Asuransi Tanaman Padi Bikin Para Petani Happy

Minggu, 24 September 2017 – 13:41 WIB
Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat melaporkan kondisi pertanian terkini kepada Presiden Joko Widodo pada pembukaan Jambore Pertanian Nasional 2017 di Cibubur, Jakarta Timur, Minggu (24/9). Foto: Ken Girsang Girsang/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah melakukan sejumlah langkah terobosan demi menyejahterakan para petani dan peternak di Indonesia. Di antaranya dengan memberikan asuransi pada tanaman padi petani. 

"Baru-baru ini terjadi kekeringan, semua kerugian ditanggung asuransi. Ada yang menarik di Bojonegoro, banjir datang petani senang karena kerugian ditanggung oleh asuransi," ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat pembukaan Jambore Peternakan Nasional 2017 di Bumi Perkemahan Cibubur, Minggu (24/9).

BACA JUGA: Kedatangan Mentan Ke Jateng Disambut Hujan

Di acara yang dihadiri Presiden Joko Widodo itu Amran menjelaskan, biaya asuransi tanaman padi hanya Rp 36 ribu/hektare. Ketika padi yang ditanam tak bisa dipanen akibat banjir, maka petaninya mendapat ganti rugi senilai Rp 36 juta.

Selain itu, ternak sapi, kambing dan domba  juga akan diasuransikan. Untuk biaya asuransi sapi hanya Rp 40 ribu per ekor. Dari biaya itu, 80 persen ditanggung pemerintah, sedangkan 20 persen ditanggung oleh peternak.

BACA JUGA: Industri Pakan Ternak Maksimal Memanfaatkan Jagung Lokal

"Kami juga laporkan pada Bapak Presiden, nilai ekspor peternakan naik 20 persen. Kambing, ayam dan termasuk babi sudah diekspor ke beberapa negara. Jadi sesungguhnya Indonesia sudah swasembada protein," ucapnya.

Meski demikian Amran mengakui Indonesia masih perlu meningkatkan peternakan sapi. Dia optimistis  swasembada dapat tercapai dalam waktu dekat karena kini Kementan terus meningkatkan berbagai program pengembangan.

BACA JUGA: Mentan Ajak Semua Komponen Bangsa Hargai Karya Petani

Di antaranya program sapi indukan wajib bunting. Dari program ini telah lahir 1,4 juta ekor sapi tahun lalu.

Kementan juga menganggarkan Rp 100 miliar untuk membeli sperma sapi dari Brasil. Sebab, jenis sapi dari Brazil bisa mencapai bobot antara 1,5 ton-2 ton. “Sementara sapi lokal hanya 400 kilo," katanya.

Sementara terkait harga jual beras, sambung Amran, para pengusaha kini menerima program ‎pemerintah tentang harga eceran tertinggi (HET) beras premium secara baik. Sebab, para pedagang mau menjual beras sesuai HET yang ditetapkan pemerintah.

"Tambahan dari sektor pertanian, HET yang dijalankan semua pengusaha besar premium sudah mengikuti, sudah tenang. Dulu Rp 25 ribu/kg, menjadi Rp 12,5 ribu. Mereka ikhlas menurunkan. Kami yakin harga pangan stabil," pungkas Amran.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cukong Beras Digebrak, Anggota Ombudsman Super Agresif?


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler