
“Tetapi yang jelas target kami adalah juara di turnamen ini. Karena tinggal satu laga lagi, mengapa tidak optimis,” tambah dia.
Sementara itu, Asisten Pelatih Arema, Joko Susilo mengakui, salah satu kunci Arema ada di partai puncak ini, hampir sama dengan yang dilakukan oleh Persib Bandung dan Semen Padang yang menembus babak empat besar.
Ditinggal beberapa pemain, sebisa mungkin klub ini mempertahankan sebagian besar skuatnya.
“Arema tidak melakukan banyak perubahan. Kami mengganti pos dari pemain yang keluar dengan yang baru. Itu salah satu kunci agar tetap stabil,” ujarnya.
Tak pelak, dalam beberapa tahun ini Arema memang langganan juara.
Dari tahun 2015, masih ada nama seperti Kurnia Meiga, Beny Wahyudi, Alfarizi, Dendi Santoso, Ahmad Bustomi, Arif Suyono, Sunarto, Ferry Aman Saragih hingga Cristian Gonzales.
Nama-nama tersebut, kerap bersaing di starting line up dan ditambah dengan pemain baru.
“Pemain sudah saling kenal satu dengan yang lain secara tipikal, sehingga gampang terbentuk chemistry-nya,” tandas dia. (ley/ary)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ribuan Pusamania Rencana Carter Pesawat tapi...
Redaktur & Reporter : Soetomo