Asia Dituding jadi Biang Keladi Penundaan Piala Thomas & Uber 2020

Sabtu, 26 September 2020 – 08:53 WIB
Trofi Piala Thomas dan Piala Uber. Foto: bwf

jpnn.com, KUALA LUMPUR - Konfederasi Bulu Tangkis Asia (BAC) dituding menjadi penyebab penundaan Piala Thomas & Uber 2020 di Aarhus, Denmark awal Oktober nanti.

Tim-tim di kawasan Asiadianggap patut disalahkan lantaran menjadi pangkal penundaan, menyusul serangkaian penarikan sejumlah negara dari kejuaraan beregu itu.

BACA JUGA: Piala Thomas dan Uber 2020 Ditunda

Tuduhan disampaikan oleh sejumlah media di Denmark yang menganggap bahwa keputusan pemunduran negara-negara Asia itu merupakan tindakan egois.

Namun, Chief Operating Federasi Bulu Tangkis Asia, Saw Chit Boon memberikan pembelaan bahwa keputusan negara-negara Asia untuk mundur dari kejuaraan merupakan hak setiap negara peserta.

BACA JUGA: 3 Alasan Utama Indonesia Mundur dari Piala Thomas dan Uber 2020

Tindakan tersebut tak bermaksud untuk mempersulit keadaan tuan rumah seperti yang dituduhkan pemberitaan media Denmark.

“Saya pikir itu adalah hak dan prerogatif setiap negara peserta untuk memutuskan apakah mereka mau pergi bermain atau tidak,” kata Boon kepada The Star, seperti dikutip AFP, Jumat (25/9).

BACA JUGA: Hasil Undian Piala Thomas dan Uber 2020: Indonesia di Grup Berat

Menurut Boon, setiap negara memiliki standar operasional prosedur yang berbeda-beda terkait aturan dan kebijakan bagi warganya untuk bepergian ke luar negeri.

“Klaim ini muncul karena Denmark menjadi tuan rumah. Apakah hal yang sama akan terjadi juga jika sebuah negara Asia menjadi tuan rumah Piala Thomas dan Uber?” kata Boon.

Pebulu tangkis tunggal putra asal denmark Anders Antonsen mengaku tak habis pikir dengan keputusan BWF yang kembali menunda turnamen internasional bulu tangkis.

Padahal Piala Thomas dan Uber 2020, menurutnya, merupakan sinyal positif bagi kebangkitan bulu tangkis dunia yang sudah terhenti sejak Maret.

“Apakah harus menunggu vaksin untuk bisa bertanding lagi? Buatlah aturan yang paling aman untuk menggelar turnamen. Siapa pun bisa hadir. Jika tidak, olahraga akan layu dan mati,” ujar Antonsen.

Piala Thomas dan Uber 2020 telah mengalami tiga kali penundaan lantaran pandemi Covid-19 memicu negara peserta mengutamakan keselamatan pemainnya.

Sebelum diputuskan ditunda lagi, turnamen tersebut semula diharapkan bisa jadi kejuaraan internasional pertama sejak Maret lalu ketika pandemi menghentikan seluruh agenda turnamen bulu tangkis.

Namun, BWF pada akhirnya memutuskan untuk menunda kejuaraan beregu paling bergengsi itu menyusul mundurnya sejumlah negara, termasuk Indonesia, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, dan Australia. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler