jpnn.com - GRESIK - Siti Atikoh Supriyanti berkunjung ke UD Sumber Makmur di Desa Gadingwatu, Kecamatan Meganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Rabu (20/12).
Perwakilan sejumlah pemilik usaha tahu tampak menyambut Atikoh Ganjar.
BACA JUGA: Atikoh Sebut Alpha Women Bisa Jadi Korban KDRT, Begini Fenomenanya
Lalu, mereka mengajak istri Calon Presiden RI nomor urut 3 di Pilpres 2024 Ganjar Pranowo, itu melihat produksi tahu dan berinteraksi di sana.
Atikoh Ganjar dalam kunjungan itu dicurhati oleh para perajin tahu soal ketersediaan bahan baku dan kualitas bahan lokal.
BACA JUGA: Ada Salam untuk Ganjar dari Aan saat Siti Atikoh Menikmati Malam di Tunjungan
"Karena mereka masalah utamanya adalah ketersediaan kedelai yang selama ini bergantung pada impor, sehingga ketika kran impornya ditutup, itu mereka agak kesulitan," kata Atikoh.
Lulusan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) itu mengatakan bahwa perlu komitmen kuat pemerintah dalam hal kedaulatan pangan. Dia mencontohkan misalnya riset soal kedelai mesti diperbanyak guna mencari bibit dengan kualitas yang baik.
BACA JUGA: Atikoh Ganjar Raun-Raun di Jalan Tunjungan, Massa Meruah, Surabaya Pecah
"Perlu ada upaya agar kedaulatan pangannya benar-benar tercapai, itu harus melakukan banyak riset terkait dengan bibit untuk kedelai yang sangat bisa produktif di Indonesia," ungkapnya.
Dari keluhan para perajin itu, Atikoh jadi mengerti ada kedelai lokal yang kualitasnya cukup bagus.
Para perajin saat ini menggunakan kedelai dari Grobogan.
Sebelumnya, mereka pernah menggunakan kedelai yang berasal dari Sumbawa dan Bima.
"Karena sebetulnya ada di beberapa tempat tanahnya potensial, seperti Sumbawa, Bima. Kalau selama ini mungkin lebih bergantung pada yang di Grobogan," katanya.
Siti Atikoh Supriyanti, istri Capres Ganjar Pranowo. Foto: Tim Media GP.
Atikoh mengatakan penggunaan kedelai lokal untuk bahan baku tempe dan tahu sebenarnya lebih baik. Hanya saja, pengrajin tahu menyebut ketahanannya belum sebaik impor.
"Kalau dari sisi kualitas, rasa menggunakan kedelai lokal itu lebih enak. Cuma mungkin dari sisi ketahanannya, ini bisa by riset untuk bisa tahu (cara) mereka tetap kuat tidak basi," ujarnya.
Tak hanya itu, Atikoh juga mencatat keluhan soal subsidi.
Selama ini, perajin mengatakan bahwa subsidi hanya untuk tengkulak.
"Harapannya juga bisa diberikan langsung kepada para perajin tahu subsidi harga bahan baku," pungkasnya. (jpnn)
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : JPNN.com