jpnn.com, CARACAS - Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyebut surat dari Takhta Suci Vatikan terkait kondisi negaranya sebagai rangkuman kebencian yang beracun.
Surat Menlu Vatikan Kardinal Pietro Parolin kepada kalangan pebisnis Venezuela itu berisi seruan agar para politikus di Caracas melakukan negosiasi serius guna menyelesaikan krisis.
BACA JUGA: 12 Anggota Skuadnya Positif Covid-19, Venezuela Porak-poranda di Tangan Brasil
Pesan diplomat nomor wahid Vatikan tersebut dibacakan dengan lantang oleh perwakilan Gereja Katolik di pertemuan tahunan Fedecamaras, federasi bisnis terbesar di negara Amerika Selatan yang menganut Katolik Roma pada Selasa (20/7) malam.
Seorang pejabat tinggi pemerintah menghadiri pertemuan itu untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun sebagai tanda meredanya ketegangan antara para pemimpin bisnis dan pemerintah sosialis.
BACA JUGA: Gegara Promosikan Obat Ajaib, Presiden Venezuela Dihukum Facebook
Rezim Maduro kini tengah berusaha membuka ekonomi Venezuela demi mengakhiri resesi selama bertahun-tahun di negara OPEC yang dulu makmur itu.
"Ketika semua orang berbicara tentang memproduksi dan mengatasi krisis ekonomi, seorang pendeta yang tidak dikenal membaca surat dari Pietro Parolin, surat yang merupakan ringkasan kebencian, racun," kata Nicolas Maduro dalam sebuah siaran televisi pemerintah pada Rabu. Dia pun menuduh Parolin campur tangan dalam urusan Venezuela.
BACA JUGA: Malam Terakhir Sebagai Presiden, Donald Trump Beri Hadiah kepada Imigran Venezuela
Vatikan tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Surat Parolin mengatakan bahwa solusi untuk krisis Venezuela hanya akan datang "jika Venezuela, dan terutama mereka yang memiliki tanggung jawab politik, bersedia untuk duduk dan bernegosiasi secara serius tentang masalah nyata dan menemukan solusi untuk kebutuhan hakiki Venezuela."
Kardinal Venezuela Baltazar Porras bulan lalu mengatakan Gereja bersedia memfasilitasi dialog antara kedua belah pihak. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil