SOLO - Menyapu bersih kemenangan pada tiga di antara empat seri yang telah berlangsung tidak membuat Dell Aspac Jakarta merasa nyaman. Mereka tetap waspada menuju Championship Series Speedy NBL Indonesia 2012"2013 Mei mendatang. Mereka merasa perlu melakukan serangkaian tindakan agar tidak gembos di playoff.
Sukses Aspac memborong kemenangan pada tiga di antara empat seri yang telah berlangsung mengingatkan publik akan capaian hebat Pelita Jaya (PJ) Energi-MP Jakarta pada musim 2010"2011. Bedanya, musim ini Aspac menelan kekalahan perdana dan satu-satunya di seri II Jakarta. Sedangkan PJ dua musim lalu baru kalah di seri III Solo.
Nah, saat itu dominasi PJ di musim reguler ternyata tidak menjamin sukses mereka di championship series. PJ keok di semifinal.
Saat itu tanda-tanda PJ melemah menjelang championship series sebenarnya sudah terlihat pada seri pemungkas di Jakarta. Erick Sebayang dkk kalah dua kali beruntun saat melawan Aspac dan Satria Muda (SM) Britama Jakarta di seri terakhir.
Aspac tidak ingin apa yang dialami PJ dua musim lalu kini menimpa mereka. Apalagi, Aspac sendiri juga memiliki pengalaman gembos di championship series setelah hebat di musim reguler musim lalu. Di partai grand final Aspac kalah telak 42-59 oleh SM.
Antonius Joko Endratmo, asisten pelatih Aspac, menyatakan, apa yang dicapai timnya saat ini belum apa-apa. "Target kami juara musim ini. Tentu saja kami tidak ingin antiklimaks seperti musim lalu," ucapnya.
Joko menerangkan bahwa Aspac sebisa-bisanya menjaga kondisi agar peak performance tidak terjadi saat ini. Tapi pada championship series di Jogjakarta nanti. Karena itulah, Joko menegaskan bahwa Aspac tidak akan terlalu ngoyo dan habis-habisan untuk mengejar kemenangan dalam dua seri berikutnya. Asalkan Aspac sudah aman untuk menjadi juara musim reguler.
Kalau finis di puncak, jalan Aspac di fase awal championship series akan lebih mudah. Sebab, mereka bisa terhindar dari melawan tim kuda hitam Stadium Jakarta atau Hangtuah Sumsel IM. Kalau menjadi juara musim reguler, lawan pertama Aspac di playoff akan lebih gampang, antara Bimasakti Nikko Steel Malang, Satya Wacana LBC Angsapura Salatiga, dan Pacific Caesar Surabaya.
"Kalau sudah aman, tentu kami akan menjaga kondisi dan tak terlalu habis-habisan," papar pria yang sempat bermain di Panasia Indosyntec Bandung dan Aspac tersebut.
Joko menuturkan, rotasi pemain mutlak diperlukan. Terutama untuk menghindarkan pemain kunci dari cedera. Pemain pelapis utama macam Oki Wira Sanjaya dan Rizky Effendi akan diberi minute play lebih banyak. Begitu juga pemain muda seperti guard Handri Satrya Santosa, forward Muhammad Irman, forward Khalif Akbar, guard Raymond Shariputra, dan rookie Stefan Carsera.
Untuk menjaga tetap di puncak, Aspac tidak perlu mempertahankan rekor kemenangan beruntun yang kini sudah mencapai angka sebelas. Di seri V nanti mereka bisa saja melepas beberapa pertandingan berat seperti saat melawan SM dan PJ.
Octaviarro Romely Tamtelahitu, pelatih SM, sebelumnya mengatakan bahwa Aspac adalah tim yang sangat komplet. Mereka memiliki shooter berbahaya pada diri Xaverius Prawiro dan rookie Andakara Prastawa Dhyaksa. Pringgo Regowo, kata Ocky (sapaan Octaviarro), adalah salah seorang power forward terbaik Indonesia. Sedangkan Muhammad Isman Thoyib spesialis defense yang sangat susah ditaklukkan. Meski begitu, Aspac tak mustahil bisa ditundukkan seperti yang dilakukan SM di seri II Jakarta.
Sementara itu, pelatih PJ Nathaniel Canson menegaskan, Aspac masih bisa dihentikan. Walau timnya kalah dua kali, Coach Nath "panggilannya" yakin PJ akan bangkit dan memenangi pertandingan di Bali. Kemenangan sangat dibutuhkan untuk menjaga peluang PJ "yang sudah kalah tiga kali" guna bersaing memperebutkan puncak klasemen.
"Tentu saja kami bisa mengalahkan Aspac. Terpenting sekarang, pemain bisa tampil lebih konsisten dan pintar menghadapi pertandingan," tutur Coach Nath. "Di Malang kami sempat unggul 14 poin, tapi akhirnya kalah. Nah, hal itu jangan terulang," tandasnya.
Selain melawan SM dan PJ, di Bali Aspac akan berhadapan dengan kuda hitam Stadium Jakarta. Tiga tim lain, Pacific Caesar Surabaya, Bimasakti Nikko Steel Malang, dan Tonga BSC Jakarta, di atas kertas akan mudah ditaklukkan. (nur/c9/ang)
Sukses Aspac memborong kemenangan pada tiga di antara empat seri yang telah berlangsung mengingatkan publik akan capaian hebat Pelita Jaya (PJ) Energi-MP Jakarta pada musim 2010"2011. Bedanya, musim ini Aspac menelan kekalahan perdana dan satu-satunya di seri II Jakarta. Sedangkan PJ dua musim lalu baru kalah di seri III Solo.
Nah, saat itu dominasi PJ di musim reguler ternyata tidak menjamin sukses mereka di championship series. PJ keok di semifinal.
Saat itu tanda-tanda PJ melemah menjelang championship series sebenarnya sudah terlihat pada seri pemungkas di Jakarta. Erick Sebayang dkk kalah dua kali beruntun saat melawan Aspac dan Satria Muda (SM) Britama Jakarta di seri terakhir.
Aspac tidak ingin apa yang dialami PJ dua musim lalu kini menimpa mereka. Apalagi, Aspac sendiri juga memiliki pengalaman gembos di championship series setelah hebat di musim reguler musim lalu. Di partai grand final Aspac kalah telak 42-59 oleh SM.
Antonius Joko Endratmo, asisten pelatih Aspac, menyatakan, apa yang dicapai timnya saat ini belum apa-apa. "Target kami juara musim ini. Tentu saja kami tidak ingin antiklimaks seperti musim lalu," ucapnya.
Joko menerangkan bahwa Aspac sebisa-bisanya menjaga kondisi agar peak performance tidak terjadi saat ini. Tapi pada championship series di Jogjakarta nanti. Karena itulah, Joko menegaskan bahwa Aspac tidak akan terlalu ngoyo dan habis-habisan untuk mengejar kemenangan dalam dua seri berikutnya. Asalkan Aspac sudah aman untuk menjadi juara musim reguler.
Kalau finis di puncak, jalan Aspac di fase awal championship series akan lebih mudah. Sebab, mereka bisa terhindar dari melawan tim kuda hitam Stadium Jakarta atau Hangtuah Sumsel IM. Kalau menjadi juara musim reguler, lawan pertama Aspac di playoff akan lebih gampang, antara Bimasakti Nikko Steel Malang, Satya Wacana LBC Angsapura Salatiga, dan Pacific Caesar Surabaya.
"Kalau sudah aman, tentu kami akan menjaga kondisi dan tak terlalu habis-habisan," papar pria yang sempat bermain di Panasia Indosyntec Bandung dan Aspac tersebut.
Joko menuturkan, rotasi pemain mutlak diperlukan. Terutama untuk menghindarkan pemain kunci dari cedera. Pemain pelapis utama macam Oki Wira Sanjaya dan Rizky Effendi akan diberi minute play lebih banyak. Begitu juga pemain muda seperti guard Handri Satrya Santosa, forward Muhammad Irman, forward Khalif Akbar, guard Raymond Shariputra, dan rookie Stefan Carsera.
Untuk menjaga tetap di puncak, Aspac tidak perlu mempertahankan rekor kemenangan beruntun yang kini sudah mencapai angka sebelas. Di seri V nanti mereka bisa saja melepas beberapa pertandingan berat seperti saat melawan SM dan PJ.
Octaviarro Romely Tamtelahitu, pelatih SM, sebelumnya mengatakan bahwa Aspac adalah tim yang sangat komplet. Mereka memiliki shooter berbahaya pada diri Xaverius Prawiro dan rookie Andakara Prastawa Dhyaksa. Pringgo Regowo, kata Ocky (sapaan Octaviarro), adalah salah seorang power forward terbaik Indonesia. Sedangkan Muhammad Isman Thoyib spesialis defense yang sangat susah ditaklukkan. Meski begitu, Aspac tak mustahil bisa ditundukkan seperti yang dilakukan SM di seri II Jakarta.
Sementara itu, pelatih PJ Nathaniel Canson menegaskan, Aspac masih bisa dihentikan. Walau timnya kalah dua kali, Coach Nath "panggilannya" yakin PJ akan bangkit dan memenangi pertandingan di Bali. Kemenangan sangat dibutuhkan untuk menjaga peluang PJ "yang sudah kalah tiga kali" guna bersaing memperebutkan puncak klasemen.
"Tentu saja kami bisa mengalahkan Aspac. Terpenting sekarang, pemain bisa tampil lebih konsisten dan pintar menghadapi pertandingan," tutur Coach Nath. "Di Malang kami sempat unggul 14 poin, tapi akhirnya kalah. Nah, hal itu jangan terulang," tandasnya.
Selain melawan SM dan PJ, di Bali Aspac akan berhadapan dengan kuda hitam Stadium Jakarta. Tiga tim lain, Pacific Caesar Surabaya, Bimasakti Nikko Steel Malang, dan Tonga BSC Jakarta, di atas kertas akan mudah ditaklukkan. (nur/c9/ang)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lampard Belum Habis
Redaktur : Tim Redaksi