Pelaku grafiti di Australia Barat akan dipenjarakan dan didenda lebih dari $24 ribu (sekitar Rp250 juta). Selain itu, pelakunya juga diwajibkan menghapus "karya" mereka tersebut.
Hal ini termuat dalam UU baru mengenai vandalisme grafiti yang diloloskan Parlemen Australia Barat, Selasa (15/9/2015).
BACA JUGA: Badak Putih Selatan di Kebun Binatang Australia Selatan Melahirkan Lagi
UU yang merupakan janji pemilu Partai Liberal Australia Barat ini dapat menjerat pelaku grafiti dengan hukuman maksimal hingga dua tahun penjara.
Menteri urusan Kepolisian Liza Harvey mengatakan UU itu diperlukan karena pidana vandalisme saat ini hanya berlaku pada kerusakan akibat tindak kriminal dan juga pada properti.
BACA JUGA: Tony Abbott Janji tak Ganggu PM Australia yang Baru
"Kerusakan properti mencakup aktifitas menulis di dinding sampai tindakan membakar rumah senilai $2 juta," katanya.
"Sehingga pengadilan kurang serius menindak pelanggaran grafiti daripada harapan masyarakat."
BACA JUGA: Universitas ANU Canberra Kini Terbaik ke-19 Sedunia
Berdasarkan undang-undang ini, pelanggaran akan berlaku bagi siapa saja yang kedapatan memiliki alat graffiti dengan tujuan melakukan grafiti dan pelaku akan menghadapi denda $6000 (sekitar Rp61 juta) jika terbukti bersalah.
Semua terdakwa pelanggaran vandalisme ini juga akan menghadapi perintah membersihkan grafiti.
"Ini membuat sanksi hukum yang diterapkan sesuai dengan kejahatan yang mereka lakukan," kata Harvey.
Harvey mengatakan ia berharap undang-undang yang lebih keras ini akan mencegah mereka yang berpotensi melakukan pelanggaran vandalisme grafiti.
"Satu hal yang pastinya akan tidak disukai para pelaku vandalisme grafiti ini adalah bahwa mereka harus membersihkan upaya vandalisme orang lain, sehingga saya pikir ini mekanisme pencegahan yang baik," katanya.
Pelaku grafiti juga akan menghadapi penyitaan properti mereka, seperti ponsel pintar dan laptop yang digunakan untuk merekam vandalisme grafiti.
Otoritas Transportasi Umum akan diberikan kekuasaan untuk melarang pelaku serangkaian grafiti di bus, kereta api dan stasiun dan pemerintah daerah akan memiliki kemampuan untuk memasuki properti pribadi untuk menghapus grafiti.
Harvey mengatakan vandalisme grafiti setiap tahunnya memakan biaya negara sekitar $ 8 juta hanya untuk menghapus dan membersihkan grafiti tersebut.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tujuh Hal yang Perlu Anda Tahu Mengenai PM Australia yang Baru