Artis di DPR Harus Tunjukkan Kompetensi

Kamis, 15 Oktober 2009 – 22:36 WIB

JAKARTA - Kompetensi anggota dewan yang baru dilantik mulai bisa dilihatTak heran bila kemampuan mereka pun mulai dipertanyakan

BACA JUGA: PDI-P Pertahankan Wajah Lama

Hal ini pun mendapat perhatian dari peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro.

Menurutnya, dari awal tak sedikit kalangan yang meragukan kemampuan artis yang berhasil lolos sebagai anggota parlemen
“Masalahnya sebenarnya bukannya tidak membolehkan artis ikut serta di bidang politik atau menjadi anggota DPR, tapi isu kompetensi, profesionalitas, kapasitas dan integritas menjadi sangat dipertanyakan,” kata lulusan program doktor di Jurusan Ilmu Politik, Curtin University Perth, Western Australia kepada JPNN, Kamis (15/10)

Karenanya, kata perempuan yang karib disapa Wiwiek ini, menjadi politisi di DPR tidak cukup hanya dibekali semata-mata popularisme saja

BACA JUGA: Musda, Rivalitas Dua Generasi

Tidak tertutup kemungkinan, memang bakal ada beberapa artis yang sukses dalam menjalankan tugasnya sebagai anggota dewan
Namun demikian, masih banyak pula yang tidak menunjukkan performa kinerja.

“Mengingat beratnya permasalahan yang dihadapi Indonesia saat, pesimisme masyarakat makin menguat terhadap prospek kinerja anggota dewan tersebut,” imbuhnya.     

Namun, sisi positif dari hadirnya artis di Senayan adalah mereka dikenal publik

BACA JUGA: Tiga Kubu Rebutan Jatah Menteri

Sebagai politisi yang notabene artis, sebenarnya mereka relatif mudah untuk mengenalkan program-program yang sifatnya terebosan penting"Dengan begitu relatif lebih mudah diperhatikan rakyat atau bahkan untuk mendapat dukungan rakyat," imbuhnya.

Sisi negatifnya, seolah parlemen di Senayan menjadi panggung sandiwara, yang mengesankan mudahnya menjadi anggota dewan karena tidak memerlukan kompetensiKarena itu, anggota dewan yang kompeten, kapabel dan kridibel sangat diperlukan untuk menopang kinerja parlemen

Wiwiek juga menyinggung adanya fenomena anggota dewan yang menangis ketika mengetahui dirinya tidak masuk dalam panitia anggaranHal itu menunjukkan secara jelas bahwa politisi yang bersangkutan belum siap mental menjadi wakil rakyat“Kesan untuk membedakan antara daerah yang ‘basah’ dengan daerah yang ‘kering’ masih cukup dominan,” terang  istri  Abdussomad Abdullah  yang juga peneliti di bidang sosiologi LIPI.

Perempuan kelahiran Blitar, 7 November 1959 itu menyebut ada kecenderungan kuat bahwa komisi-komisi tertentu di DPR memang sangat diincar anggota dewan"Ini juga menunjukkan bahwa niatan untuk menjadi anggota DPR lebih didorong oleh semangat untuk mendapatkan profit yang sebesar-besarnya dan kedudukan terhormat ketimbang sungguh-sungguh mewakili rakyat, apalagi mendorong proses demokrasi," tandasnya(viv/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pro Paloh Tetap Pede Maju di Musda


Redaktur : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler