Asma Dipuji Lebih Berkelas ketimbang Ratu Rania

Senin, 02 Januari 2012 – 04:21 WIB
First Lady Syria Asma Fawaz al-Akhras bersama suaminya, Presiden Bashar al-Assad. Foto : Guardian

SAAT Mohamed Bouazizi membakar diri dan menyulut Revolusi Melati di Tunisia pada Desember 2010, Presiden Syria Bashar al-Assad dan First Lady (Ibu Negara) Asma al-Assad sedang ada di Prancis. Ketika media internasional memasang foto pergolakan di republik paling utara Benua Afrika tersebut, pasangan nomor satu di Syria itu tengah menikmati pameran lukisan karya Monet.
 
Ternyata, dalam hitungan bulan, revolusi sipil di Tunisia menjalar pula ke Syria dan bertahan sampai saat ini. Sejak Maret tahun lalu, krisis politik terus mengimpit Syria dan membuat rezim Assad tersudut.
 
Tetapi, di balik berita negatif soal sang suami yang juga putra almarhum Presiden Hafez al-Assad itu, Asma justru tampil menawan dalam artikel feature majalah fashion ternama Vogue. Dalam artikel itu, malah disebutkan bahwa perempuan 36 tahun itu meninggalkan Syria dengan jet pribadi.

Kabarnya, dia malah sudah berada di negara tempat kelahirannya itu menjelang pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton pada 29 April 2011. Adalah surat kabar The Telegraph yang melaporkan keberadaan Asma dan tiga anaknya yang masih kecil di Negeri Big Ben itu.

Saat koran Inggris itu memublikasikan berita tentang Asma pada Mei lalu, putri pasangan Fawaz Akhras dan Sahar Otri tersebut dilaporkan sudah berada di Inggris selama tiga pekan. "Jika dia beralasan menghadiri pernikahan kerajaan, itu tidak benar. Sebab, pemerintah tak mengundang Syria atau perwakilannya di sini," tulis The Telegraph.
 
Setelah Vogue dan The Telegraph, sejumlah media lain lantas ikut memberitakan Asma. Sarjana ilmu komputer yang menguasai empat bahasa itu disebut-sebut sengaja diperintahkan pergi dari Syria oleh Assad.

Citra positif Asma sebagai ibu negara yang berjiwa sosial tinggi pun buyar. Apalagi, dalam artikelnya, Vogue banyak mengupas tentang selera berbusana Asma yang wah. Termasuk, dalam memilih sepatu dan tas keluaran butik ternama.
 
Gairah Asma pada dunia fashion, oleh Vogue, lantas disejajarkan dengan Ratu Rania asal Jordania. Sama-sama cantik dan punya ketertarikan tinggi pada dunia sosial dan kemanusiaan, dua ibu negara tersebut menuai pujian karena tak pernah menyepelekan penampilan mereka.

Sebaliknya, mereka sangat serius soal busana dan berdandan. Salah satunya adalah membekali diri dengan berbagai produk branded. Tetapi, menurut Vogue, Asma jauh lebih berkelas dibandingkan Ratu Rania.
 
Pada bagian lain, Vogue juga menuliskan kebebasan yang dianut Assad dan Asma dalam kehidupan berkeluarga. "Kami menganut prinsip demokrasi dalam keluarga. Semua orang berhak memilih dan menyuarakan pendapat masing-masing. Bahkan, jika anak-anak kompak terhadap satu pilihan, suara mereka bertiga akan mengalahkan suara saya dan Bashar (Assad)," paparnya. Tapi, kenyataannya, bukan demokrasi yang kini bertakhta di Syria.
 
Lantaran artikelnya menuai kontroversi, Vogue lantas menarik berita soal Asma dari situsnya. Gambar first lady Syria dalam balutan pashmina fuschia itu pun tak lagi bisa dilihat sejak Juni lalu. Jika tampilan online Vogue bersih dari artikel tentang Asma, tidak demikian dengan edisi cetak majalah tersebut. Sampai tiga atau empat bulan setelah terbit, majalah Vogue yang membingkai kisah ideal Asma masih bisa diperoleh di kios dan toko buku.
 
Sebenarnya, sejumlah pengamat sudah memprediksi bahwa Assad akan mengungsikan istri dan anak-anaknya. Sama seperti yang dilakukan Hosni Mubarak (mantan presiden Mesir) atau Zine el Abidine Ben Ali (mantan penguasa Tunisia).

Tetapi, mereka menduga Asma dan tiga anaknya akan lari ke Arab Saudi. Maklum, Assad punya banyak aset dan sahabat di Negara Petrodolar tersebut. Di luar dugaan, Asma kabur ke Inggris yang sudah seperti negara kedua baginya. (theweek/alarabiya/signature9/ hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tembaki Demonstran, Tentara Syria Pakai Bom Paku


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler