jpnn.com, JAKARTA - Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Imam Gunarto mengajukan Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PPNSB) untuk dijadikan sebagai Memori Kolektif Bangsa.
Pengajuan tersebut dilakukan karena ANRI menyadari betapa pentingnya arsip dokumen roadmap pembangunan pertama di Indonesia.
BACA JUGA: Buktikan Komitmen Melestarikan Arsip, Taspen Terima Penghargaan dari ANRI
Adapun, ide pengajuan agar arsip Pola Pembangunan Nasional Semesta Berenca (PPNSB) ditetapkan sebagai Memori Kolektif Bangsa merupakan rekomendasi dari Universitas Andalas.
"Beberapa hari lalu, ANRI berkesempatan menyelenggarakan diskusi ilmiah di Universitas Andalas. Mereka merekomendasikan agar arsip PPNSB ditetapkan sebagai Memori Kolektif Bangsa," ucap Imam dalam keterangan pers, Senin (22/5).
BACA JUGA: Sasar Kantor Bank demi Uang, Rampok Malah Membobol Brankas Arsip
Dia menjelaskan bahwa arsip yang dimaksud menunjukkan kepada semua pihak tentang bagaimana tata pemerintahan yang dijalankan oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) dan birokrasi.
Contoh tata pemerintahan itu adalah kebijakan pembangunan di segala bidang kehidupan yang terencana, terukur dan tepat sasaran, juga untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.
Imam pun meminta dukungan dari seluruh elemen bangsa, terutama dari Menpan RB untuk mewujudkan PPNSB, sebagai Memori Kolektif Bangsa. Sebab, ANRI berada dalam koordinasi Kemenpan RB.
"ANRI memohon dukungan dari Menpan-RB untuk menindaklanjuti usulan Universitas Andalas sesuai dengan prosedur penetapan Memori Kolektif Bangsa sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku,” tuturnya.
Sementara itu, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (RB) Azwar Anas menyambut baik PPNSB dijadikan sebagai Memori Kolektif Bangsa.
Anas berkomitmen untuk mendukung dan terlibat dalam proses hingga penetapannya.
"Pengelolaan arsip yang baik akan mendukung penerapan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, melalui ketersediaan informasi autentik yang dapat dimanfaatkan oleh publik secara transparan dan akuntabel," kata Anas.
Menurutnya, semua itu dapat diwujudkan melalui digitalisasi arsip yang berkontribusi pada pencapaian target dan prioritas pembangunan. (mcr4/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi