jpnn.com, JAKARTA - Sarman Parto Pai (80), warga asal Rembang, Jawa Tengah, akhirnya kembali ke Tanah Air usai dipenjara enam bulan di Mekkah, Arab Saudi.
Sarman dipenjara sekitar enam bulan karena dituduh otoritas setempat melakukan tindakan asusila di pelataran basement Masjidil Haram. Sarman terancam kurungan penjara selama selama 10 bulan.
BACA JUGA: Pemerintah Terus Tagih Janji Saudi kepada Korban Crane
Setelah melalui proses hukum yang panjang, Sarman akhirnya hanya divonis enam bulan kurungan dan 80 kali cambukan oleh pengadilan.
Menurut Konjen RI di Jeddah, Muhammad Hery Saripudin, rata-rata WNI yang mendapat hukuman kurangan penjara di Mekkah dan Jeddah, terkait dengan kasus asusila.
BACA JUGA: Raja Salman Beri Pedang ke Bu Retno, Ini Rencana Kemlu
"Kasus asusila meliputi hampir 90 persen kasus WNI yang ditahan di penjara Mekkah dan Jeddah," kata M Hery Saripudin seperti dikutip dari situs resmi Kementerian Luar Negeri.
Tim dari KJRI Jeddah melakukan upaya pembebasan Sarman dengan berkomunikasi ke mahkamah dan penjara. Akhirnya, mengingat usia Sarman yang sudah sepuh, maka dia dibebaskan dari hukuman cambuk.
BACA JUGA: Kemenlu Keluarkan Imbauan buat WNI di AS
Tak hanya itu, Sarman lalu dikeluarkan dari penjara Mekkah dengan jaminan KJRI. Pihak KJRI kemudian memperkenankan Sarman tinggal di penampungan milik Indonesia.
Sarman tinggal di penampungan sejak Oktober 2016 lalu. Selama itu juga, proses negosiasi pembebasan terhadap dirinya berlangsung.
"Meskipun jemaah umroh, kasus Sarman merupakan salah satu bukti kepedulian pemerintah terhadap WNI di luar negeri tanpa pandang bulu," imbuh Rahmat Aming Lasim, case officer yang selama ini menangani kasusnya.
WNI yang berurusan dengan hukum di Saudi sebenarnya bukan cuma Sarman. Dijelaskan oleh Koordinator Pelayanan Warga KJRI Jeddah, Dicky Yunus, penyebab WNI berurusan dengan hukum Arab Saudi kebanyakan karena ketidaktahuan mereka atas apa yang berlaku di sana.
"Pembekalan bagi mereka yang akan berangkat ibadah umroh harus menjadi suatu keniscayaan bagi travel pelaksana perjalanan Umroh," jelas Dicky Yunus.
Baru-baru ini juga, Dicky Yunus membebaskan dua jemaah Umroh yang ditahan karena bercanda membawa bom.
Sarman telah kembali ke Indonesia dengan didampingi oleh staf KJRI Jeddah. Sarman pun mengungkapkan kegembiraannya ketika di perjalanan menuju bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah. "Ingin segera ketemu cucu dan cicit," tutur pria yang biasa disapa Mbah Sarman ini.?? (kemlu/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menlu Retno: Posisi Indonesia di LCS Tidak Berubah...
Redaktur : Tim Redaksi