WASHINGTON – Ancaman Iran untuk menutup Selat Hormuz dan menyerang kapal militer asing (Barat) yang melintasinya sepertinya hanya gertak sambal. Setidaknya, itu dibuktikan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat (AL AS). Di tengah ketegangan antara Iran dan negara-negara Barat, negara adidaya tersebut seolah ingin unjuk kekuatan (show of force) dengan kembali mengirimkan kapal induk miliknya ke wilayah perairan dekat Negeri Para Mullah tersebut.
Minggu lalu (22/1), USS Abraham Lincoln melintasi Selat Hormuz dengan aman sebelum menuju Teluk. Saat ini, kapal induk super (supercarrier) kelas Nimitz (tenaga nuklir) yang berbobot sekitar 110 ribu ton itu berada di wilayah perairan Teluk. Di kawasan itu, terdapat pangkalan militer Armada Ke-5 (Fifth Fleet) AS.
’’USS Abraham Lincoln telah menuntaskan transit rutin dan reguler di Selat Hormuz sebagai bagian dari operasi keamanan maritim yang terjadwal,’’ terang Kapten John Kirby, jubir AL AS, dalam surat elektronik yang diterima Agence France-Presse kemarin (23/1). Dia menambahkan bahwa USS Abraham Lincoln berhasil melewati Selat Hormuz secara lancar. Tidak ada insiden sama sekali dalam pelayaran kapal induk tersebut.
USS Abraham Lincoln, yang saat itu diikuti sejumlah kapal perang AS dalam satu gugus tugas, merupakan kapal induk pertama dari Negeri Paman Sam yang memasuki kawasan Teluk sejak akhir Desember 2011.
Akhir tahun lalu, Iran mengancam bakal menutup Selat Hormuz jika AS kembali mengirimkan kapal induknya ke wilayah perairan Negeri Presiden Mahmoud Ahmadinejad tersebut. Ancaman itu dilontarkan setelah USS John C. Stennis meninggalkan Teluk Persia berbarengan dengan latihan perang yang dihelat Angkatan Laut (AL) Iran di Selat Hormuz. Saat itu, kapal yang mampu mengusung 90 pesawat dan helikopter tersebut berlayar menuju Laut Arab.
Idealnya, AS menempatkan dua kapal induk di sekitar kawasan Teluk. Yakni, di Laut Arab dan di Teluk Persia. Saat AL Iran menggelar latihan perang di Selat Hormuz yang memisahkan Teluk Persia dan Teluk Oman tersebut, USS John C. Stennis menyingkir. Ketika itu, hanya tersisa USS Carl Vinson yang siaga di Laut Arab. Mulai kemarin, tugas USS John C. Stennis resmi digantikan USS Abraham Lincoln.
Seperti kapal induk AS yang lain, USS Abraham Lincoln pun berlayar di Selat Hormuz dengan didampingi tiga kapal lain. Kapal sepanjang 332,8 meter yang bisa mengangkut 80 jet tempur dan helicopter tersebut diikuti dua kapal perusak (destroyer) dan kapal berpeluru kendali USS Cape St. George. ’’Dalam waktu dekat, USS Abraham Lincoln akan melakukan latihan keamanan di wilayah Teluk,’’ kata Komandan Amy Derrick-Frost, jubir Armada Ke-5.
Menurut Derrick-Frost, pihaknya rutin menggelar latihan keamanan di wilayah tersebut. Seluruh kapal induk AS yang berada di sekitar Teluk juga terlibat. Tidak terkecuali USS Abraham Lincoln yang standby di Teluk Persia. Kali ini latihan keamanan AS juga bakal melibatkan Prancis dan Inggris.
Akhir pekan lalu, Kementerian Pertahanan Inggris (MoD) menyatakan bahwa kapal pencegat milik Angkatan Laut-nya (AL) telah berada di kawasan Teluk. Bersamaan dengan itu, Prancis juga mengonfirmasikan keterlibatannya dalam latihan keamanan strategis tersebut. ’’HMS Argyll dan kapal Prancis bergabung dengan kapal induk AS dan berlayar melewati Selat Hormuz menuju Teluk,’’ terang jubir MoD.
Kendati AS sering melibatkan negara-negara sekutunya dalam latihan keamanan gabungan, kehadiran Inggris dan Prancis kali ini seolah-olah menegaskan kepada Iran bahwa Barat tak main-main dengan ancaman untuk menggempur Negeri Persia itu. ’’Kami selalu mempertahankan eksistensi di wilayah tersebut sebagai wujud komitmen kami untuk menjaga perdamaian di sana,’’ kata Menteri Pertahanan AS Leon Panetta. (AP/AFP/CNN/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lulus Tes, Bayi Termungil Diizinkan Pulang
Redaktur : Tim Redaksi