BOGOR - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) turun tangan untuk mengatasi persoalan banjir di ibu kota negara. Salah satu solusi pengentasan banjir yang ditawarkan kementerian di bawah nakhoda Dahlan Iskan itu, yakni membangun bendungan di Bogor. Bendungan tersebut juga akan dimaksimalkan sebagai sumber penyedia air bersih yang kini semakin sulit didapatkan warga Jakarta.
Sebelum merealisasikan rencana besar itu, kemarin, Dahlan rela sowan ke Bupati Bogor Rachmat Yasin di Pendopo Bupati di Cibinong. Dahlan memastikan, setelah mengukur kemampuan, baik secara pembiayaan maupun teknis, BUMN mampu membangun bendungan untuk menanggulangi 30 persen banjir ke Jakarta. Rencananya, pembangunan bendungan akan digeber PT Hutama Karya dan Konsorsium dengan menggunakan dana BUMN.
"Sekaligus nantinya bisa untuk memenuhi kebutuhan warga Jakarta yang kekurangan air bersih. Tapi ini masih sangat awal, masih tahap penjajakan," ujar Dahlan usai bertemu Rachmat Yasin.
Dahlan enggan menyebut di mana lokasi waduk akan dibangun. Namun ia memastikan, jika mendapat persetujuan, maka keberadaan bendungan itu berada di daerah Kabupaten Bogor. "Jangan tanya dulu lokasinya di mana. Nanti belum apa-apa malah tidak jadi," katanya.
Kementerian BUMN, lanjut dia, telah menyampaikan rencana ini kepada Presiden SBY dan mendapat respons positif. BUMN juga telah berkoordinasi dengan Kementerian PU, Pemprov DKI Jakarta dan kini bersama Pemkab Bogor. Dahlan yakin, jika segala urusannya lancar, akhir tahun 2013, proyek itu bisa dimulai. "Kalau mau, akhir tahun juga sudah bisa dimulai. Asal semua urusannya lancar. Dalam waktu dekat akan kami urus perizinannya," kata dia.
Saat ini, kata dia, tim BUMN sedang melakukan penyelesaian visibility study pada rencana pembangunan bendungan. Mantan Dirut PLN itu memperkirakan dana yang dibutuhkan untuk membangun bendungan berada dikisaran Rp4-5 triliun. "Dananya dari konsorsium BUMN," terangnya.
Seperti diketahui, ada 13 sungai yang mengalir di Jakarta dengan dikategorikan waspada banjir. Di antaranya Kali Mookevart, Angke, Pesanggrahan, Grogol, Krukut, Kali Baru Barat, Ciliwung, Kali Baru Timur, Cipinang, Sunter, Buaran, Jati Kramat, dan Kali Cakung. Dari ke-13 sungai itu, luapan air dari Kali Ciliwung adalah salah satu penyumbang banjir terbesar.
Sebelumnya, Radar Bogor (Grup JPNN) pernah mengulas rencana pembangunan waduk yang digagas semasa kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, 2001 silam. Rencana ini kembali diangkat oleh Gubernur Joko Widodo (Jokowi) sebagai solusi banjir. Waduk penampung air di hulu Ciliwung, diyakini mampu meminimalisasi datangnya air bah ke ibu kota.
Waduk itu sedianya akan menampung sekitar 25 juta meter kubik air Sungai Ciliwung. Luasnya mencapai 100 hektare dengan kedalaman sekitar 85 meter. Waduk disiapkan sebagai lokasi parkir air hujan, jika air di Sungai Ciliwung meluap. Untuk mengantisipasi meluapnya air di waduk itu, Pemprov DKI juga harus membangun sodetan melalui terowongan ke Kali Cisadane.
Ada wacana, lokasi yang tepat untuk pembangunan waduk adalah di antara empat desa dan dua kecamatan di Kabupaten Bogor, yakni Desa Pandansari di Kecamatan Ciawi, dan Desa Cipayung, Cibogo serta Gadog di Kecamatan Megamendung.
Selain di lokasi itu, ada rekomendasi dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) di tahun 1997, yakni pembangunan waduk di wilayah Parung Badak, dan Genteng. (ful/rik)
Sebelum merealisasikan rencana besar itu, kemarin, Dahlan rela sowan ke Bupati Bogor Rachmat Yasin di Pendopo Bupati di Cibinong. Dahlan memastikan, setelah mengukur kemampuan, baik secara pembiayaan maupun teknis, BUMN mampu membangun bendungan untuk menanggulangi 30 persen banjir ke Jakarta. Rencananya, pembangunan bendungan akan digeber PT Hutama Karya dan Konsorsium dengan menggunakan dana BUMN.
"Sekaligus nantinya bisa untuk memenuhi kebutuhan warga Jakarta yang kekurangan air bersih. Tapi ini masih sangat awal, masih tahap penjajakan," ujar Dahlan usai bertemu Rachmat Yasin.
Dahlan enggan menyebut di mana lokasi waduk akan dibangun. Namun ia memastikan, jika mendapat persetujuan, maka keberadaan bendungan itu berada di daerah Kabupaten Bogor. "Jangan tanya dulu lokasinya di mana. Nanti belum apa-apa malah tidak jadi," katanya.
Kementerian BUMN, lanjut dia, telah menyampaikan rencana ini kepada Presiden SBY dan mendapat respons positif. BUMN juga telah berkoordinasi dengan Kementerian PU, Pemprov DKI Jakarta dan kini bersama Pemkab Bogor. Dahlan yakin, jika segala urusannya lancar, akhir tahun 2013, proyek itu bisa dimulai. "Kalau mau, akhir tahun juga sudah bisa dimulai. Asal semua urusannya lancar. Dalam waktu dekat akan kami urus perizinannya," kata dia.
Saat ini, kata dia, tim BUMN sedang melakukan penyelesaian visibility study pada rencana pembangunan bendungan. Mantan Dirut PLN itu memperkirakan dana yang dibutuhkan untuk membangun bendungan berada dikisaran Rp4-5 triliun. "Dananya dari konsorsium BUMN," terangnya.
Seperti diketahui, ada 13 sungai yang mengalir di Jakarta dengan dikategorikan waspada banjir. Di antaranya Kali Mookevart, Angke, Pesanggrahan, Grogol, Krukut, Kali Baru Barat, Ciliwung, Kali Baru Timur, Cipinang, Sunter, Buaran, Jati Kramat, dan Kali Cakung. Dari ke-13 sungai itu, luapan air dari Kali Ciliwung adalah salah satu penyumbang banjir terbesar.
Sebelumnya, Radar Bogor (Grup JPNN) pernah mengulas rencana pembangunan waduk yang digagas semasa kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, 2001 silam. Rencana ini kembali diangkat oleh Gubernur Joko Widodo (Jokowi) sebagai solusi banjir. Waduk penampung air di hulu Ciliwung, diyakini mampu meminimalisasi datangnya air bah ke ibu kota.
Waduk itu sedianya akan menampung sekitar 25 juta meter kubik air Sungai Ciliwung. Luasnya mencapai 100 hektare dengan kedalaman sekitar 85 meter. Waduk disiapkan sebagai lokasi parkir air hujan, jika air di Sungai Ciliwung meluap. Untuk mengantisipasi meluapnya air di waduk itu, Pemprov DKI juga harus membangun sodetan melalui terowongan ke Kali Cisadane.
Ada wacana, lokasi yang tepat untuk pembangunan waduk adalah di antara empat desa dan dua kecamatan di Kabupaten Bogor, yakni Desa Pandansari di Kecamatan Ciawi, dan Desa Cipayung, Cibogo serta Gadog di Kecamatan Megamendung.
Selain di lokasi itu, ada rekomendasi dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) di tahun 1997, yakni pembangunan waduk di wilayah Parung Badak, dan Genteng. (ful/rik)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kontraktor Pencetak Naskah UN Diblacklist
Redaktur : Tim Redaksi