jpnn.com, TANGSEL - Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (kini Asosiasi Rektor Merah Putih) menghasilkan buku Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta.
Buku ini merupakan sebuah dokumentasi perspektif para pimpinan perguruan tinggi terkait beragam ide, gagasan-gagasan besar yang dimiliki dan pernah diungkapkan dua tokoh pendiri bangsa, Soekarno-Hatta.
BACA JUGA: Versi QS WUR 2022: UGM Universitas Terbaik di Indonesia
Rektor Universitas Terbuka (UT) Prof. Ojat Darojat M.Bus., Ph.D. yang merupakan ketua Asosiasi Rektor Merah Putih mengatakan selain tulisan dituangkan para pimpinan perguruan tinggi, penerbitan buku ini pula mendapat masukan dan arahan dari Megawati Soekarno Putri dan Hasto Kristiyanto.
"Membumikan ide dan gagasan Soekarno-Hatta menjadi sebuah respons dan kontribusi positif untuk menghadapi tantangan yang muncul di tengah derasnya aruh disrupsi, baik disrupsi perubahan iklim, dirupsi revolusi industri 4.0, maupun disrupsi akibat pandemi Covid-19," kata Prof Ojat dalam acara bedah buku Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno Hatta yang diselenggarakan di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC), Pondok Cabe, Rabu (21/12).
BACA JUGA: Prolog Bu Mega di Buku tentang Soekarno-Hatta: Mentalitas Bangsa Pejuang Tampak Meredup
Kali ini UT bertindak sebagai tuan rumah dari kegiatan bedah buku tersebut. Talkshow bedah buku ini dipandu oleh Rektor UNTIRTA Prof. Dr. H. Fatah Sulaiman, S.T., M.T.
Rektor Ojat berharap penerbitan buku "Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno Hatta” menjadi sebuah respons dan kontribusi positif untuk menghadapi tantangan yang muncul di tengah derasnya arus disrupsi. Baik disrupsi perubahan iklim, dirupsi revolusi industri 4.0, maupun disrupsi akibat pandemi Covid-19.
BACA JUGA: Dubes Kanasugi Apresiasi Kemenag Luncurkan Buku Moderasi Beragama Edisi Bahasa Jepang
Acara Bedah Buku ini juga diharapkan dapat memberikan penguatan semangat, komitmen nasonalisme dari generasi ke generasi dalam menjaga keutuhan NKRI.
Di samping memberikan pandangan dan menambah khasanah keilmuwan dari tokoh pendiri bangsa, yang mencakup beberapa aspek, yaitu aspek kesejahteraan sosial, persatuan dan kesatuan, kehidupan berbangsa dan bernegara, pendidikan dan lain sebagainya, serta menjadi sumber referensi pembaca untuk bekal melanjutkan tongkat estafet perjuangan.
Pada kesempatan tersebut, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan-PDI-Perjuangan) Hasto Kristiyanto mengatakan bedah buku Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta sangat penting.
Soekarno-Hatta meretas jalan kemerdekaan melalui kepemimpinan intelektual tentang ide, gagasan kemerdekaan Indonesia.
"Kemudian membumikan dalam gerakan melalui organisasi yang membangun kesadaran rakyat,” kata Hasto yang menjadi narasumber dalam bedah buku.
Menurutnya, banyak keteladanan Bung Karno dan Bung Hatta yang bisa dipelajari dari buku itu.
Hal tersebut bisa menjadi jalan kepemimpinan bagi mahasiswa yang sedang menggembleng dirinya untuk menjadi calon pemimpin.
Dia mengajak mahasiswa untuk mengambil ide, daya imajinasi, semangat juang dan konsistensi dari pendiri bangsa tersebut, termasuk bagaimana menghadirkan pemimpin negarawan yang berkarakter
Buku Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta ditulis oleh Fatah Sulaiman dkk. Editor buku setebal 224 halaman itu antara lain Ojat Darojat, Fatah Sulaiman, Nurhasan, Fathur Rokhman, Ganefri, dan Miftahil Ilmi.
Sementara, penulisnya adalah para rektor yang tergabung dalam Asosiasi Rektor Merah Putih. Buku itu diterbitkan oleh Universitas Terbuka.
Hasto menuliskan epilog buku itu, sedangkan Megawati prolognya. Sementara itu, Mendikbudristek Nadiem Makariem menuliskan sambutannya di bagian awal buku.
Dalam prolog buku itu, Megawati menuliskan mengenai Pancasila hingga soal sejarah perjuangan Indonesia dalam melaksanakan tugas-tugas konstitusional bagi dunia.
Megawati juga menyampaikan kesedihannya ketika para mahasiswa tidak memiliki semangat juang yang tinggi.
Oleh karena itu, dia meminta mahasiswa membangkitkan semangat juang. Jadikan perguruan tinggi sebagai pusat kemajuan bangsa.
Perguruan tinggi, tegas Megawati, harus terdepan di dalam riset dan inovasi. Riset dan inovasi yang dimaksudkan adalah untuk kemajuan negeri.
"Riset dan inovasi harus membumi dan diterapkan bagi kemajuan rakyat agar Indonesia benar-benar berdikari," kata Megawati dalam tulisannya.
Selain Hasto, sejumlah tokoh menjadi narsum, yaitu Karjono, SH., M.Hum. (Wakil Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila), dan Bonnie Triyana, S.S. (Sejarawan Pemimpin Redaksi Majalah Historia). (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad