Astronom Luncurkan Teleskop Terkecil di Dunia

Rabu, 27 Februari 2013 – 12:53 WIB
TORONTO - Ilmuwan di University of Toronto Institute for Aerospace Study (UTIAS) meluncurkan teleskop terkecil di dunia yang diberi nama BRIght Target Explorer (BRITE). Peluncuran teleskop ini bertujuan untuk mendorong batas-batas astronomi.

BRITE memiliki berat kurang dari 15 kilogram dan merupakan bagian dari misi baru yang menunjukkan bahwa teleskop ruang angkasa ini  dapat dikembangkan dengan cepat oleh sebuah tim kecil. Biayanya pun tak menyedot keuangan universitas.

Teleskop ini dirancang berbiaya murah oleh laboratorium penerbangan angkasa (SFL) dari University of Toronto Institute Aerospace studi (UTIAS).

Menurut laman redorbit, Senin (24/2), teleskop nano-satelit seperti BRITE sebelumnya hanya digunakan untuk mempelajari kontur bumi dan eksperimen teknologi baru. Namun, para ilmuwan yang berencana membangun modul masa depan ruang angkasa berpenghuni mengatakan, BRITE memiliki potensi untuk membuka pasar yang sama sekali baru dari teknologi berbiaya rendah dengan kinerja tinggi.

BRITE merupakan misi nano-satelit pertama yang dimaksudkan untuk astronomi. Sebelumnya, rekor satelit astronomi terkecil juga dirancang dan dibangun oleh SFL dan UTIAS dan diluncurkan tahun 2003 yang  masih beroperasi hingga kini.
Misi kali ini adalah yang pertama sepenuhnya dibangun Kanada untuk astronomi dengan beratnya 116 pon atau 58 kg, sekitar 10 kali lipat dari BRITE. Sebagai perbandingan, Teleskop Hubble NASA memiliki berat sekitar 24,250 kg.

BRITE tidak dimaksudkan untuk mengambil gambar yang indah seperti Hubble, tetapi akan memberikan kesempatan untuk mengamati bintang-bintang, dan catatan perubahan kecerahan mereka dari waktu ke waktu. Perubahan ini bisa disebabkan oleh bintik-bintik pada bintang, planet, atau bintang lain yang mengorbit bintang. Untuk  pengamatan ini, teleskop perlu berada di orbit untuk menghindari efek berkelap-kelip yang kita lihat di bumi karena filter cahaya melalui atmosfer.

Sebelumnya, organisasi Eropa bakal membangun teleskop raksasa didunia yang membutuhkan dana 1,1 miliar euro  untuk menjawab berbagai pertanyaan mengenai adakah kehidupan lain di luar angkasa. European Extremely Large Telescope (ELT) akan membantu indera penglihatan untuk melihat gambar secara langsung di luar tata surya serta mengetahui orbit matahari lain yang disebut sebagai zona layak huni (habitable zone).

Teleskop ini menggunakan cermin dengan diameter 39 meter yang akan memberi gambar detail dan kedalaman terkait pemandangan dari alam semesta. Bagian bawah teleskop menyematkan cermin dengan panjang delapan sampai sepuluh meter. Cermin besar pada ELT ini terdiri dari hampir 800 segmen heksagonal yang mampu mengumpulkan cahaya 12 kali lipat ketimbang teleskop optik terbesar yang dioperasikan saat ini. Sehingga, ELT mampu melihat benda yang letaknya jauh dan samar. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Android Jadi Sasaran Kejahatan Cyber

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler