Seorang pejabat senior Gedung Putih mengatakan, Korea Utara (Korut) "bertanggung jawab langsung" atas serangan cyber (dunia maya) bernama âWannaCryâ di awal tahun ini.
Tudingan ini disampaikan di tengah kekhawatiran atas kemampuan Korea Utara untuk melakukan peretasan serta program senjata nuklirnya yang terus meningkat.
BACA JUGA: Emisi Gas Rumah Kaca Australia Meningkat Dalam Tiga Tahun
Jadi, bagaimana mereka membuat kaitannya?
Simak penjelasan berikut ini.
BACA JUGA: Pemerintah Australia Reshuffle Kabinet
Apa yang diketahui Pemerintah AS?Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa Pemerintah AS sedang bersiap untuk menuduh negara nakal tersebut sebagai pelaku di balik serangan yang melumpuhkan sejumlah rumah sakit, bank dan bisnis di seluruh dunia.
Sumber tersebut mengatakan bahwa pihaknya memiliki "tingkat keyakinan yang sangat tinggi" bahwa entitas peretas yang dikenal sebagai Lazarus Group melakukan serangan tersebut.
BACA JUGA: Mantan Pelatih Australia Pindah ke Yokohama F Marinos
Kelompok ini bekerja atas nama Pemerintah Korea Utara.
Penasihat keamanan Gedung Putih, Tom Bossert, menulis sebuah opini untuk media Wall Street Journal yang mengatakan bahwa siapapun yang melukai Amerika Serikat akan dimintai pertanggungjawaban.
"Serangan itu meluas dan menghabiskan biaya milyaran, dan Korea Utara bertanggung jawab secara langsung," sebut Bossert.
Ia tidak merinci tindakan spesifik yang mungkin dilakukan Washington terhadap Pyongyang, selain mengatakan akan terus mengupayakan "strategi tekanan maksimum".
Seorang pejabat mengatakan kepada Reuters bahwa kecaman secara publik tidak akan mencakup dakwaan atau nama individu tertentu.
Tapi tuduhan itu dirancang untuk meminta pertanggungjawaban Korea Utara atas tindakannya dan, "mengikis dan melemahkan kemampuan mereka untuk meluncurkan serangan".Apa implikasi serangan?
Perangkat lunak peretas itu tersebar di seluruh dunia pada bulan Mei untuk menginfeksi lebih dari 300.000 komputer di 150 negara.
Ada beberapa konsekuensi yang cukup besar.
Dianggap belum pernah terjadi sebelumnya dalam skala pada saat itu, WannaCry membuat koneksi komputer rumah sakit di Inggris mati dan memaksa ribuan pasien menjadwal ulang janji temu.
Bisnis besar juga terkena dampak serangan virus WannaCry ini.
Di Amerika Serikat, jaringan komputer FedEx termasuk yang paling banyak terkena dampak.
Perusahaan ekspedisi internasional itu mengatakan pada bulan September mereka memperkirakan akan terus mengalami kerugian sebesar $ 300 juta (atau setara Rp 3 triliun) sebagai akibat dari serangan tersebut.
Serangan itu juga mengganggu infrastruktur dan bisnis di seluruh dunia.
Awalnya, serangan itu tampak seperti kampanye uang tebusan - di mana peretas mengenkripsi komputer yang ditargetkan dan meminta pembayaran untuk memulihkan file.
Namun, beberapa ahli kemudian menyimpulkan ancaman tebusan mungkin menjadi gangguan yang dimaksudkan untuk menyamarkan niat yang lebih merusak.Siapa itu Lazarus Group?
Lazarus Group diyakini secara luas oleh peneliti keamanan dan pejabat AS bertanggung jawab atas peretasan rumah produksi Sony Pictures Entertainment tahun 2014, yang menghancurkan file, membocorkan komunikasi korporat secara daring dan menyebabkan mundurnya beberapa eksekutif top studio itu.
Sony juga menangguhkan penayangan sebuah film komedi yang menggambarkan penguasa Korea Utara, Kim Jong-un, karena ancaman yang disampaikan oleh para peretas.
Mantan Presiden AS Barack Obama mengutuk Pyongyang atas peretasan Sony itu, seraya bersumpah untuk "merespons tindakan itu secara proporsional".
Tidak ada gugatan yang diajukan dalam kasus Sony tersebut.Apakah itu benar perbuatan Korut?
Banyak peneliti bidang keamanan - termasuk perusahaan cyber Symantec dan Pemerintah Inggris -sudah menyimpulkan bahwa Korea Utara kemungkinan berada di balik serangan WannaCry.
Beberapa peneliti mengatakan bahwa mereka percaya WannaCry dikerahkan secara tidak sengaja oleh Korea Utara karena para peretas sedang mengembangkan kodenya.
Pejabat senior Pemerintah AS menolak berkomentar mengenai apakah intelijen mereka bisa mengetahui apakah serangan itu disengaja.
"Apa yang kami lihat adalah pola lanjutan dari Korea Utara yang tidak berperikemanusiaan, apakah itu serangan cyber yang merusak, peretasan untuk keuntungan finansial, atau menargetkan infrastruktur di seluruh dunia," kata pejabat tersebut. Apa tanggapan Korut?
Perwakilan Pemerintah Korea Utara tidak bisa dihubungi untuk memberikan komentar.
Negara ini telah berulang kali menolak bertanggung jawab atas serangan WannaCry dan melabeli tuduhan lainnya tentang serangan cyber sebagai sebuah kampanye kotor.
Pengumuman tersebut akan mengakhiri ketegangan yang meningkat antara Amerika Serikat dan Korea Utara, termasuk ancaman dari negara Semenanjung itu bahwa mereka telah berhasil menguji terobosan rudal balistik antar benua yang bisa menjangkau seluruh daratan AS dengan senjata nuklirnya.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Universitas di Australia Tindaklanjuti Kasus Serangan Seksual