jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin menyoroti gejolak kenaikan harga komoditas pangan strategis, seperti tahu, tempe, minyak goreng, daging, cabai, bawang, dan daging ayam yang terus terjadi setiap tahun.
Namun, dia menyesalkan seolah tidak ada solusi atas persoalan tersebut.
BACA JUGA: Jelang Ramadan, Harga Cabai Makin Pedas, Simak Informasinya
"Negara kita memiliki potensi yang sangat besar sebagai pengendali stok dan harga pangan. Namun sebaliknya, Indonesia terombang-ambing dengan situasi dunia yang sangat sensitif terhadap stok dan harga pangan," kata Akmal melalui keterangan tertulisnya, Senin (7/3).
Politisi PKS itu menyarankan agar pemerintah segera membuat rekomendasi penyelesaian jangka pendek dan jangka panjang.
BACA JUGA: Harga Daging Sapi Melonjak, Wamentan: Kami Sedang Cari Jalan Keluar
"Solusi jangka pendek sangat penting segera diberikan agar pangan kita tetap terjangkau dan yang paling penting ada stoknya," ujar Akmal.
Akmal menyarankan untuk solusi jangka pendek, selain operasi pasar, pemerintah perlu membuat aturan harga eceran tertinggi (HET) ketat yang merupakan subsidi harga untuk masyarakat tertentu dengan kemampuan daya beli rendah.
BACA JUGA: Sukamta: Harga Minyak Goreng Melambung, Tetapi Langkah Pemerintah Tidak Strategis
Dia menekankan agar pemerintah harus mendengar aspirasi dari peternak, petani, petambak budidaya ikan dan para pedagang agar kebijakan intervensi dapat tepat dan jitu untuk mengendalikan harga pangan.
Akmal menyebut solusi jangka panjang berkaitan pangan, yaitu dengan memberikan kepastian akan keseimbangan pertumbuhan produksi dibandingkan dengan pertumbuhan konsumsi secara nasional.
Menurutnya, semua komoditas pangan, seperti beras, kedelai, jagung, gula, minyak goreng, daging, cabai, bawang, dan daging ayam harus menjadi perhatian.
Kebijakan pemerintah memperketat impor dan peningkatan jumlah produksi yang menyeimbangkan antara permintaan dan ketersediaan juga harus diperkuat.
“Ini menjadi tanggung jawab pemerintah dan rakyat Indonesia untuk menyelesaikan persoalan pangan dalam negeri," tandasnya. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi