KENDARI - Di tengah hiruk - pikuk pencalegan yang berseliweran di KPU, internal Partai Gerindra masih saja dirundung masalah. Puncaknya, atribut Gerindra dibakar sembari mereka ramai-ramai mundurkan diri. Ini merupakan puncak dari pencopotan ketua Gerindra Kota Kendari Ishak Ismail.
"Kami kembali meluruskan bahwa Ketua DPC Gerindra Kota Kendari, Ishak Ismail tidak dipecat tetapi mengundurkan diri secara lisan melalui Bendahara DPD Gerindra Sultra. Terkhusus posisi saya di partai juga diganti, dari Sekretaris DPD menjadi Dewan Penasehat,tetapi secara pribadi maupun secara organisasi menyatakan mengundurkan diri baik keanggotaan maupun kepengurusan sehingga tidak terlibat lagi dengan urusan kepartaian," ungkap Ahmad Rivai Budiman, Selasa (24/4).
Secara pribadi, menurut Oscar-sapaan akrab Rivai Budiman, Partai Gerindra tidak berjalan pada tatarannya.Hal itulahyang membuat dirinya tidak bisa bekerjasama dengan kader-kader Gerindra lainnya termasuk oknum-oknum DPD yang sudah tidak bisa dipercaya.
"Surat pengunduran diri sudah saya layangkan bersamaan surat kepindahan saya pada partai lain entah itu dikirim atau tidak saya tidak tahu. Saya mundur sejak tanggal 14 April lalu," katanya.
Hal mengangetkan justru datang dari Ketua OKK Gerindra Sultra, Jainuddin Ladansa. Menurut dia, SK DPP tersebut palsu terlihat dari tanda tangan Ketua Umum dan Dewan Pembina, karena tanda tangan itu discan.
Ia mundur dari partai karena melihat pola permainan tida sehat. Jadi kalau pola permaian dipertontonkan oknum DPD dan DPP jangan bermimpi akan besar karena mekanisme tidak benar. Ada oknum DPP yang maisah lapar bergabung untuk mencari uang. Saya tidak terbiasa dengan perilaku kotor itu,"tukasnya. (p3/han/nan)
"Kami kembali meluruskan bahwa Ketua DPC Gerindra Kota Kendari, Ishak Ismail tidak dipecat tetapi mengundurkan diri secara lisan melalui Bendahara DPD Gerindra Sultra. Terkhusus posisi saya di partai juga diganti, dari Sekretaris DPD menjadi Dewan Penasehat,tetapi secara pribadi maupun secara organisasi menyatakan mengundurkan diri baik keanggotaan maupun kepengurusan sehingga tidak terlibat lagi dengan urusan kepartaian," ungkap Ahmad Rivai Budiman, Selasa (24/4).
Secara pribadi, menurut Oscar-sapaan akrab Rivai Budiman, Partai Gerindra tidak berjalan pada tatarannya.Hal itulahyang membuat dirinya tidak bisa bekerjasama dengan kader-kader Gerindra lainnya termasuk oknum-oknum DPD yang sudah tidak bisa dipercaya.
"Surat pengunduran diri sudah saya layangkan bersamaan surat kepindahan saya pada partai lain entah itu dikirim atau tidak saya tidak tahu. Saya mundur sejak tanggal 14 April lalu," katanya.
Hal mengangetkan justru datang dari Ketua OKK Gerindra Sultra, Jainuddin Ladansa. Menurut dia, SK DPP tersebut palsu terlihat dari tanda tangan Ketua Umum dan Dewan Pembina, karena tanda tangan itu discan.
Ia mundur dari partai karena melihat pola permainan tida sehat. Jadi kalau pola permaian dipertontonkan oknum DPD dan DPP jangan bermimpi akan besar karena mekanisme tidak benar. Ada oknum DPP yang maisah lapar bergabung untuk mencari uang. Saya tidak terbiasa dengan perilaku kotor itu,"tukasnya. (p3/han/nan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengakuan Ayah Ika, Anaknya Senang Dinikahi Kiai Subchan
Redaktur : Tim Redaksi