Aset BRI Tembus Rp 1.183 Triliun

Kamis, 25 Oktober 2018 – 14:46 WIB
Ilustrasi Bank Rakyat Indonesia. Foto: Beky Subechi/JAWA POS/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - PT BRI Tbk mampu meraup laba bersih Rp 23,5 triliun per akhir September 2018.

Besaran laba tersebut tumbuh 14,6 persen secara year-on-year (yoy) jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang sebesar Rp 20,5 triliun.

BACA JUGA: Investasi Sektor Energi Terus Anjlok

’’Untuk aset, secara konsolidasi BRI per triwulan ketiga tercatat Rp 1.183,4 triliun atau naik 13,9 persen year-on-year,’’ jelas Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo, Rabu (24/10).

Haru menuturkan, kinerja perseroan tersebut disokong penyaluran kredit yang tumbuh di atas rata-rata industri perbankan nasional.

BACA JUGA: Impor Beras Untuk Jaga Stabilitas Harga dan Stok Nasional

Hingga akhir September, BRI telah menyalurkan kredit Rp 808,9 triliun atau naik 16,5 persen daripada periode sama tahun lalu senilai Rp 694,2 triliun.

’’Angka ini lebih tinggi daripada pertumbuhan kredit perbankan nasional pada September 2018 sebesar 12,6 persen,’’ ucap Haru.

BACA JUGA: CAD 3 Persen, Jokowi Minta Ekspor ke Negara Nontradisional

Dari sisi komposisi kredit, sektor UMKM masih mendominasi portofolio perseroan.

Kredit senilai Rp 621,8 triliun atau 76,9 persen dari total kredit BRI disalurkan ke segmen UMKM sampai akhir September.

Sebagai bank yang ditunjuk pemerintah untuk menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) dengan porsi terbesar, BRI terus mendorong penyaluran di sektor produktif.

Sampai akhir bulan lalu, tercatat perseroan telah menyalurkan KUR Rp 69 triliun atau 86,6 persen dari target penyaluran tahun ini senilai Rp 79,7 triliun.

KUR tersebut disalurkan pada 3,4 juta debitur. Akselerasi penyaluran kredit itu mampu diimbangi dengan menjaga kualitas kredit yang diberikan.

Hal tersebut terlihat dari besaran rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang tercatat 2,5 persen.

Dari sisi simpanan, dana pihak ketiga (DPK) berhasil tumbuh double digit sebesar 13,3 persen ke posisi Rp 872,7 triliun di triwulan ketiga dari Rp 770,6 triliun.

Fee based income (FBI) serta pendapatan operasional lainnya juga memiliki peran penting. Secara year-on-year, FBI tumbuh 18,4 persen.

’’Dengan sisa tiga bulan ini sampai Desember, kami optimistis mampu mencapai target yang telah dicanangkan,’’ tutur Haru. (ken/c20/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 23 Produk Kopi Asal Indonesia Dapat Penghargaan di Paris


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler