Astaga, Empat Pelajar Sekap dan Siksa Bocah

Sabtu, 01 Maret 2014 – 13:06 WIB

jpnn.com - PALEMBANG – Aparat unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Palembang pimpinan Ipda Imelda Rahmat berhasil mengungkap kasus penyekapan yang dilakukan terhadap bocah dibawah umur M Rafli Betaliko (11).

Empat pelakunya, merupakan pelajar SMU di kota Palembang yang diamankan dari sebuah rumah kontrakan yang berada di kawasan Jl Inspektur marzuki belakang Lapas Klas I A Pakjo, Kelurahan Siring Agung Kecamatan IB I Palembang pada Kamis (28/2) petang.

BACA JUGA: PNS Guru Diduga Cabuli Siswi SD

Pengungkapan ini dilakukan atas dasar laporan orangtua korban, yakni Sujoko (43) jl Macan lindungan Lrg Tunggal III RT 01/05 Kelurahan Bukit Baru Kecamatan IB I Palembang dengan tanda bukti lapor nomor Lp/B-519/II/2014/Sumsel/Resta pada Selasa (25/2) lalu.

“Korban dilaporkan telah disekap dan dianiaya oleh tersangka dirumah kontrakannya, sejak Sabtu hingga Selasa pagi. Kami tindaklanjuti laporan tersebut, dan lakukan penangkapan terhadap tersangka yang tengah berkumpul dirumah tersebut,”ujar Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Djoko Julianto Sik MH melalui Kanit PPA Ipda Imelda Rahmat.

BACA JUGA: Pembunuh Polisi Diburu hingga Sumatera

Empat orang diduga pelaku yang semuanya berstatus siswa SMK bernama Dimas (15), Agung (15), Boby (17) dan Puput (15) telah ditetapkan penyidik sebagai tersangka yanga dijerat dengan UU No.23/2002 tentang Perlindungan Anak yang ancaman hukumannya diatas 15 tahun penjara.

“Nanti akan kembali lagi kepada pertimbangan hakim. Karena, sejak keluarnya UU yang baru tersangka dibawah umur akan tetap menjalani hukuman meski hanya sepertiga dari hukuman orang dewasa,”imbuhnya.

BACA JUGA: Selingkuh, Buruh Serabutan Tewas Dibantai

Empat tersangka yang ditemui di ruang tahanan Piket Satreskrim Polresta Palembang bungkap terhadap media. Mereka tak mau bicara bahkan terkesan menutup diri dengan menundukkan kepala. Tak ada niat membela diri meskipun ada informasi yang menyebut keempatnya nekat menyekap korban lantaran uangnya dicuri.

Informasi yang dihimpun, korban M Rafli Betaliko (11) diketahui menghilang dari rumah pada Sabtu (22/2) lalu. Sujoko, orangtuanya sempat melakukan pencarian terhadap korban sebelum akhirnya pada Selasa (25/2) pagi diantarkan oleh penarik ojek kerumahnya.

Diceritakan Sujoko, jarak dari rumahnya di Jl Macan Lindungan Lorong Tunggal III, RT 01, Kelurahan Bukit Baru, Kecamatan IB I Palembang ke lokasi kejadian dan penyekapan Jl Inspektur marzuki belakang Lapas Klas I A Pakjo, Kelurahan Siring Agung Kecamatan IB I memang cukup jauh.

Selama ini anaknya memang kerap main warnet, sehingga pernah diajak oleh salah satu temannya untuk bermain di kawasan Pakjo dekat lokasi itu.

“Datang tukang ojek bawak anak aku rai lah memar. Dio ngaku sudah digebuki dan diborgol, disetrum dengan alat, disundut pakai rokok, dipanggang dengan besi panas diancam pakai senpi dan dipukul pakai kayu balok,”kata Sujoko.

Akibatnya, korban yang masih duduk dibangku kelas IV Sekolah Dasar itu mengalami sejumlah luka ditubuhnya, diantaranya benjol di kening, beret di alis, lebam, mata kanan luka, bibir bawah luka, pinggang dan punggung.

“Sebelumnyo pernah kesitu dengan kawannyo naik angkot. Nah, kabarnyo pas dio kesitu ado yang kehilangan duit. Pas kesitu lagi hari Sabtu tu,mungkin budak ni dendam apo cakmano jadi pas anak aku ni nak makan nasi goreng dio dikejar dan ditangkap,”beber Sujoko.

Setelah mengalami penyiksaan, korban akhirnya berhasil kabur memanfaatkan kelengahan tersangka yang tengah tertidur. Ia membuka sendiri borgol dan membuka pintu rumah lalu meminta pertolongan dengan warga yang ada. Pengakuan berbeda muncul dari orangtua Dimas salah satu tersangka penyekapan. Umar (44) menyebut anaknya kesal dengan ulah korban yang mencuri uangnya sebesar Rp60 ribu. Kekesalan itulah yang membawa Dimas cs membawa korban ke rumah untuk dimintai pertanggungjawaban.

“Rafli itu sebelumnya pernah datang kerumah anak kami itu karena kenalnya di game centre. Datang diantar oleh kawan Dimas, Bobi namanya. Dua hari nginap disana sudah dianggap adik sendiri , dikasih makan dan dimandikan. Tapi pas pulang, uang Dimas hilang diambilnya (Rafli),”kata Umar.

Umar juga membantah jika anaknya dikatakan melakukan penyekapan. Sebab menurutnya tetangga mengetahui jika Rafli kerap datang kerumah Dimas. “Tidak mungkin disekap namanya kalau orang dan tetangga tahu dia suka datang  ke rumah kami,”pungkas Umar asli warga OKI ini. (aja)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sekeluarga Tewas Bunuh Diri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler