AS Percepat Akhiri Misi di Afghan

Stop Peran Tempur sebelum Akhir 2013

Jumat, 03 Februari 2012 – 09:09 WIB

BRUSSELS - Kejutan kembali mewarnai pertemuan para menteri pertahanan (menhan) negara-negara anggota NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) di Kota Brussels, Belgia, Rabu malam (1/2) waktu setempat atau kemarin pagi WIB (2/2). Menyusul Prancis, Amerika Serikat (AS) mengumumkan rencana menarik armada tempurnya dari bumi Afghanistan lebih cepat. Yakni, sebelum akhir 2013.
 
Keputusan AS yang disampaikan Menhan Leon Panetta itu memantik berbagai reaksi. Apalagi, belakangan Taliban justru gencar menyebarkan propaganda bahwa mereka telah memenangkan perang di Afghanistan. "Mudah-mudahan pada pertengahan atau akhir 2013 nanti pasukan kami sudah bisa beralih fungsi dari pertempuran ke pelatihan dan pendampingan," tutur Panetta, 73.
 
Pernyataan Panetta tersebut tidak hanya membuat kaget negara-negara NATO. Afghanistan pun terkejut mendengar keputusan itu. Seorang pejabat keamanan Afghanistan yang tidak mau disebutkan namanya juga kecewa atas keputusan AS. "Keputusan untuk mempercepat penarikan pasukan (AS) itu akan mengacaukan rencana transisi yang sudah kami rancang," sesalnya dalam wawancara dengan Reuters kemarin.
 
Saat ini, jumlah tentara AS dan NATO yang bertugas di Afghanistan berkisar 130.000 orang. Semula, penarikan personel tempur AS dijadwalkan pada 2014.
 
Menurut pejabat Afghanistan tersebut, perubahan jadwal penarikan pasukan akan berdampak fatal pada persiapan transisi yang dilakukan oleh pemerintahan Presiden Hamid Karzai. "Saat ini, kami harus terburu-buru mempersiapkan semuanya," katanya.
 
AS yang memimpin invasi militer Barat ke Afghanistan di bawah payung NATO pada 2001 itu menegaskan bahwa pasukannya tetap bertahan di negara tersebut sampai 2014. Tetapi, misi tempur mereka yang seharusnya berakhir pada 2014 bakal dipungkasi setahun lebih cepat. "Tahun depan misi utama pasukan kami di Afghanistan adalah pelatihan, pendampingan, dan dukungan saja," terang Panetta.
 
Dalam kesempatan itu, mantan direktur CIA (lembaga intelijen AS) tersebut mengimbau seluruh negara anggota NATO tetap memegang komitmen jadwal transisi yang dipatok pada 2014. "Kita datang ke sana (Afghanistan, Red) bersama-sama dan kita akan keluar dari sana bersama-sama pula," ujar Panetta.

Dia kembali menegaskan bahwa AS hanya akan menarik pasukan tempurnya, bukan seluruh personel yang ada di Afghanistan. Hal yang sama, lanjut dia, juga akan dilakukan Prancis.

Meski Presiden Nicolas Sarkozy menyatakan akan menarik semua tentara Prancis dari Afghanistan, Washington yakin bahwa Paris hanya akan menyudahi misi tempurnya di sana. "Agenda Prancis pun tak akan beda dengan jadwal NATO. Menteri Pertahanan Gerard Longuet menjamin bahwa pasukannya akan bertahan sampai 2014," ungkap seorang pejabat Pentagon (Dephan AS).
 
Bagi AS dan NATO, ungkap Panetta, 2013 akan menjadi tahun yang sangat krusial. Sebab, tahun itu seluruh agenda transisi di Afghanistan sudah harus berjalan. "Pasukan AS dan NATO bakal menyerahkan seluruh tanggung jawab keamanan ke tangan pasukan Afghanistan. Dengan begitu, tahun selanjutnya bakal menjadi tahun konsolidasi bagi kita semua," paparnya.
 
Namun, Panetta belum bisa merinci jumlah pasukan AS yang akan bertahan di Afghanistan pasca-2013. Saat ini, jumlah personel militer AS di Afghanistan berkisar 90.000 orang. Akhir September nanti, sesuai dengan masa tugas pasukan tambahan, pasukan AS akan berkurang menjadi sekitar 68.000 orang. "Sejauh ini, kami belum memutuskan bakal menarik berapa personel pada 2013 nanti," ujarnya.
 
Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen yang sempat terkejut terhadap keputusan AS akhirnya mereaksi positif rencana penarikan pasukan tempur Negeri Paman Sam. Bahkan, dia berjanji akan menyesuaikan agenda pasukan NATO dengan rencana terbaru AS tersebut. "Secara bertahap kami akan melimpahkan seluruh tanggung jawab keamanan ke tangan pasukan Afghanistan," katanya.
 
Dalam waktu dekat, NATO akan kembali membahas masa depan misi mereka di Afghanistan. Menurut rencana, pertemuan berikutnya akan dihelat di Chicago, AS. "Kami akan tetap bertahan sampai pertengahan 2013 dan secara bertahap berkoordinasi dengan pasukan Afghanistan agar mereka sanggup menjalankan tanggung jawab keamanan utuh pada 2014 nanti," jelasnya. (AFP/AP/RTR/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tim Inspeksi IAEA Bakal Kembali ke Iran


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler