KEMAMPUAN Ashanty melakoni sebuah peran diuji dalam operet bertajuk Badai Kasih. Istri musisi Anang Hermansyah itu beradu akting dengan Marcell Siahaan. Seperti kisah Romeo dan Juliet, keduanya berperan sebagai sepasang kekasih bernama Badai dan Kasih.
”Yang menarik dari pagelaran ini, kita libatkan anggota PUN (Perempuan Untuk Negeri, lembaga perempuan yang berkonsentrasi di bidang sosial) dan artis senior Widyawati. Mereka harus melewati casting, audisi. Mereka harus latihan dan diet,” ujar sang sutradara Rio Sirdjono saat jumpa pers di Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (10/1).
Meski terinspirasi cerita Romeo and Juliet, pertunjukan berdurasi 1,5 jam itu ceritanya tidak berakhir dengan kematian. Sang penulis skenario, Titien Watimena, justru memberikan harapan akan cinta dan impian di tengah penolakan akan hubungan cinta Badai dan Kasih.
”Kisah mereka punya benang merah. Cinta, harapan, impian. Memang terinspirasi kisah Romeo and Juliet, tetapi kami tidak mengakhiri dengan titik, melainkan koma. Ada harapan bahwa cinta selalu ada dan ending-nya akan kami serahkan kepada penonton,” katanya.
Agar Badai Kasih tampil berbeda dengan drama musikal yang pernah ada, koreografer Indra Luhur akan menyuguhkan atraksi memukau para bintang yang dikemas dengan sentuhan artistik. Selain itu, operet disuguhkan sebagai penggalangan dana untuk para perempuan yang membutuhkannya. Butuh waktu setahun untuk menyiapkannya. ”Persiapan sudah cukup matang dan kami memilih aktor yang berbakat melalui casting yang panjang,” tuturnya.
Sementara itu, Ashanty mengaku sempat tidak percaya dilibatkan dalam operet tersebut. Terlebih, dipercaya menjadi pemeran utama bersama Marcell. Maklum, awalnya dia sekadar iseng ikut casting untuk menguji kemampuan aktingnya di depan banyak orang. ”Awalnya saya nggak percaya dipilih sebagai Kasih,” ucap pemilik nama lengkap Ashanty Siddik Hasnoputro itu lantas tersenyum.
Bagi perempuan kelahiran Jakarta, 4 November 1983 itu, kepercayaan tersebut merupakan tantangan berat. Sebab, dia harus mengeluarkan segala kemampuan yang dimiliki. Bukan hanya menyanyi dan berakting, tetapi juga menari. Namun, dia berjanji untuk tampil maksimal dalam operet pertamanya tersebut. ”Begitu pulang dapat skenario yang begitu banyak, kepala langsung melayang-layang,” akunya lalu tertawa.
Dukungan keluarga terutama sang suami yang membuatnya bersemangat menaklukan tantangan tersebut. Dia menjadikan Badai Kasih sebagai wadah untuk mengasah kemampuan aktingnya, dunia yang baru mulai diselaminya. Alasan lain, karena sebagian hasil penjualan tiket operet itu akan disumbangkan. ”Tujuan acara ini, (hasilnya) disumbangkan untuk teman yang membutuhkan. Jadi, saya punya keinginan besar walaupun harus menghapal skenario,” imbuhnya.
Tantangan besar juga dirasakan Marcell Siahaan yang sudah lebih dulu menggeluti dunia seni peran. Meski sudah membintangi tiga film, Andai Dia Tahu (2002), Laskar Pemimpi (2010) dan Madame X (2010), dia tetap deg-degan melakoni perannya dalam operet yang musiknya dikerjakan Tohpati tersebut. ”Jujur, akting (di operet) pastinya lebih sulit ketimbang rekaman atau syuting (film dan video klip). Kalau syuting salah bisa diulang, kalau ini tidak boleh ada kesalahan,” terangnya.
Tetapi pelantun lagu Semusim itu yakin bisa menyuguhkan yang terbaik kepada penonton. Dia terus mematangkan persiapan jelang pertunjukan yang berlangsung di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Sabtu, 9 Februari mendatang itu. ”Dari situ saya bisa belajar bagaimana caranya bisa sharing dengan yang lain, karena banyak juga yang saya nggak tahu, trial and error lah. Belajar bagaimana membangun chemistry yang bagus dan cocok,” pungkasnya. (ash)
”Yang menarik dari pagelaran ini, kita libatkan anggota PUN (Perempuan Untuk Negeri, lembaga perempuan yang berkonsentrasi di bidang sosial) dan artis senior Widyawati. Mereka harus melewati casting, audisi. Mereka harus latihan dan diet,” ujar sang sutradara Rio Sirdjono saat jumpa pers di Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (10/1).
Meski terinspirasi cerita Romeo and Juliet, pertunjukan berdurasi 1,5 jam itu ceritanya tidak berakhir dengan kematian. Sang penulis skenario, Titien Watimena, justru memberikan harapan akan cinta dan impian di tengah penolakan akan hubungan cinta Badai dan Kasih.
”Kisah mereka punya benang merah. Cinta, harapan, impian. Memang terinspirasi kisah Romeo and Juliet, tetapi kami tidak mengakhiri dengan titik, melainkan koma. Ada harapan bahwa cinta selalu ada dan ending-nya akan kami serahkan kepada penonton,” katanya.
Agar Badai Kasih tampil berbeda dengan drama musikal yang pernah ada, koreografer Indra Luhur akan menyuguhkan atraksi memukau para bintang yang dikemas dengan sentuhan artistik. Selain itu, operet disuguhkan sebagai penggalangan dana untuk para perempuan yang membutuhkannya. Butuh waktu setahun untuk menyiapkannya. ”Persiapan sudah cukup matang dan kami memilih aktor yang berbakat melalui casting yang panjang,” tuturnya.
Sementara itu, Ashanty mengaku sempat tidak percaya dilibatkan dalam operet tersebut. Terlebih, dipercaya menjadi pemeran utama bersama Marcell. Maklum, awalnya dia sekadar iseng ikut casting untuk menguji kemampuan aktingnya di depan banyak orang. ”Awalnya saya nggak percaya dipilih sebagai Kasih,” ucap pemilik nama lengkap Ashanty Siddik Hasnoputro itu lantas tersenyum.
Bagi perempuan kelahiran Jakarta, 4 November 1983 itu, kepercayaan tersebut merupakan tantangan berat. Sebab, dia harus mengeluarkan segala kemampuan yang dimiliki. Bukan hanya menyanyi dan berakting, tetapi juga menari. Namun, dia berjanji untuk tampil maksimal dalam operet pertamanya tersebut. ”Begitu pulang dapat skenario yang begitu banyak, kepala langsung melayang-layang,” akunya lalu tertawa.
Dukungan keluarga terutama sang suami yang membuatnya bersemangat menaklukan tantangan tersebut. Dia menjadikan Badai Kasih sebagai wadah untuk mengasah kemampuan aktingnya, dunia yang baru mulai diselaminya. Alasan lain, karena sebagian hasil penjualan tiket operet itu akan disumbangkan. ”Tujuan acara ini, (hasilnya) disumbangkan untuk teman yang membutuhkan. Jadi, saya punya keinginan besar walaupun harus menghapal skenario,” imbuhnya.
Tantangan besar juga dirasakan Marcell Siahaan yang sudah lebih dulu menggeluti dunia seni peran. Meski sudah membintangi tiga film, Andai Dia Tahu (2002), Laskar Pemimpi (2010) dan Madame X (2010), dia tetap deg-degan melakoni perannya dalam operet yang musiknya dikerjakan Tohpati tersebut. ”Jujur, akting (di operet) pastinya lebih sulit ketimbang rekaman atau syuting (film dan video klip). Kalau syuting salah bisa diulang, kalau ini tidak boleh ada kesalahan,” terangnya.
Tetapi pelantun lagu Semusim itu yakin bisa menyuguhkan yang terbaik kepada penonton. Dia terus mematangkan persiapan jelang pertunjukan yang berlangsung di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Sabtu, 9 Februari mendatang itu. ”Dari situ saya bisa belajar bagaimana caranya bisa sharing dengan yang lain, karena banyak juga yang saya nggak tahu, trial and error lah. Belajar bagaimana membangun chemistry yang bagus dan cocok,” pungkasnya. (ash)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BCL Kesulitan OST Habibie dan Ainun
Redaktur : Tim Redaksi