MEDAN SELAYANG -- Kepulan asap dan debu yang dimuntahkan Gunung Sinabung selama dua hari terakhir bisa menganggu aktivitas penerbangan lokal di SumutJika intensitasnya semakin meninggi bisa menyebabkan terhentinya aktivitas penerbangan dari Medan ke sejumlah kota di daerah ini
BACA JUGA: Pengungsi Mulai Diserang ISPA dan Diare
Karenanya otoritas penerbangan Bandara Polonia dan operator maskapai diimbau untuk mengantisipasi dampak terburuk dari meletusnya gunung tertinggi di Sumut ituImbauan itu disampaikan Kepala Bagian Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Sumut, Hendra Suwarta, melalui wartawan koran ini, Minggu (29/8)
BACA JUGA: Pengungsi Mengamuk, Bupati Panik
Meski bisa menimbulkan gangguan penerbangan lokal, namun hal itu diperkirakan tidak terlalu signifikan mengganggu arus mudik lebaran tahun ini, mengingat jumlah penumpang udara rute lokal tidak terlalu banyakBACA JUGA: Sinabung Meletus
Kalau pun ada, itu lebih ke arus mudik jalur udaraHal itu karena kepulan asap yang ditimbulkan dari aktivitas magma di dalam Sinabung," ujarnya.Dia menyebutkan, melihat lokasi Gunung Sinabung dan intensitas kepulan asap dan debu selama dua hari terakhir, diprediksi tidak akan mengganggu penerbangan domestik dan internasional. "Untuk penerbangan internasional tidak begitu berpengaruhUntuk lokal saat ini yang paling berpengaruh adalah rute penerbangan menuju Bandar Udara Silangit, Siborong-Borong, Tapanuli Utara dan sebaliknyaKalau ke depan semakin tinggi intensitas kepulan asap dan debunya, akan berdampak pada jarak pandangJadi semakin tinggi kepulan asapnya, akan semakin rawan bagi penerbangan lokal untuk beberapa jurusan," terangnya.
Hal yang sama juga disampaikan Kasubdis Darat Dishub Sumut, Darwin Purba ATD MTMenurutnya, menurut sebaran asap dan debu, letusan Gunung Sinabung berpengaruh kesemua jalur penerbangan lokal. "Untuk lokal saja yang berpengaruhMisalnya penerbangan ke arah Sibolga dan beberapa daerah lainnyaTidak signifikanlah, tidak sampai mempengaruhi penerbangan ke luar negeri," katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Data dan Informasi (BMKG) Medan, Firman Ah Mg S Kom menyatakan, musim penghujan yang sedang melanda kawasan Sumut diharapkan mampu mengurangi dampak negatif letusan Gunung Sinabung"Untuk waktu-waktu sebelumnya, batas normal jarak pandang adalah 5.000 meterKalau terus-terusan asap mengepul dari Sinabung dengan membawa partikel-partikel panas ke udara, akibatnya akan mengurangi jarak pandang dan mungkin nantinya hanya akan sampai 2.000 sampai 3.000 meter sajaDan itu hanya terjadi di seputaran Tanah Karo saja," terangnya.
Firman menjelaskan, hal itu pun masih terus menunggu perkembangan terakhir dari aktivitas Gunung Sinabung"Sekarang intensitasnya sudah menurunTapi sebenarnya untuk Medan, pengaruhnya tidak terlalu siginifikanWalaupun misalnya kepulan asapnya tinggi, tapi di akhir Agustus dan awal September ini, Medan sudah memasuki bulan penghujanJadi, kepulan asap yang menuju Medan akan mampu dihalangi oleh hujanMeski demikian kita harus tetap waspada saja," tegasnya.
Di tempat terpisah, Administrator Bandara (Adban) Polonia, Razali Abu Bakar mengatakan, sejauh ini rute penerbangan lokal ke sejumlah wilayah di Sumut masih normal"Untuk sementara masih aman, belum ada gangguan penerbangan akibat letusan Gunung SinabungKarena pesawat yang masuk ke wilayah udara Medan, sangat jarang melewati atau masuk ke wilayah Tanah Karo atau Kabanjahe," katanya(ari/rud)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Manokwari Kembali Diguncang Gempa
Redaktur : Tim Redaksi