Arus Mudik Kapal Turun 20 Persen, Ini Penyebabnya

Selasa, 05 Juli 2016 – 17:58 WIB
Ilustrasi. FOTO: dok

jpnn.com - Arus Mudik Kapal Turun 20 Persen

SURABAYA - Jumlah pemudik yang menggunakan moda transportasi kapal mengalami penurunan sekitar 20 persen bila dibandingkan dengan tahun lalu. Salah satu penyebabnya adalah masa libur Lebaran tidak bersamaan dengan momen libur sekolah. Sehingga pemudik sudah pulang jauh-jauh hari. 

BACA JUGA: Arus Balik, Ini Arahan Kakorlantas Supaya Tidak Terjebak Macet

Dirut PT Dharma Lautan Utama Erwin H. Poedjono mengatakan, arus penumpang dari beberapa daerah juga turun. Misalnya penumpang kapal dari Kalimantan. Jumlah mereka juga turun karena penurunan aktivitas perusahaan tambang dan perkebunan.

"Ada tiga perusahaan batu bara yang melakukan pemutusan hubungan kerja sebanyak 7 ribu karyawan. Ditambah belum berjalannya proyek pembangunan di Kalimantan, sehingga arus tenaga kerja dari Jawa ke Kalimantan berkurang," tutur dia kemarin (4/7).

BACA JUGA: Semua Petugas Tidak Hanya Memantau, Tapi Turun Langsung

Faktor ketiga, persaingan dengan moda transportasi lain, khususnya pesawat udara. Saat ini frekuensi penerbangan terus bertambah dan harga tiket pesawat sudah makin terjangkau. Hasilnya, penumpang maskapai penerbangan melonjak. "Seperti rute Surabaya-Banjarmasin dan Surabaya-Balikpapan," sebut dia.

Pada peak season kali ini pihaknya menyiapkan total 39 unit armada yang terbagi atas 20 lintas penyeberangan dan 14 lintas panjang. "Kami siapkan armada kapal dan sumber daya manusia jauh-jauh sebelumnya. Jadi, ketika memasuki peak season, sudah tidak ada kapal yang docking," jelasnya.

BACA JUGA: Pastikan Semua Penumpang Kapal Terlayani Dengan Baik

Dharma Lautan Utama juga memberlakukan tarif progresif. Makin mendekati hari H, harga tiket semakin mahal. Pengaturan harga tiket itu bertujuan meratakan arus penumpang sehingga tidak terjadi penumpukan menjelang hari-H. 

Bila tidak diatur dengan harga tiket, arus penumpang yang datang melebihi kapasitas kapal. Apalagi, tidak ada toleransi soal kapasitas angkut kapal. Dia mencontohkan peristiwa di Pelabuhan Kalianget, Madura. Kapasitas kapal 120 penumpang dan kapal sudah menyiapkan 300 alat keselamatan.

"Namun, yang diperbolehkan diangkut hanya 150 orang. Sisanya terpaksa naik kapal kayu," terangnya.

Untuk mengantisipasi ledakan arus penumpang, pihaknya juga menyiapkan dua unit armada untuk rute Gresik-Bawean. Sebab, peminat rute tersebut tinggi. Rute lain yang potensial, di antaranya, Surabaya-Banjarmasin dan Surabaya-Balikpapan. (res/c11/noe)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantap, di Pelabuhan Ini Penumpang Tidak Ada Yang Terlantar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler