Atlet Peraih Medali Diberi Penghargaan Satu Unit Rumah

Minggu, 17 Januari 2016 – 13:27 WIB
Gubernur NTT selaku ketua Umum KONI NTT, Frans Lebu Raya membuka secara resmi pelaksanaan Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) PON XIX 2016 Provinsi NTT, Jumat (15/1). FOTO: Timor Express/JPNN.com

jpnn.com - KUPANG – Gubernur NTT selaku ketua Umum KONI NTT, Frans Lebu Raya kembali menegaskan bahwa untuk PON XIX tahun ini, semua atlet yang meraih medali akan mendapatkan satu unit rumah.

“Untuk diangkat menjadi PNS memang sulit, tapi kalau diangkat menjadi tenaga kontrak pasti bisa. Dan apa yang disampaikan Ketua Harian akan diwujudkan,” kata Frans Lebu Raya saat meresmikan pembukaan Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) PON XIX 2016 Provinsi NTT, Jumat (15/1).

BACA JUGA: Keren! Beginilah Cara PBSI Kepri Merapikan Data Para Atlet, Wasit, Klub dan Aset

Hal itu disampaikan gubernur terkait usulan agar para peraih medali bisa dinaikkan pangkatnya satu tingkat bagi PNS dan TNI/Polri serta yang belum bekerja diangkat menjadi tenaga kontrak, dan juga terkait kekurangan dana yang dibutuhkan sekitar Rp 2,5 miliar yang disampaikan oleh ketua Harian KONI dalam laporannya.

Pembukaan Pelatda ini sendiri, ditandai dengan penyerahan peralatan latihan secara simbolis dari gubernur kepada Ketua Harian Pertina NTT David Radja mewakili 10 cabang olahraga yang meloloskna atletnya ke PON XIX tahun 2016 di Jawa Barat.

BACA JUGA: Jos! Anak Muda yang Doyan Berantem Silakan Masuk Federasi Ini Dijamin Berprestasi

“Yang penting berlatih dan berlatih. Dan jangan lupa berdoa, karena doa mempunyai kekuatan yang luar biasa. Kalau tidak semua mendoakan, paling tidak gubernur pasti mendoakan kalian semua,” imbuhnya.

Ia menegaskan semua ini untuk daerah ini. Kalau ada penghargaan yang diberikan itu soal lain. “Sering kali saya katakan, selama ini kita susah menghargai prestasi orang. Dan atlet yang dapat penghargaan di PON, pertama kali dilakukan oleh Fren (Frans-Esthon)," ungkapnya.

BACA JUGA: Atlet Yang Suka Begadang, Simak Nih Pesan Gubernur

“Dan memang atlet yang berprestai harus diberi penghargaan. Kenapa tidak ada konvoi yang dilakukan oleh anak muda ketika para atlet pulang dari PON. Apakah harus digerakkan dulu? Dan ini harus dibiasakan.

Frans menambahkan, masyarakat juga harus disadarkan bahwa PON bukan urusan merupakan pribadi setiap atlet atau pengurus, tetapi urusan kita semua. Selama pelatda tentunya para atlet membutuhkan gizi. Apakah ada yang mau datang antar susu satu kontainer misalnya untuk mendukung para atlet?

“Nanti kita akan upayakan. Dan ini tentunya perlu partisipasi semua pihak dan mari kita keroyokan supaya atlet selama berlatih merasa tenang dan fit,” ajaknya.

Selaku ketua Umum KONI NTT, Gubernur memastikan bahwa dirinya akan terus memantau persiapan atlet selama pelatda hingga keberangkatan ke Bandung-Jawa Barat mengikuti PON XIX. “Harus selalu bangun persaudaraan dan kebersamaan. Tidak boleh saling iri, dan mengikuti Pelatda dengan sebaik-baiknya,” ingatnya.

Menurutnya, pemerintah dan KONI NTT tentunya mempunyai target tinggi di PON nanti. Dan pemerintah pasti akan memberikan perhatian. “Pikirkan saja berlatih dan berlatih, jaga kesehatan Dan pola makan,” katanya. 

Hadir dalam kesempatan tersebut, Wakil Gubernur NTT Beny Litelnoni, jajaran pengurus KONI NTT seperti Ketua Harian KONI Andre Koreh, Sekretaris Umum KONI Lambert Tukan, Kabid Organisasi Umbu Saga Anakaka, Kabid Usaha Dana Muhammad Ansor dan pengurus lainnya, Ketua Umum Perkemi NTT, Esthon L. Foenay, Ketua Haian Perkemi Barnabas nDjurumana, Ketua Harian Pertina NTT David Radja, Agus Bria Seran dari FORKI NTT, tokoh agama, Kadispora NTT Nahor Talan, dan para atlet serta pelatih.(rum/fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keren, Gadis Kelahiran Bangka Dinobatkan sebagai Peraih MVP


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler