jpnn.com, JAKARTA - Rektor Universitas Atma Jaya Jakarta, Dr. Agustinus Prasetyantoko menyambut gembira dipilihnya Kampus Universitas Atma Jaya Jakarta sebagai tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Nasional Umat Katolik Indonesia pada tanggal 12 Agustus 2017 mendatang.
Prasetyantoko menjelaskan relevansi penyelenggaraan Konfernas Umat Katolik Indonesia bagi kampus Universitas Atma Jaya Jakarta. Alasan pertama, kata dia, karena kampus ini meskipun didirikan oleh orang muda Katolik pada waktu itu, tapi semangatnya adalah kebangsaan.
BACA JUGA: Dukung Perppu Ormas, FSB dan DKM se-Jakut Keluarkan 6 Sikap
“Buktinya ada dua. Pertama, lambang Atmajaya adalah Pancasila. Kedua, ulang tahun Atma Jaya itu 1 Juni, itu hari lahir Pancasila. Jadi semangat tentang kebangaan, tentang Pancasila itu sejak lahirnya Atmajaya itu,” tegas A Prasetyantoko kepada JPNN.com usai Rapat Koordinasi Panitia Konfernas Umat Katolik Indonesia di Kampus Universitas Atma Jaya Jakarta, Sabtu (5/8).
Relevansi kedua, menurutnya, Atmajaya baru saja membuka kampus baru di BSD (Bumi Serpong Damai). Dengan demikian, maka Atmajaya punya tiga kampus.
BACA JUGA: Panglima TNI: Pancasila Tidak Boleh Diubah
“Punya tiga kampus bukan berarti punya tiga lokasi tapi punya narasi yang berbeda. Dan Kampus (Atama Jaya) Semanggi ini memang sebagai Center National Development. Sehingga itu menjadi satu pusat aktivitas yang punya kontribusi terhadap bangsa,” tegas A Prasetyantoko.
Terkait Pancasila, A Prasetyantoko menjelaskan tantangan yang dihadapi dalam kehidupan berbangsa saat ini sangat penting. “Kami merasa ingin berkontribusi betul dengan acara ini dan kelanjutannya, bagaimana Pancasila menjadi satu kontribusi yang solid bagi bangsa ini supaya tidak ada goncangan yang signifikan kedepan,” katanya.
BACA JUGA: Ingat, Ini Pesan Pak Menhan untuk Mahasiswa Baru
Ia juga menyinggung tentang tantang yang dihadapi masyarakat Indonesia saat ini. Menurutnya, ketika suatu keberagaman itu jadi isu, masyarakat mulai balik lagi kepada kelompok-kelompok kecil. Hal itu menjadi tantangan yang serius karena kekuatan bangsa ini adalah kemajemukan.
“Mmelalui Konfernas ini merupakan suatu upaya meneguhkan lagi sebagai bangsa dengan berbagai macam keberagaman menjadi satu. Ini upaya yang tidak hanya dilakukan sekali jadi tapi secara sistematis harus dilakukan terus-menerus dalam cara yang cukup panjang kedepan,” katanya.(fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Michelle: Pendidikan Pancasila Mesti Jadi Kurikulum Wajib
Redaktur & Reporter : Friederich