SAGAING - Pemimpin oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi, 66, membuktikan tekad dan komitmen dirinya sebagai calon anggota legislatif (caleg) dalam pemilu sela parlemen 1 April nanti. Suu Kyi kemarin (4/3) melanjutkan kampanye di wilayah Sagaing, sekitar 32 kilometer dari Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar.
Itu merupakan kampanye hari kedua Suu Kyi di kawasan sekitar Mandalay, 716 kilometer utara Kota Yangon, tersebut. Agenda Suu Kyi berlanjut meski sehari sebelumnya peraih Nobel Perdamaian 1991 itu jatuh sakit saat kampanye yang dihadiri ribuan massa di Mandalay.
Lautan massa pun menyambut dengan hangat putri pahlawan nasional Myanmar, Jenderal Aung San, itu. "Semoga Daw Suu Kyi sehat selalu," teriak massa yang mengelu-elukan tokoh kelahiran Yangon pada 19 Juni 1945 tersebut.
Suu Kyi pun terharu atas sambutan warga di Kota Sagaing. "Kondisi saya memang kurang begitu sehat kemarin (Sabtu, Red). Tetapi, karena keramahan dan kebaikan kalian, saya merasa sehat hari ini (kemarin, Red). Saya sudah pulih sekarang," ujar Suu Kyi di depan puluhan ribu orang yang sengaja datang untuk mendengarkan pidatonya.
Sabtu lalu (3/3), ibu dua anak itu terpaksa rehat dan menghentikan pidatonya di Mandalay. Ketika itu, lebih dari 100 ribu orang menghadiri kampanyenya di pinggiran kota. Ini merupakan jumlah massa terbesar selama Suu Kyi berkampanye sebagai caleg.
Sumber di partainya, NLD (Liga Nasional untuk Demokrasi), menuturkan bahwa ketika itu Suu Kyi mengalami muntah beberapa kali. Dia pun meminta waktu untuk menghentikan pidatonya selama sepuluh menit sebelum akhirnya kembali lagi ke panggung.
Selama kampanyenya kali ini, Suu Kyi didampingi dua orang dokter pribadi. "Saat ini (kemarin, Red) beliau sudah pulih lagi," ujar Tin Myo Win, dokter pribadi Suu Kyi, kepada Agence France-Press. Dia menyatakan bahwa Suu Kyi terkena flu.
Tokoh demokrasi Myanmar yang telah menjadi ikon internasional itu memang memiliki jadwal padat menjelang pemilu sela. Dia berkampanye ke berbagai wilayah di negerinya dan menerima sejumlah tokoh asing di kediamannya di pinggiran Kota Yangon.
Keputusannya tampil sebagai caleg dinilai sebagai sinyal kuat bagi kemungkinan terjadinya reformasi di Myanmar setelah pemerintahan sipil sejak tahun lalu menggantikan junta militer di negeri tersebut. Meski begitu, karena pemilu sela hanya memperebutkan 48 kursi, oposisi belum mampu memberikan ancaman bagi kursi mayoritas pemerintah di parlemen.
Tetapi, rezim baru Myanmar menerbitkan harapan setelah melakukan serangkaian perubahan dramatis. Termasuk, membebaskan para tahanan politik (tapol) dan melakukan gencatan senjata dengan pemberontak etnis Karen. "Saya sengaja datang ke Mandalay untuk meminta bantuan kalian," kata Suu Kyi, Sabtu lalu.
Dia lantas mengajak warga agar memberikan suara untuk NLD dalam pemilu sela nanti. Jika terpilih, Suu Kyi akan menjadi anggota parlemen untuk kali pertama. "Saya belum pernah lihat massa sebesar ini sejak 1988," aku Suu Kyi soal lautan warga yang datang dalam kampanyenya di Mandalay.
Pada 1988 Suu Kyi sangat populer dan meraup simpati luas sebagai tokoh pro-demokrasi di Myanmar. Setelah itu, dia berstatus tahanan rumah di era pemerintahan junta. (AFP/AP/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tornado Sapu Tiga Negara Bagian di AS
Redaktur : Tim Redaksi