Arief Poyuono Sebut Faisal Basri Kurang Lihai, yang Benar Kalimat Airlangga

Rabu, 02 September 2020 – 10:51 WIB
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono. foto: dokumen JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menilai kritikan ekonom Faisal Basri yang menyebut pemerintah saat ini kurang memahami resesi ekonomi, sebagai sikap kurang bijaksana.

Menurutnya, Faisal sebagai ekonom justru kurang lihai dan membaca indikator ekonomi.

BACA JUGA: Sentil Mahfud MD, Arief Poyuono: Tolong Menteri Jokowi Jangan Bikin Gaduh

Hal ini terkait Faisal yang mengkritik pernyataan Menteri Koordinator Perkonomian Airlangga Hartarto yang menyebut pertumbuhan ekonomi di Kuartal III 2020 bakal masih minus tetapi bukan resesi.

"Waduh Faisal Basri sebagai ekonom kurang lihai dan membaca indikator ekonomi kayaknya deh ya," kata Arief, Rabu (2/9).

BACA JUGA: Bu Risma Mengimbau Warga Surabaya Tidak Panik

Arief menilai ini merupakan pola pikir ekonom yang kurang bijaksana dalam berpandangan tentang perekonomian nasional.

Sebab, kata dia, hal itu hanya terus menciptakan sentimen-sentimen yang mendegradasi pemerintah Jokowi yang sedang jungkir balik untuk menyelamatkan masyarakat di era Covid-19.

BACA JUGA: Perintah Jenderal Idham Azis untuk Seluruh Jajaran Polri

"Begini, kalau kata Faisal Basri pertumbuhan ekonomi nasional di Kuartal III akan minus tiga, artinya ekonomi bertumbuh dong dari minus 5,32 persen naik menjadi minus 3 persen yang mengarah persentase digit titik nol," ungkap Arief.

Dengan demikian, Arief menyatakan bahwa ada progres yang trennya ekonomi bertumbuh.

Arief menjelaskan rumus resesi ekonomi adalah bila indeks nilai persentase pertumbuhan ekonomi mengalami minus.

Serta didasarkan pada indeks minus dari pertumbuhan ekonomi yang nilainya lebih kecil dari kuartal sebelumnya.

"Mungkin jika indeks pertumbuhan ekonomi Kuartal II itu minus 5,32 persen dan kemudian indeks (Kuartal III) minus makin tinggi itu baru disebut resesi. Nah ini Kuartal III kan banyak yang memprediksi indeks pertumbuhan ekonomi antara 2-4 persenan. Artinya kan ada pertumbuhan ekonomi dong," kata Arief.

Menurut Arief, ini bisa menjadi sebuah optimistis bahwa perekonomian di era Covid-19 mulai menunjukkan harapan untuk bangkit.

Hal itu ditandai dengan mulai tumbuhnya lapangan kerja baru, serta peningkatan belanja pemerintah, konsumsi masyarakat dan angka ekspor.

"Jadi, sudah benar kata-kata Pak Menko Perekonomian dong, daripada omongan Faisal Basri sang ekonom itu," pungkas Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu ini. (boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler