jpnn.com - PERNAH mendengar nama perusahaan PT Pendekar Bodoh? Nama perusahaan ini mungkin sangat jangal terdengar di telinga Anda. Rupanya, nama perusahaan ini merupakan pemilik rumah makan yang menyajikan makanan laut, D’Cost.
Pemilihan nama ini bukan tanpa alasan, ada perhitungan yang telah dilakukan sang pendiri restoran, Christian Sia, sebelumnya. Kira-kira apa ya?
BACA JUGA: Inilah Keperkasaan Helikopter TNI AD yang Jatuh di Sleman
Dalam melakukan bisnis, khususnya dalam bisnis makanan, ada dua faktor yang memengaruhi, yakni mutu dan harga.
“Bila dirinci, maka ada mutu tinggi, mutu renda, harga tinggi dan harga rendah,” kata Christian.
BACA JUGA: Helikopter Nahas Itu Bertugas Mengamankan Kunjungan Jokowi
Nah, dari rincian itu, maka terciptalah empat kuadran bagi pembeli dan penjual. Kuadran satu adalah harga tinggi dan mutu rendah yang ditempati penjual pintar dan pembeli bodoh. Kemudian kuadran harga tinggi dan mutu tinggi, yang diisi penjual normal dan pembeli normal.
Kuadran tiga adalah mutu rendah, harga rendah yang diisi pembeli normal dan penjual normal. Sedangkan kuadran empat adalah mutu tinggi harga rendah, yang diisi mantan pembeli normal, mantan pembeli bodoh, pembeli pintar dan penjual bodoh.
BACA JUGA: Dikira Gempa, Ternyata Ada Helikopter Jatuh, Ngeri...
“Karena kita bermain di kuadran empat dengan menyediakan makanan bermutu tinggi dengan harga rendah, nama Pendekar Bodoh terlahir,” ungkap Christian.
Lalu, bagaimana dengan nama D’Cost?
Filosofinya adalah, rumah makan akan ramai bila ibu rumah tangga tidak memasak. “Ibu tidak masak bila harga makanan sama dengan ongkos masak sendiri,” katanya. Dalam bahasa Inggris, ongkos masak sendiri sama dengan the self-cooking cost.
“Dari kata tersebut, saya ambil D’Cost,” pungkasnya. (adv/bca/chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ngaku Keponakan Menteri, Keruk Rp 14 Miliar
Redaktur : Tim Redaksi