jpnn.com, SURABAYA - Cyrilla Arletta Prasetyo merupakan seniman termuda yang pernah memamerkan karyanya di Surabaya Art Centre. Dalam berkarya, cewek 15 tahun itu selalu memasukkan pesan penting. Misalnya, tentang keberagaman.
Perjalanan melukisnya dimulai saat Arletta berusia 7 tahun. "Mama lihat Arletta suka gambar, dibilang apa nggak mau les aja," ucapnya yang menirukan sang ibu. Namun, dia belum tertarik. Baru sekitar tiga tahun terakhir, Arletta mengikuti les melukis.
Arletta yang sebelumnya menggambar berdasar suasana hati atau kesukaan saja kini mulai belajar menyampaikan pesan lewat karyanya. Oleh sang guru, Arletta diajak berkeliling galeri dan dijelaskan masing-masing makna karya orang lain. "Oh, ternyata bisa ya lukisan itu menyimpan pesan tertentu," ucapnya polos. Sejak saat itu, Arletta ingin menyisipkan pesan-pesan sosial.
Misalnya, Arletta mengangkat fenomena Pokemon Go untuk salah satu kompetisi melukis. "Aku ingin mengajak orang untuk melihat sekitarnya saat bermain," ujarnya. Dalam lukisannya, Arletta membuat rute Pokemon Go yang setiap sudutnya ada misi sosial. Di antaranya, membantu orang tua menyeberang, membuang sampah pada tempatnya, dan menolong sesama dalam hal lainnya. "Kan kalau main harus keluar dari rumah," imbuh siswa Singapore National Academy itu.
Selama pengerjaan, Arletta cukup mengalami kesulitan dalam memikirkan idenya. "Sempat bingung gimana mengekspresikannya," ucapnya, kemudian tertawa. Karya itu menjadi lukisan terbesar yang pernah dibuat Arletta. Setidaknya butuh 4-5 bulan pengerjaan. Arletta menggunakan media akrilik dan spidol di atas kanvas.
Dalam berkarya, Arletta tak selalu menggunakan akrilik di atas kanvas. Terkadang dia juga memanfaatkan bahan-bahan bekas hingga menciptakan karya 3 dimensi. Saat itu Arletta ingin menggambarkan sisi laut dan luar angkasa. "Dua-duanya punya sisi supermisterius. Banyak penemuan baru dari sana," ucapnya. Arletta kemudian menggunakan media pasir untuk bagian pantai yang menghubungkan luar angkasa yang gelap.
Saat ini Arletta mengerjakan karya tentang peperangan. "Aku akan buat dengan akrilik dan mix media di kanvas. Mungkin pakai kain juga," lanjutnya. Lalu, dari mana ide-ide dan pesan sosial yang disisipkan Arletta dalam karyanya? Arletta mengatakan suka membaca berita. "Aku suka membaca berita tentang rasisme terhadap orang kulit hitam di Amerika Serikat," jawabnya. Selain membaca, Arletta suka berdiskusi dengan sang ibu. "Tentang religion, peperangan, kekerasan. Binatang-binatang yang mati diburu juga," tambahnya. (dya/c7/any)
BACA JUGA: Melukis Juga Bisa di Air, Lho
BACA ARTIKEL LAINNYA... Setelah 7 Tahun, Kim Jong-un Akhirnya Punya Lukisan Resmi
Redaktur : Tim Redaksi