Arief Poyuono: Dikritik Pada Ngambek dan Lapor Polisi

Jumat, 10 April 2020 – 12:04 WIB
Arief Poyuono. Foto: M. Fathra NI/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menilai para pejabat pemerintah tidak perlu alergi terhadap kiritik dari masyarakat terkait penanganan pandemi virus corona (Covid-19), yang jumlah korbannya di Indonesia terus meningkat.

"Kritik merupakan bunga-bunga Demokrasi. Jadi, nikmati saja kritik bagaikan mencium aroma bunga," kata Arief pada Jumat (10/4).

BACA JUGA: Arief Poyuono Yakin Kekuatan Lokal Mampu Ciptakan Obat COVID-19

Arief menyebutkan, China saja yang merupakan salah satu raksasa ekonomi dunia tidak berpikir panjang untuk mengunci (lockdown) Provinsi Hubei, akibat wabah Covid-19 pada awal Februari.

Sayangnya waktu itu pejabat dalam negeri tidak melihatnya sebagai masalah.

BACA JUGA: Cerita Uya Kuya Tentang Glenn Fredly yang Menolak Dibayar Usai Tampil

"Masa iya sih Kang Mas Joko Widodo enggak mikir kalau akan berdampak pada ekonomi Indonesia dan covid-19 akan menyebar, padahal Singapura dan Malaysia saat itu juga sibuk (mengantisipasinya)," sambung Arief.

Justru, pada periode Januari - Februari 2020 itu, Indonesia membiarkan produk masker diborong habis oleh China, Singapura dan Malaysia.

BACA JUGA: Berstatus Tahanan Kota Saat Hamil, Vanessa Angel: Mohon Doanya

"Kok enggak mikir ya kalau Covid-19 itu pasti ke Indonesia. Tidak ada tuh di awal Februari yang namanya pemerintahan Jokowi dan geng kasih tahu bahaya corona ke masyarakat dan bagaimana menghindarnya," ucap ketum FSP BUMN Bersatu ini.

Seharusnya, kata Arief, pada waktu itu sudah ada antisipasi dari pemerintah dengan melakukan sosialisasi tentang bahaya corona kepada masyarakat. Kemudian, menyiapkan cara mencegah wabah itu masuk ke tanah air.

"Waktu itu tidak ada tuh persiapan untuk keadaan yang paling buruk akibat Covid-19 terhadap perekonomian nasional. Sekarang ketika dikritik pada ngambek. Lapor polisi," sindir lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Jayabaya ini.

Di sisi lain, lanjutnya, kerja pemerintah serba dadakan dalam penanganan wabah ini. Bikin rumah sakit dadakan di wisma atlit, pesan masker di saat virus corona sudah menyebar. Saat ini, kata Arief, pembagian sembako dan uang ke masyarakat sudah tidak ada gunanya.

Anehnya lagi, dalam kondisi yang mengkhawatirkan akibat corona, pemerintah justru sibuk menggalang dukungan supaya omnibus law RUU Cipta Kerja segera dibahas oleh DPR.

"Padahal dengan adanya dampak covid-19, omnibus law sudah tidak ada gunanya. Tidak akan ada investasi LN yang masuk ke Indonesia karena negara lain juga mati-matian meminta pengusahanya nyelametin negaranya masing-masing akibat covid. He he he, jangan marah ya Kang Mas Joko Widodo," tandas Arief.(fat/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler