AS Ungkap Aliran Dana Rusia ke Politikus di Berbagai Negara, Nilainya Luar Biasa

Rabu, 14 September 2022 – 17:58 WIB
Istana Kepresidenan Rusia Kremlin di Moskow. Pemerintah Rusia diduga menghabiskan ratusan juta dolar Amerika Serikat untuk mendanai partai politik dan politikus di berbagai negara. Foto: Mladen ANTONOV / AFP

jpnn.com, WASHINGTON DC - Rusia diam-diam telah menghabiskan lebih dari USD 300 juta (Rp 4,4 triliun) sejak 2014 untuk mempengaruhi politikus di lebih dari 24 negara, AS menuduh.

Tuduhan Departemen Luar Negeri didasarkan pada asesmen intelijen AS yang dirilis pada Selasa (13/9).

BACA JUGA: China Kirim Mesin Perang Tercanggih ke Rusia, Ada Kapal Perusak dan Tank Tempur Tipe 99

Seorang pejabat senior dari pemerintahan Presiden Joe Biden mengatakan: "Kami pikir ini hanyalah puncak gunung es."

Rusia belum secara terbuka mengomentari masalah ini. Moskow sendiri telah berulang kali menuduh AS ikut campur di luar negeri.

BACA JUGA: Asrorun Niam Sampaikan Pesan Perdamaian di Kazan Global Youth Summit 2022 Rusia

Intelijen Amerika menilai bahwa ini adalah angka minimum. "Rusia kemungkinan telah mentransfer dana tambahan secara diam-diam dalam kasus-kasus yang tidak terdeteksi," kata pejabat di pemerintahan Biden.

Asesmen intelijen AS tidak menyebutkan negara atau pejabat tertentu yang diyakini menjadi sasaran Rusia - tetapi mengatakan mereka tersebar di empat benua.

BACA JUGA: Rusia Bisa Berikan Diskon Besar Harga Minyak Mentah, Indonesia Berminat?

AS telah berbagi informasi tersebut kepada beberapa negara yang politikusnya menerima aliran dana rahasia dari Rusia.

Sumber kantor berita AFP di pemerintahan Biden menuduh Rusia telah menghabiskan sekitar USD 500.000 untuk mendukung Partai Demokrat dalam pemilihan 2017 di Albania dan juga membiayai partai atau kandidat di Bosnia, Montenegro dan Madagaskar.

Sumber itu juga mengatakan Kremlin telah menggunakan Brussel sebagai pusat yayasan dan front lain yang mendukung kandidat sayap kanan.

Perusahaan fiktif dikatakan digunakan untuk mendanai partai-partai Eropa dan untuk membeli pengaruh di tempat lain.

Pihak berwenang Rusia sejauh ini tidak membuat pernyataan publik tentang klaim AS.

Moskow sebelumnya menyalahkan badan intelijen CIA Amerika karena ikut campur dalam urusan negara lain, termasuk dengan mendukung berbagai kudeta di seluruh dunia.

AS telah ikut campur dalam pemilihan asing lebih dari 80 kali di seluruh dunia antara tahun 1946-2000, tidak termasuk kudeta atau upaya perubahan rezim, menurut database yang disimpan oleh peneliti Universitas Carnegie Mellon Dov Levin.

Pada hari Selasa, juru bicara departemen luar negeri Ned Price menyebut dugaan pendanaan rahasia Rusia sebagai "serangan terhadap kedaulatan".

Tahun lalu, pejabat intelijen AS menilai dalam sebuah laporan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin kemungkinan telah mengizinkan upaya untuk mempengaruhi pemilihan Amerika tahun 2020 demi mantan Presiden Donald Trump.

Tetapi dikatakan tidak ada pemerintah asing yang mengkompromikan hasil akhir.

Rusia menyebut tuduhan campur tangan pemilu "tidak berdasar". (BBC/dil/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler