Aset Bank bjb Tembus Rp 202,5 Triliun di Tengah Tantangan Perekonomian Indonesia

Selasa, 30 April 2024 – 18:06 WIB
Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi beserta jajaran dalam earnings call triwulan I 2024, di Gedung bank bjb T-Tower, Jakarta (30/4). Foto: dok bank bjb

jpnn.com, JAKARTA - Bank bjb tetap mendorong pertumbuhan bisnis di tengah berbagai dinamika perkembangan perekonomian termasuk perkembangan geopolitik yang  berdampak pada inflasi dan suku bunga, 

Bank bjb juga akan mengambil langkah hati-hati dan cenderung konservatif, guna merespons berbagai situasi terkini sambil melihat perkembangan geopolitik dan suku bunga terhadap bisnis perbankan.

BACA JUGA: bank bjb Hadirkan Layanan Digital Contact Center 24 Jam untuk Nasabah Setia

Dari sisi kinerja bisnis, di tengah tantangan yang ada, bank bjb tetap mencatatkan keuntungan.

Hingga triwulan I 2024, bank bjb berhasil meraup laba (sebelum pajak) hingga Rp453 miliar tumbuh 1,6% year on year (yoy).

BACA JUGA: Bersama Perbankan Lain, bank bjb Berkomitmen Mendukung Net Zero Emmision di Indonesia

Sementara laba sebelum pencadangan tumbuh 11% yoy sebagai bentuk antisipasi bank terhadap prospek risiko di masa depan memerhatikan perkembangan perekonomian yang ada.

bank bjb juga bersyukur karena aset terus meningkat didukung dengan strategi Kelompok Usaha Bank (KUB) yang mendongkrak pertumbuhan grup usaha bank bjb, sehingga total aset menembus angka psikologis Rp200 triliun.

BACA JUGA: bank bjb Tuntaskan Penyertaan Modal Tahap II ke Bank Bengkulu

“Tahun 2024 penuh tantangan, dengan pertumbuhan aset 15.2% menjadi Rp202.5 triliun, bank perlu lebih konservatif dalam ekspansi bisnis," tutur Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi beserta jajaran dalam earnings call triwulan I 2024, di Gedung bank bjb T-Tower, Jakarta (30/4).

Di tengah tantangan ekonomi dan suku bunga, ekspansi akan dilakukan secara selektif dengan tetap memperhatikan perkembangan kondisi perekonomian yang ada sekaligus menjaga margin yang sehat..

"Kami juga terus berusaha untuk meningkatkan kucuran kredit di berbagai segmen bisnis yang potensial sehingga diharapkan akan semakin mampu meningkatkan kinerja," ucap Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi.

Hingga akhir Maret 2024, kinerja bank bjb dari sisi kredit dan pembiayaan, bertumbuh sebesar 12% yoy atau sebesarRp130,5 triliun.

bank bjb juga berhasil menjaga Non Performing Loan (NPL) di level 1,46% dengan coverage ratio pada level 105,7%. Sementara dana pihak ketiga (DPK) bank bjbtercatat Rp154,1 triliun, tumbuh 18,7% yoy.  

Disampaikan Yuddy, bank bjb bersyukur, berkat strategi bisnis yang tepat, pendekatan yang prudent di berbagai segmen bisnis, juga kemampuan menjaga efisiensi dalam pengelolaan aset & liabilitas, hingga triwulan I bank bjb tetap mampu tumbuh secara positif.

"Hingga akhir tahun nanti bank bjb akan terus berupaya untuk meningkatkan kinerja bisnis, dengan berbagai dukungan produk unggulan dan juga penguasahaan pasar yang semakin baik," ucap Yuddy.

Pada triwulan II nanti, bank bjb tetap mendorong pertumbuhan kredit yang berkualitas dan didukung berbagai kebijakan pemerintah pusat maupun daerah, terutama dalam hal upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi.  

Kinerja bank bjb, lanjut Yuddy, juga ditopang oleh transformasi digital yang dijalankan perseroan. Pengguna mobile Apps DIGI by bank bjb sudah tembus 1,94 juta users.

Sementara QRIS merchant mencapai 1,08 juta merchant. Kemudian total agen laku pandai (bjb BiSA) bank bjb pun sudah mencapai 19,5 ribu agen.

Meski demikian, faktor kenaikan suku bunga, akan menjadi salah satu tantangan bagi sektor perbankan. 

Oleh karena itu, bank bjb akan terus mengoptimalkan berbagai potensi bisnis lain, termasuk juga terus meningkatkan  pendapatan lainnya melalui produk layanan berbasis fee based income, ekosistem digital, produk layanan berbasis teknologi dan wealth management.

Yuddy menegaskan di tengah tantangan ekonomi dan kenaikan suku bunga, suku bunga kredit yang diberikan akan terus mengikuti perkembangan kondisi pasar yang ada dengan melakukan repricing untuk menjaga margin yang sehat.

Namun demikian, implementasinya dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kemampuan bayar debitur dan menjaga kualitas kredit tidak menjadi NPL atau kredit macet.

Pada sisa periode 2024, bank bjb akan berupaya untuk terus memperkuat ekspansi pada segmen korporasi dan komersial akan dilakukan secara selektif dengan melihat suku bunga yang diberikan untuk menjaga kualitas dan yield kredit pada level yang sehat untuk mengimbangi tekanan biaya dana.

Di akhir paparan, Yuddy mengatakan bahwa kinerja bank bjb hingga akhir tahun akan semakin baik untuk kredit, dimana porsi kredit dengan yield yang lebih tinggi akan diutamakan untuk mengimbangi tekanan biaya dana.

Dukungan seluruh pemegang saham, khususnya Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai pemegang saham terbesar, mendukung catatan kinerja bank bjb sepanjang triwulan I 2024.

Yuddy menambahkan bahwa kinerja bank bjb akan terjaga positif karena manajemen telah menyiapkan berbagai strategi bisnis yang sesuai dengan kondisi pasar dan kebutuhan masyarakat. 

Komitmen Perkuat KUB Untuk Tingkatkan Kinerja

Yuddy menegaskan bank bjb juga melakukan pengembangan usaha secara grup melalui skema KUB.

Bergabungnya Bank Bengkulu menandai langkah penting, dengan bank bjb menjadi BPD pertama di Indonesia yang berhasil menyelesaikan proses KUB, menjadi benchmark bagi proses KUB seluruh BPD.

Saat ini, grup usaha KUB bank bjb menjadi yang terkuat, mencatatkan aset mencapai Rp202,5 triliun.

Menurut Yuddy, sinergi sesama BPD juga lebih mudah untuk diimplementasikan tanpa menghilangkan ciri khas kedaerahan masing-masing BPD.

Pelaksanaan KUB dengan sesama BPD di Indonesia merupakan upaya memperkuat eksistensi BPD dalam mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa.

Selain itu, bank bjb juga dapat memberikan nilai tambah bagi BPD yang bergabung di KUB.

Bank bjb juga merupakan satu-satunya BPD berpengalaman dan mengantongi izin OJK.

Dalam hal ini, bank bjb juga merupakan satu-satunya BPD dengan peringkat Double A dari Pefindo, sehingga bisa memberikan nilai positif terhadap KUB-nya.

Bank bjb sendiri sebagai BPD terbesar dan salah satu bank sistemik di Indonesia, telah ditunjuk OJK menjadi salah satu anchor bank untuk menjadi Induk KUB bagi BPD.

Melalui kesamaan ekosistem, bank bjb memiliki pengalaman dan pemahaman yang mendalam saat bertransformasi dari bisnis model BPD yang konvensional menjadi lebih advanced sesuai perkembangan terkini.

Pengetahuan tersebut dapat dibagikan kepada seluruh anggota KUB melalui sinergi dan kolaborasi, sehingga bisa meningkatkan daya saing untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi daerah.

Terutama pada pemberdayaan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), serta pembiayaan proyek-proyek pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.

Selain itu, inisiatif KUB ini juga merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk memperkuat posisi BPD secara grup perbankan dalam industri perbankan nasional.

Menurut Yuddy, kolaborasi adalah hal paling penting yang harus dilakukan BPD dalam melakukan inovasi dan transformasi, agar bisa bersaing di industri perbankan.

Bank bjb yang sarat pengalaman serta menjadi pionir berbagai aksi korporasi BPD, dapat berbagi pengalaman tersebut kepada sesama BPD untuk tumbuh kembang dan besar bersama. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler