Astaga! 5 Anak SD Ikut Demo Menolak UU Cipta Kerja

Rabu, 14 Oktober 2020 – 17:29 WIB
Pedemo pada aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja di Jakarta Pusat, Selasa (13/10) Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Polisi mengamankan 1.377 orang yang diduga melakukan kerusuhan dalam unjuk rasa menolak pengesahan UU Cipta Kerja, Selasa (13/10) kemarin.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan ribuan orang diamankan itu merupakan akumulasi dari seluruh wilayah hukum Polda Metro Jaya.

BACA JUGA: Polisi Selidiki Ambulans yang Diduga Menyuplai Batu untuk Pedemo

Mantan Kapolres Tanjungpinang itu mengaku 75-80 persen merupakan anak sekolah.

Dia memerinci, 800 anak sekolah, lima anak SD berumur sepuluh tahun, sisanya remaja dan pengangguran dan buruh.

BACA JUGA: 47 Orang yang Diamankan dari Patung Kuda Reaktif Covid-19

"Ada 1.377 yang kami amankan, baik sebelum unjuk rasa dan pascaunjuk rasa yang berakhir dengan sejumlah bentrokan. Dari 1.377 itu hampir 75-80 persen anak sekolah, kurang lebih 800 anak sekolah dan bahkan ada lima anak SD umurnya sepuluh tahun. Sisanya pengangguran, mahasiswa, dan buruh," ungkap Yusri kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Rabu (14/10).

Alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) 1991 itu mengatakan, saat ditanya penyidik, rata-rata mereka menjawab mendapat undangan di media sosial.

BACA JUGA: SMRC: UU Cipta Kerja Bentuk Perlawanan Jokowi terhadap Oligarki

"Mereka dapat undangan di medsos dan kemudian diajak. Bukti-bukti kami temukan dari hp," ujar Yusri.

Dia mengatakan pihaknya masih menyelidiki keterangan para demonstran yang diamankan itu.

Dari hasil razia, polisi menemukan katapel, batu dan golok dari mereka yang diamankan.

"Ada anak-anak SD, SMP, SMA yang diajak melakukan demo. Mereka juga berani melakukan kerusuhan. Kami sudah razia dan menemukan dari dalam tas mereka katapel, batu bahkan yang diamankan di Polres Jakarta Pusat ada yang bawa golok," katanya.

Yusri menambahkan, mereka yang diamankan itu berasal dari berbagai daerah di antaranya, Jawa Barat dan Banten.

"Mereka menggunakan trek-trek yang ada kemudian pakai bus. Kami menemukan satu truk isinya anak-anak semua yang tujuannya mau bergabung untuk melakukam demo dan melakukan kerusuhan. semua yang kami ambil keterangan menyatakan mereka ambil undangan dari medsos dan diajak oleh teman-temanya," pungkas Yusri Yunus. (mcr3/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler